DOSA-DOSA SYIRIK
“Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan mengampuni dosa selain dari syirik bagi siapa yang di kehendakinya, barang siapa yang mensekutukan Alloh maka sesunggunya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”
(Qs. An Nisa’: 116)
Syirik adalah dosa yang paling besar diantara dosa-dosa yang ada, sehingga Alloh subhanhu wata’ala tidak mau mengampnui dosa syirik. Dan syirik itu adalah penyakit yang menimpa hati, maka kita berusaha untuk mengetahui sebab-sebabnya sebagaimana seorang dokter itu berusaha untuk mengetahui sebab-sebab penyakit yang menimpa jasad sehingga bisa untuk mengobatinya.
Sebenarnya tubuh manusia itu adalah sehat dan selamat, akan tetapi kesehatan tubuh itu kadang terserang penyakit jika manusia tidak menjaga kesehatannya. Demikian juga jiwa manusia sebenarnya juga sehat dan selamat akan tetapi jiwa manusia itu terkadang terserang penyakit, jika manusia tidak menjaganya dengan amalan-amalan yang baik atau jika manusia itu lalai dan lupa untuk berdzikir kepada Alloh, maka dengan mudah setan akan masuk kedalam hati dan menggoda manusia untuk dijauhkan dari jalan yang lurus. Oleh karena itu, jika hati sudah terserang penyakit cepat-cepat dan bersegerahlah untuk taubat dan kembali ke jalan yang lurus, jika tidak maka hati itu akan semakin banyak penyakitnya.
Sebagaimana Firman Alloh subhanahu wata’ala:
“Dalam hati mereka ada penyakit lalu di tambah Alloh penyakitnya.”
(Qs. Al Baqoroh: 10)
Dan di bawah ini termasuk diantara penyakit penyakit hati yang dapat menyebabkan terjatuh kedalam kesyirikan :
RASA KAGUM DAN MENGAGUNGKAN
Merupakan fitroh manusia untuk kagum terhadap kepahlawanan dan kebesaran seseorang serta kagum terhadap sesuatu yang diluar kemampuan orang lain. Sebenarnya kagum yang seperti ini tidak dicela dan tidak membahayakan fitroh yang lurus, bahkan kadang-kadang di perintahkan. Seperti seorang anak kagum terhadap kedua orang tuanya, kagum yang seperti ini, di perintahkan.
Sebagaimana Firman Alloh Ta’ala:
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah “ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : Wahai Rabbku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
(Qs. Al Israa’ : 23-24)
Demikian juga mengagungkan Nabi dan para Rasul juga di perintahkan.
Firman Alloh Ta’ala:
“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan untuk di ta’ati dengan idzin Alloh.”
(Qs. An Nisa’: 64)
Demikian juga mengagungkan para ulama’ dan orang orang yang sholeh dari umat ini adalah wajib. Sabda Rasululloh salallahu ‘alaihiwasalam:
“Ulama’ adalah pewaris para nabi.“
(HR. Bukhori)
Dalam sabdanya yang lain:
“Bukan dari golongan kami orang yang tidak menghormati orang yang besar dan mengetahui keutamaan orang alim diantara kami.“
(HR. Ahmad)
Kekaguman terhadap seseorang itu akan menjadi sesat jika sampai pada pengkultusan, jika sampai mengkultuskan berarti ia telah memasuki daerah syirik. Karena pengkultusan itu tidak diperbolehkan kecuali hanya kepada Alloh subhanahu wata’ala saja. Jika seseorang telah mengkultuskan orang atau sesuatu berarti ia telah melakukan dosa syirik. Hal yang seperti ini pernah dilakukan oleh orang orang zaman dahulu.
Dalam Firman Alloh subhanahu wata’ala:
“Nuh Alaihissalam berkata: Ya Robku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambahnya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat besar dan mereka berkata: janganlah sekali kali kamu meninggalkan tuhan tuhan kamu dan janganlah sekali kali kamu meninggalkan wadd, dan jangan pula suwa’, yaghuts, ya’uq, dan nasr.”
(Qs. Nuh: 21-23)
Ibnu Katsir Rohimahulloh berkata dalam menafsiri ayat ini: Yaghust, ya’uq dan nasr mereka adalah orang orang yang sholeh antara nabi Adam Alaihisalam dan Nuh Alaihisalam, dan mereka mempunyai pengikut yang setia, ketika mereka sudah meninggal maka berkatalah para pengikutnya: Seandainya kita menggambar mereka maka kita akan lebih rajin ibadah dan kita selalu ingat mereka, maka mereka menggambarnya, tatkala pengikutnya sudah meninggal dan datanglah generasi selanjutnya, maka iblis datang kepada mereka dan menggoda mereka seraya berkata : Sesungguhnya mereka dulu itu menyembah mereka dan meminta hujan sama mereka, maka mereka menyembahnya.
PERCAYA KEPADA HAL HAL YANG DAPAT DI INDRA TIDAK PERCAYA PADA YANG TIDAK DAPAT DI INDRA
Alloh subhanahu wata’ala memberikan kepada manusia fithroh yaitu dua kecenderungan, yang pertama: condong atau percaya kepada hal hal yang dapat di indra, maksudnya yaitu yang dapat di raba, yang dapat dilihat dengan mata, didengar, dicium dan dapat dipegang. Yang kedua: condong atau percaya pada hal-hal yang ghoib, maksudnya yaitu hal-hal yang tidak dapat diraba atau di lihat dengan mata.
Sebagaimana telah di jelaskan diatas bahwa hati itu bisa tertimpa penyakit jika tidak dijaga dan tidak diberi gizi yang sholeh, seperti dzikir kepada Alloh subhanahu wata’ala dan dengan amalan-amalan yang sholeh. Dan hati akan tertimpa penyakit jika melupakan hal-hal yang tidak dapat diindra dan hanya percaya pada hal-hal yang dapat diindra saja, jika ini berlanjut lama kelamaan akan mengingkari adanya Alloh subhanahu wata’ala sebagaimana perkataan seorang musyrik kepada Alloh.
“Dia tidak dapat di lihat oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui.”
(Qs. Al An’am: 103)
Bahkan Bani Isroil sampai derajat yang sangat buruk ketika mereka berkata kepada Musa:
“Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Alloh dengan terang.”
(Qs. Al Baqoroh: 55)
HAWA DAN SYAHWAT
Penyakit hati yang lain yang dapat menyebabkan seseorang jatuh kepada kesyirikan yaitu hawa nafsu dan syahwat. Bahwasanya agama islam di turunkan oleh Alloh subhanahu wata’ala itu lengkap dengan peraturan-peraturan dan hukum-hukum dan para manusia wajib melaksanakan peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang Alloh tetapkan dalam kehidupan mereka.
Dan hati yang bersih, fitroh yang lurus akan cenderung menerima apa yang diwajibkan oleh Alloh, akan tetapi jika hati itu dikalahkan oleh hawa nafsu dan syahwat maka akan cenderung menolak dan memberontak terhadap hukum-hukum yang ditetapkan oleh Alloh.
Disebutkan dalam Firman-Nya:
“Dan apabila di katakan kepada mereka : Ikutilah apa yang di turunkan oleh Alloh mereka menjawab : Tidak, tapi kami hanya mengikuti apa yang kami dapati bapak bapak kami mengerjakannya.”
(Qs. Luqman: 21)
Dan Firman Alloh subhanahu wata’ala yang lain:
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya.”
(Qs. Maryam: 59)
Dan Firman Alloh subhanahu wata’ala yang lain:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapatkan petunjuk dari Alloh sedikitpun.”
(Qs. Al Qoshosh: 50)
Dan orang yang mengikuti dan menuruti hawa nafsu itu lebih mementingkan kehidupan dunia daripada akherat.
SOMBONG UNTUK BERIBADAH KEPADA ALLOH
Sombong adalah sala satu diantara macam penyakit hati yang dapat menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan. Kesombongan itu dimulai dari sombong kepada manusia dan berakhir sombong terhadap beribadah kepada Alloh.
Rasululloh shalallahu ‘alaihiwasallam bersabda:
“Tidak akan masuk jannah orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun seberat biji atom.”
(HR. Muslim)
Biasanya orang yang sombong itu mereka memiliki harta yang banyak atau mempunyai kekuasaan. Dan orang yang sombong adalah orang paling gila meskipun sebenarnya ia adalah orang yang waras.
Sebagaimana kisah Fir’aun yang di sebutkan dalam Al Qur’an:
“Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya seraya berkata : Hai kaumku, bukankah kerajaan mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihatnya.”
(Qs. Az Zukhruf: 51)
Dan firman Alloh yang lain:
“Pergilah kamu kepada fir’aun, sesungguhnya dia telah melampui batas. Dan katakanlah kepada Fir’aun: Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri dari kesesatan. Dan kamu akan ku pimpin ke jalan Rabbmu agar supaya kamu takut kepada-Nya. Lalu musa memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang besar. Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian ia berpaling seraya berusaha menantang Musa. Maka dia mengumpulkan pembesar-pembesarnya lalu berseru memanggil kaumnya. Seraya berkata : Aku tuhanmu yang paling tinggi. Maka Alloh subhanahu wata’ala mengadzabnya dengan adzab di akherat dan adzab di dunia.”
(Qs. An Nazi’aat: 17-25)
Dan masih banyak contoh-contoh orang-orang yang sombong pada zaman dahulu, yangdi mulai dari kesombongan terhadap manusia dan akhirnya sombong terhadap beribadah kepada Alloh subhanahu wata’ala.
ADANYA PARA THOGHUT YAITU ORANG ORANG YANG MENGINGINKAN SUPAYA MANUSIA MENYEMBAH DIRINYA DAN MEREKA MENOLAK HUKUM HUKUM ALLOH
Sebab-sebab syirik pada sejarah zaman jahiliyah adalah adanya para thoghut dari manusia yang menginginkan supaya manusia itu menyembah pada dirinya, dan supaya manusia itu mengikuti kehendaknya dan menolak hukum-hukum Alloh subhanahu wata’ala. Dan mereka mengangkat diri mereka sebagai Rabb dan tuhan tuhan selain Alloh subhanahu wata’ala.
Dan para thoghut dalam Al Qur’an dinamakan Al Mala’ mereka adalah orang yang pertama kali mendustakan para Rasul.
Firman Alloh subhanahu wata’ala,
“Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: Wahai kaumku sembahlah Alloh, sekali-kali tidak ada Rabb bagimu selain-Nya, sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah-Nya aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.”
(Qs. Al A’rof: 59-60)
Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang disebutkan dalam Al Qur’an. Demikianlah para thoghut itu selalu mendustakan para Rasul dan mereka tidak cukup hanya dengan mendustakan saja, bahkan mereka juga mengintimidasi.
Wallahua’lam