Paham Baha’I timbul dari kalangan Syi’ah di Iran pada abad ke XIX. Pencetusnya adalah Mirza Ali Muhammad (Meninggal tahun 1853). Ia mendakwakan dirinya sebagai “Al-Baab” artinya “pintu” yaitu pintu yang menghubungkan manusia dengan “iman yang hilang” yang akan keluar pada akhir zaman.
Ajarannya dinamai “Babiyah”. Mirza Ali Muhammad mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Setelah ia meninggal, ajarannya dikembangkan oleh muridnya, Mirza Husein Ali, keturunan Bangsa Persi.
Mirza Husein Ali memberi gelar dirinya dengan “Baha’ullah”, yang berarti keelokan Allah Subhanahu Wata’ala. Husein Ali juga mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al-Masih yang dijanjikan. Baabiyyah atau Baha’iyyah, itu adalah sama, atau dengan kata lain, masih satu kesatuan.
POKOK-POKOK AJARANNYA :
Semua agama samawi (Yahudi, Islam, dan Kristen) itu sama, karena berasal dari Tuhan yang sama (satu). Oleh karena itu, tiga agama itu harus disatukan sehingga tidak ada agama Yahudi, agama Kristen, atau agama Islam. Yang ada hanyalah “Dienullah” (agama Tuhan) atau mereka sebut juga “agama internasional”.
Ajaran Baha’I merupakan campuran antara Falsafah Pantaisme, ajaran Taurat (Yahudi), Injil (Nasrani), dan Tasawwuf dalam Islam. Baha’I adalah ajaran yang menggunting dalam lipatan Islam, musang berbulu ayam yang selalu berubah-ubah bentuknya.
Baha’I sudah tersebar dibanyak tempat di dunia, terutama di barat. Konon sudah tersebar di 300 tempat, di berbagai Negara di dunia. Di Indonesia, Baha’I ini sudah banyak tersebar di kota-kota besar, namun telah dilarang secara resmi oleh pemerintah, karena praktek ajarannya dianggap telah memecah belah dan mengganggu ketenangan umum. Yaitu dengan dikeluarkannya surat keputusan Perdana Menteri RI. No : 112 /PM/1959, tertanggal 21 Maret 1959. Setalah paham tersebut mati selama 42 tahun, begitu “GusDur” terpilih menjadi presiden RI, pengurus Baha’I datang menghadap ke Presiden “GusDur” untuk melakukan lobi. Akhirnya “GusDur” datang ke Bandung untuk meresmikan tempat ibadah Baha’I yang telah dilarang sekitar 42 tahun tersebut.
Dan perlu diketahui bahwa aliran Baha’illah (Mirza Husein Ali) telah memberikan hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya orang-orang Yahudi ke bumi Palestina dan mempertahankan “pencaplokan” Yahudi di Bumi Palestina. [] Redaksi.
..:: WALLAHU A’LAM ::..