Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam atmosfer kehidupan mereka. Pencurian dan perampasan harta menjadi pemandangan sehari-hari, yang kuat menjadi penguasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol dan menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseks (liwath) di kalangan laki-lakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat Sadum.
Ketika masyarakat sudah sangat terpuruk moralnya dan parah penyakit sosialnya, maka diutuslah Nabi Luth sebagai Rosul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan, kejahilan dan kesesatan kepada kebangkitan sejati yaitu beriman, bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Alloh serta meninggalkan kebiasaan mungkar. Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang dibisikkan oleh iblis dan setan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa Alloh telah menciptakan mereka, menciptakan alam semesta bagi mereka dan Alloh sekali-kali tidak meridhoi amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan. Sesungguhnya Alloh akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan surga di akhirat, sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balas dengan neraka jahannam.
Alloh berfirman:
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah itu[1], yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” (QS. Al-A’rof: 80)
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya. Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan situasi dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara perseorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Alloh kemudian menyembah-Nya, melakukan amal sholeh dan meninggalkan perbuatan maksiat serta kemungkaran. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah sangat berakar di dalam pergaulan hidup mereka, dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan setan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat respon yang positif di dalam hati dan fikiran mereka. Apa yang disampaikan oleh Nabi Luth berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir. Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth, sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran setan dan iblis.
Alloh mengadzab Kaum Luth
Melihat kaumnya yang tidak mau beriman dan mengikuti dakwah Nabi Luth , maka beliaupun berdoa kepada Alloh untuk menurunkan adzab di dunia bagi kaumnya sebelum adzab kelak di akhirat. Dan permohonan Nabi Luth pun dikabulkan oleh Alloh .
Melalui skenario yang Alloh tentukan, maka Alloh mengutus tiga malaikat untuk menyamar sebagai manusia yang berkunjung ke perkampungan Sadom. Ketika tiba di sana, mereka bertemu dengan seorang wanita cantik dan ayu, ia adalah putri Nabi Luth .
Ketiga malaikat itu menyatakan niatnya untuk menginap di rumah Nabi Luth , akan tetapi sang gadis tadi tidak lantas memberikan izin begitu saja, melainkan ia harus meminta izin terlebih dahulu dari sang Ayah. Akhirnya ayahnya pun mengizinkan.
Akan tetapi karena melihat paras ketiga pemuda tersebut yang tampan dan mempesona, Nabi Luth menjadi gelisah dan bimbang. Beliau khawatir akan mengundang sesuatu yang tidak diinginkan menimpa ketiga pemuda tersebut. Karena sudah bukan rahasia lagi bahwa kaum Luth adalah mereka yang hidup dalam ketidaknormalan seksual. Para kaum lelaki lebih senang kepada lelaki dan perempuan lebih senang kepada perempuan lainnya. Akhirnya iapun membuat kesepakatan dengan keluarganya untuk tidak membocorkan perihal kedatangan tiga orang asing yang ketika itu bermalam di rumah Nabi Luth .
Akan tetapi ternyata salah satu dari anggota keluarga Nabi Luth yaitu istrinya membocorkan rahasia itu kepada masyarakat luas, sampai akhirnya masyarakat pun mulai tahu dan menjadi penasaran untuk segera melihat dan melampiaskan nafsunya kepada ketiga pemuda tadi.
Singkatnya, masa sudah berkumpul di depan rumah Nabi Luht , mereka berusaha masuk dan memaksa Nabi Luth untuk membukakan pintu untuk mereka. Nabi Luth yang sedang kebingungan tetap tidak mengindahkan permintaan kaumnya itu, bahkan ia semakin memperkuat pintunya agar tidak mudah ditembus oleh masa yang sudah tidak sabar ingin segera masuk ke rumah Nabi Luth . Nabi Luth mulai berkeluh kesah kepada ketiga pemuda tersebut perihal ketidaksanggupannya lagi untuk menghalau arus deras yang diberikan oleh kaumnya tersebut.
Mendengar keluh-kesah Nabi Luth tersebut, akhirnya ketiga pemuda itu memberitahukan hal yang sebenarnya, mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Alloh untuk menurunkan adzab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang -orang tersebut untuk masuk. Namun apa yang terjadi, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka sehingga menyebabkan mereka tidak melihat sesuatu. Dengan izin Alloh Malaikat-malaikat itu telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau-balau berbenturan antara satu dengan yang lain, berteriak-teriak saling bertanya di antara mereka, gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak…
Para pemuda tersebut berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya, karena sebentar lagi akan tiba adzab Alloh yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar dalam perjalanan ke luar kota tersebut jangan sampai seorang pun dari mereka yang menoleh ke belakang. Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang istri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya itu.
Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergerak untuk meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu didahului oleh gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua penghuninya .Saat itu bertebaranlah mayat-mayat yang dilaknat oleh Alloh di kota Sadom, dan hancurlah kota tersebut. Namun, masih ditinggalkan bekas-bekas kehancuran kota tersebut oleh Alloh sebagai peringatan bagi manusia yan berbuat melampoui batas.
Demikianlah kebesaran dan ayat Alloh yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ‘ibroh bagi hamba-hamba-Nya yang akan datang.
[1] Perbuatan fahisyah di sini ialah: homoseksual sebagaimana diterangkan dalam ayat; Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (QS. Al-A’rof: 81)