Bogor (www.hasmi.org) | Hari Ahad Kemarin (30/03/14), DPP HASMI Mengadakan kegiatan dauroh sehari di Masjid Raya Ali Bin Abi Thalib, Cimanglid, Bogor. Kegiatan ini diperuntukkan wajib bagi seluruh struktur dan anggota HASMI, namun beberapa simpatisan pun ikut hadir dalam Dauroh yang dilakukan sehari penuh dari pukul 09.00 – 17.00 WIB.
Alhamdulillah, Seluruh struktur & Anggota dari Jawa Barat termasuk JABODETABEK & Bandung, Jawa tengah, Jawa Timur, dan Madura dapat berkumpul menghadiri dauroh untuk upaya pembinaan dari Dewan Pembina HASMI. Ratusan orang pun memadati ruang masjid yang berdekatan dengan stasiun Radio Fajri Bogor tersebut. Gelora Antusias dan semangat menyelimuti segenap invidu dalam mengikuti dauroh hingga akhir acara.
Acara Dauroh DPP HASMI diawali langsung dengan pemaparan oleh Dewan Pembina, kesempatan kali ini Ustadz Abdul Karim Al-Katsiri –hafizhohullohu ta’ala- berkenan hadir memberikan tausyiah yang setiap kata dan kalimat yang diucapkannya dalam tausyiah itu sangat sayang untuk dilewatkan. Meskipun hanya setengah jam pemaparan yang disampaikan beliau, namun memberikan efek ilmu syar’i yang mendalam bagi rohani segenap insan yang duduk seksama memperhatikan taujih yang disampaikan. Iman dan Motivasi Dakwah pun menggelora dalam hati para ikhwah HASMI di tempat.
Untaian-untaian pertanyaan pun mengiringi akhir dari tausyiah singkat beliau. Seorang penanya menangis dengan suara tinggi sembari menanyakan pertanyaan kepada ustadz yang sering disapa Abu Muhammad tersebut.
“Ustadz, tadi antum menyebutkan bahwa ridho Allah ada pada ridho orang tua. Bersyukur pada orang tua berarti bersyukur kepada Allah [swt]. Bagaimana mungkin saya yang hina ini dapat mengganti setiap pengorbanan yang telah orang tua lakukan kepada saya, setiap kebaikan yang mereka berikan kepada saya. Tak mungkin saya dapat membalas itu semua… Meskipun bergadang siang dan malam. Bagaimana ini ustadz? Bagaimana mungkin saya bisa bisa masuk ke dalam jannah Allah [swt]?” Tutur seorang kader da’i, seraya meneteskan air mata saat bertanya kepada ustadz Abu Muhammad.
Dengan tatapan penuh seolah ikut merasakan apa yang dirasa oleh kader da’i tersebut, Ustadz Abu Muhammad menjawab, “Memang setiap kita dengan seluruh pahala yang kita miliki, meskipun beribadah siang dan malam tidak akan dapat memasukkan kita ke dalam jannah Allah [swt]. Yang dapat memasukkan seorang muslim ke dalam jannah-Nya hanya Rahmat Allah [swt] semata. Hanya dengan rahmat dari-Nya kita bisa bertemu dan melihat wajah-Nya. Maka ikhlaskan segenap amal ibadah yang kita lakukan kepada Allah Robbul ‘alamin.” Jawab Dewan Pembina DPP HASMI, Ustadz Abu Muhammad Abdul Karim Al-Katsiri kepada seorang penanya dalam dauroh tersebut.
“Doa! Jangan lupakan do’a. Selalu berdo’a kepada Allah [swt]. Minta kepada-Nya agar kita bisa mendapatkan Rahmat-Nya, Agar kita bisa beribadah ikhlas kepadanya, agar kita bisa optimal dalam melakukan amal keta’atan kepada-Nya, Agar kita bisa berjumpa dengan-Nya. Sehingga dapat merasakan puncak segala kenikmatan yaitu bisa melihat wajah Robb Sang Pencipta. Hanya lah Allah yang dapat mengabulkan segala permintaan kita. Dan hanyalah orang sombong yang tidak berdo’a kepadanya.” Tambah beliau.
Dengan mengupas kandungan yang terdapat pada surat yusuf ayat 108, “Penyabaran Dalam Jembatan Penitian” menjadi tema tausyiah yang disampaikan ustadz Abu Muhammad sebagaimana yang disebutkannya dalam awal tausyiah beliau.
Setelah istrihat 5 menit, acara dilanjutkan oleh para dewan pimpinan pusat HASMI, mulai dari Ustadz Fatih, Ustadz Supendi, Ustadz Abdul Wahid, Ustadz Wahyu, dan Ustadz Fitri –hafizhohumullohu ta’ala- hadir untuk menyambut, menyapa, dan memberikan info-info seputar HASMI.
Ba’da sholat dan makan siang, Ustadz Supendi memegang kendali acara hingga sore hari, memberikan motivasi dan informasi seputar struktural HASMI.
(Red-HASMI/Husin Nasution)