Ketahuilah bahwa harta yang seorang punyai ada tiga, yaitu apa yang ia makan kemudian habis, apa yang ia pakai kemudian usang, dan apa yang ia infakkan kemudian ia mendapatkan pahala. Sedangkan apa yang selain itu akan hilang dan ia tinggalkan untuk ahli warisnya. (HR. Muslim)
Sungguh sangatlah merugi diakhirat kelak, jika seorang hamba sewaktu di dunia menumpuk segudang kekayaan dengan bekerja keras di waktu siang dan malam, namun ia tidak mau menginfakkan harta bendanya pada sarana kebaikan. Keadaan dirinya lalai, terbuai, terpikat, dan terpedaya dengan keindahan dan manisnya harta benda. Sungguh, ia akan menemui penyesalan tiada tara pada hari kiamat.
Alloh [swt] berfirman:
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah satu seorang di antara kalian; Lalu ia berkata: ‘Ya Robb-ku, mengapa engkau tidak menagguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk oran-orang yang shohih’? (QS. Munafiqun [63]: 9-10)
Maukah kita bernasib demikian?
Saudaraku kaun Muslimin… Harta dan kekayaan yang benar-benar kita miliki dan nikmati ialah yang telah diinfakkan di jalan Alloh. Berapapun harta yang kita donasikan, niscaya pundi-pundi pahala akan kita raih, bahkan satu dari delapan pintu surga dibukakan bagi kita yang gemar berinfak.
Harta yang akan ditinggalkan kita setelah kematian pada hakikatnya menjadi milik ahli waris. Rumah megah yang kita usahakan dengan bercucuran keringat, mobil mewah yang kita peroleh dengan jerih payah, dan tanah melimpah ruah yang kita dapatkan dengan penuh pengorbanan, seluruhnya menjadi milik ahli waris. Mereka menikmati harta dan kekayaan kita dengan suka cita dan penuh kegembiraan, namun apakah mereka bisa menyelamatkan kita dari pedihnya api neraka yang menyala-nyala?
Rosululloh [saw] bersabda:
“Adakah di antara kalian yang lebih mencintai harta untuk ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Mereka (para sahabat menjawab), ‘Wahai Rosululloh, tidak ada seorang pun di antara kami kecuali lebih mencintai hartanya sendiri. ‘Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya harta untuk ahli warisnya adalah yang ia tinggalkan (belum ia infakkan).” (HR. al-Bukhori)
Saudaraku kaum Muslimin….
Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Alloh akan memberimu ganti. Tidaklah engkau tahu tentang kisah seseorang yang datang kepada Rosululloh dengan membawa seekor unta yang terikat dengan tali kekangnya, kemudian ia berkata, “Ini saya infakkan di jalan Alloh . Maka beliau bersabda, “Karenanya, kelak engkau akan mendapatkan ganti di hari kiamat dengan tujuh ratus seekor unta, seluruhnya terikat dengan tali kekangnya.” (HR. Muslim)
Tidaklah engkau tahu bahwa malaikat akan mendoakan ganti bagimu tatkala engkau berinfak.
“Tiadalah hari yang dilewati oleh semua hamba kecuali pada pagi harinya ada dua malaikat turun. Kemudian salah satu dari malaikat tersebut berkata, ‘Ya Alloh, berilah ganti kepada orang yang berinfak. ‘sedangkan malaikat yang satunya lagi berucap, ‘Ya Alloh, hilangkanlah harta yang tidak mau berinfak.” (HR. al-Bukhori)
Janganlah engkau takut menginfakkan hartamu karena kemiskinan akan menimpamu. Janganlah engkau khawatir mendermakan hartamu karena kefakiran akan menyelimuti kehidupanmu. Sungguh, harta yang engkau infakkan atau harta yang engkau sedehkahkan, niscaya tidak akan berkurang.
“Harta itu tidak akan berkurang karena disedehkahkan.” (HR. Muslim)
Tidakkah engkau tahu bahwa Alloh berjanji kepadamu akan mengganti barang apa saja yang di nafkahkan. “Dan barang apa saja yang kalian infakkan, niscaya Alloh akan menggantinya dan Dialah pemberi Rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba’ [34]: 39)
Wallohu a’lam bishowab. (Red-HASMI/Arifin S.H.I)