إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum muslimim rahimakumullah…
Rasulullah adalah manusia yang sangat penyayang dan begitu perhatian kepada umatnya. Beliau senantiasa mengarahkan umatnya kepada jalan menuju surga dan memperingatkan mereka jalan menuju api neraka.
Dalam suatu kesempatan, beliau berbincang-bincang di hadapan para sahabat seraya bersabda,
(( كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى ))
“Setiap umatku masuk surga kecuali orang yang enggan, para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan?’ Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku, sungguh ia masuk surga. Barangsiapa bermaksiat kepadaku, sunguh ia termasuk orang yang enggan.” (HR. Bukhari)
Dalam petikan hadits mulia di atas, Rasulullah menjelaskan tentang tata cara meraih tiket surga yang penuh kebahagian dan jalan masuk api neraka yang penuh kesengsaraan. Ketaatan kepada Rasulullah dan mengikuti ajarannya merupakan faktor terpenting menggapai surga Allah. Kemaksiatan dan pembangkangan kepada syariat Nabi Muhammad berdampak meraih adzab Allah.
Kaum muslimim rahimakumullah…
Salah satu sifat orang beriman adalah mengikuti dan tunduk kepada syariat Allah dan Rasul-Nya. Akibat positif dari hal demikian mereka memperoleh kemenangan dan keberuntungan. Allah berfirman,
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, mereka berkata, ‘Kami mendengar, dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah serta bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” [QS. An-Nur (24): 51-52]
Dari ayat di atas Allah mengabarkan tentang jawaban orang-orang yang benar dalam keimanan mereka saat diseru kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan hukum di antara mereka, baik hukum itu sesuai dengan hawa nafsu mereka ataupun menyelisihinya. Mereka dengan tegas mengatakan, “Kami mendengar hukum Allah dan Rasul-Nya. Kami memenuhi panggilan siapa saja yang menyeru kami kepada Allah. Sungguh kami taat dengan ketaatan sempurna dan tidak ada kesempitan dalam dada kami sedikitpun. Kami tunduk secara totalitas kepada kebenaran.” Kemudian Allah berfirman menyanjung dan memuji mereka, “Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Barangsiapa yang taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dan menjaga untuk tidak menyelisihi perintah-Nya dengan tidak menyepelekan kewajiban dan tidak melanggar perintah, niscaya mereka akan memperoleh kemenangan. Kemenangan tersebut berupa aman dari adzab Allah dan menggapai kenikmatan di surga. Allah berfirman:
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” [QS. Al-Ahzab (33): 71]
Kaum muslimim rahimakumullah…
Bila kita mengikuti apa yang diajarkan Rasululllah , baik dalam aqidah, ibadah, muamalah, dan akhlak, niscaya kita memperoleh kecintaan dan ampunan dari Allah. Menggapai cinta dari Allah merupakan kemulian dan keagungan. Alangkah bahagia bila seseorang dicintai oleh Rabb alam semesta. Tak ada kebahagian dan kenikmatan yang setara dengannya. Allah berfirman,
“Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Ali-Imran (3): 31]
Tatkala utusan kaum Nasrani Najran mengaku bahwa sikap mengagungkan dan mengkultuskan Nabi Isa dan ibunya semata-mata untuk mencari kecintaan Allah dengan cara mencintai orang yang Dia cintai dan mengagungkan orang yang Dia agungkan. Karena itulah Allah Ta’ala memerintahkan kepada Rasul-Nya Muhammad di dalam ayat ini agar mengatakan kepada mereka, “Jika kalian benar-benar mencintai kepada Allah Ta’ala dengan harapan agar Dia pun cinta kepada kalian, maka ikutilah aku atas dasar wahyu yang aku bawa, yang berisikan tauhid dan pengabdian kepada Allah. Maka Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Sesunguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dengan demikian, Allah Ta’ala menolak anggapan dan alasan mereka, bahwa tujuan mereka menuhankan Isa Al-Masih adalah untuk mendapatkan kecintaan Allah. Kemudian Allah membimbing dan menunjukan jalan yang terbaik untuk mendapatkan kecintaan Allah; yaitu dengan mengikuti Rasulullah melalui ajaran yang dibawanya berupa iman dan tauhid serta ibadah yang dapat mensucikan jiwa sehingga akan membuahkan kecintaan Allah Ta’ala.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁن الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH II
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Kaum muslimim rahimakumullah…
Pelajaran berharga dari khutbah pertama yang kita paparkan mencakup tiga hal sebagai berikut;
- Tunduk kepada ajaran Rasulullah merupakan syarat meraih tiket surga.
- Menjalankan ajaran Rasulullah akan memperoleh kemenangan dan keberuntungan.
- Mengikuti Rasulullah akan meraih kecintaan dan ampunan dari Allah.
Marilah kita mengikuti ajaran Rasulullah secara lapang dada dalam memahami ajaran agama. Kita bangun aqidah yang kokoh dan kuat berdasarkan aqidah Rasulullah . Kita beribadah kepada Allah sesuai dan sejalan dengan pedoman peribadahan Rasulullah. Kita berbudi pekerti yang luhur berasaskan budi pekerti dan moralitas Rasulullah . Bila kita telah mewujudkan hal demikian berarti kita telah menunaikan Syahadat Muhamad Rasulullah .
Semoga khutbah ini bermanfaat bagi kita semua. Kita dapat memahami isinya, mengambil pelajaran darinya dan yang paling penting adalah melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari kita. Marilah kita berdoa memohan hidayah kepada Allah agar kita istiqamah dalam melaksanakan ajaran Rasulullah .
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.