Konspirasi Syi’ah International akhir-akhir ini sedang membangun aliansi strategis Syi’ah Shofawiyah, aliansi gabungan pemerintah Iran, Suriah, Hizbullah Libanon dan kekuatan Syi’ah di Irak berencana mengembalikan kejayaan Syi’ah Shofawiyah Fathimiyah di semenanjung Arab dan Afrika memanfaatkan suhu politik yang panas di beberapa negara Muslim di jazirah Arab dan Afrika. Pembelotan Syi’ah al-Hutsiyin di Yaman, kerusuhan makar bertujuan menggulingkan pemerintah Bahrain juga diusung oleh pengikut Syi’ah, adalah bagian dari konspirasi yang didukung oleh aliansi tersebut. Inilah operasi proyek syi’ah internasional.
Dalam sekup Nasional, sebuah kabar mencengangkan terungkap dari Ali Maschan Musa anggota DPR Komisi VIII yang diliput oleh Republika online bahwa jumlah mahasiswa Indonesia di Iran mencapai 7.000 orang. Sebuah angka yang fantastis yang berarti jumlah tersebut lebih banyak dari jumlah mahasiswa Indonesia di Universitas al-Azhar Mesir yang berkisar 4.000-5.000 orang.
Dalam rapat dengan Kabareskrim (Komjen) Ito Sumardi diminta mewaspadai keberadaan mereka yang akan menjadi pionir menyebarkan paham Syi’ah yang berseberangan dengan pemahaman mayoritas masyarakat Indonesia Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kontan saja pernyataan ini langsung dibantah oleh Ketua Himpunan Pelajar Indonesia di Iran Ammar Fauzi MA bahwa pernyataan tersebut sangat tidak berdasar. Ammar mengatakan bahwa dalam daftar pemilih tetap Pemilu 2009 jumlah WNI tercatat 304 orang dan yang bersangkutan menyayangkan himbauan untuk mewaspadai keberadaan alumnus Iran .
Terlepas dari kebenaran jumlah mahasiswa Indonesia disana. Terbukti para alumnus Qum University secara khusus dan kampus-kampus lainnya di Iran menjadi kader Syi’ah militan yang mengelola lembaga-lembaga dan yayasan Syi’ah di Indonesia tersebar di penjuru Nusantara yang berjumlah 150 lebih terdiri dari 100-an yayasan, pesantren dan majelis taklim, 50-an penerbit, 5 lembaga penyiaran radio dan TV. Umar Shihab, Husein Shihab dan Ahmad Barogbah adalah termasuk generasi pertama alumnus Qum yang pulang pada era tahun 70-an yang sangat aktif menyebarkan Syi’ah terutama lewat kampus. Setelah peristiwa Revolusi Iran 1979 maka sejak tahun 1981-an pengiriman mahasiswa dengan program beasiswa generasi kedua ke Qum semakin gencar.
Beberapa kampus mulai di bidik menjadi embrio awal basis pemikiran Syi’ah di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Jayabaya Jakarta, Universitas Padjajaran Bandung, dan Institut Teknologi Bandung. Namun saat ini mereka mengembangkan linknya hingga di 25 kampus yang tersebar di kota-kota besar di pulau Jawa hingga Sumatera dan Sulawesi seperti Aceh, Manado dan Makassar. Pada tahun 2003 sebuah lembaga sentral didirikan, Islamic Cultural Center (ICC) beralamat jl. Buncit Raya Kav. 35 Pejaten Barat, Jakarta Selatan untuk mengkoordinir semua lembaga-lembaga Syi’ah tersebut dipimpin langsung tokoh Syi’ah Iran Muhsin Hakimolloh. Lembaga ini pula ikut memprakarsai dalam membentuk wadah LKAB (Lembaga Komunikasi Ahlul Bait) beralamat di Jl. Bintaro KODAM Grand Bintaro, Jakarta Selatan sebagai wadah para alumnus QUM, mereka membina beberapa yayasan di antaranya al-Muntadhor, Fatimah Aqilah, Arrodhiyah, Mulla Sadr, Annaqi, al-Kubro, al-Washilah dan lain-lain. Kajian di ICC diisi oleh tokoh-tokoh Syi’ah seperti : Umar Shihab, Muhsin Labib, Haidar Bagir, Musa Kazim al-Habsyi, Kholid Walid, kakak beradik Umar Shihab (Ketua MUI) dan Quroisy Syihab (mantan Menag RI) dan tokoh tokoh Haba’ib Alawiyin dan lai-lain.
Bagai gayung bersambut setelah pendirian ICC Jakarta tokoh-tokoh Syi’ah dengan dukungan Kedutaan Besar Iran di Indonesia menguatkan konspirasi busuknya dengan mendirikan Iranian Corner (IC) di 12 kampus di Indonesia di antaranya UIN Syarif Hidayatulloh, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jogja, Universitas Ahmad Dahlan Jogja dan UIN Sunan Kalijaga. Iranian Corner menyelenggarakan kajian kajian filsafat dan logika , temu ilmiah dengan referensi karya-karya pemikir Syi’ah Iran. Buku-buku Syiah, CD Tafsir dan Hadits serta siaran televisi Iran melalui para bola menjadi fasilitas yang juga disediakan. ICC dalam menjalankan misi Syi’ahnya menggunakan dua poros, pertama poros gerakan kemasyarakatan yang dijalankan oleh Ikatan Jama’ah Ahlul Bait (IJABI).
Konon, struktur kepungurusannya sudah tersebar secara nasional hingga di Daerah Tingkat II. Di tingkat daerah, IJABI menjadi simpul-simpul gerakan Syi’ah yang kuat. Kedua poros gerakan politik dengan menyebarkan kader-kader Syi’ah militan ke berbagai partai politik di kursi parlemen. Nampaknya kekuatan Syi’ah di negeri kita terus bekerja keras siang malam tanpa kenal lelah mencetak kader-kader dan agen yang siap merengut Umat Islam Indonesia jatuh ke pelukan ajaran Syi’ah.
Sebenarnya realitas jumlah mahasiswa Indonesia di Iran cukup mengkhawatirkan namun belum terhitung jumlah alumnus yang akan dihasilkan setiap tahunnya. Itulah kenyataan bahwa adanya as-Shiro’ baina al-Haq wa al-Bathil (pertempuran antara yang haq dan batil) akan berlangsung hingga hari kiamat. Agama Syi’ah yang lahir dari rahim kebencian dan terus menerus di doktrin untuk membenci umat Islam. Dalam sejarah kerap kali berulang persekongkolan keturunan Abdulloh bin Saba’ al-Yahudiyah dengan musuh-musuh kaum Muslimin dalam menghancurkan Umat terungkap. Sejak revolusi Syi’ah di Iran tahun 1979, secara perlahan wilayah Arab seperti Iraq, Lebanon, Suriah, Yaman dan Bahrain sedang dirongrong oleh kaum Syi’ah, setiap kali mereka mendapat angin dan berhasil menanamkan pengaruhnya di suatu wilayah, maka selanjutnya bisa ditebak, mereka akan mengangkat senjata kepada pemerintah setempat dan membuat kekacauan hingga mereka berhasil menduduki tampuk pemerintahan dan selanjutnya menerapkan ajaran dan keyakinan mereka di wilayah tersebut. Lihatlah Lebanon, lihatlah Iraq yang merupakan sebagian hasil kerja mereka. Marilah kita mulai sadar akan bahaya ini, tidak lah mustahil Negara kita kan menjadi target Syi’ah Imamiyah berikutnya.
Kewaspadaan perlu ditingkatkan, upaya-upaya pencerahan Umat kepada Islam yang benar dan murni perlu digalakkan. Sehingga Umat tidak termakan syubhat-syubhat Syi’ah baik secara akidah maupun pemikiran. Pertahun puluhan beasiswa jenjang S1, S2 dan S3 di berikan Iran kepada Mahasiswa Indonesia di puluhan kampus yang tersebar di kota Teheran, Ishfahan, Qum, Qozvin dan beberapa propinsi besar lainnya. Tentu kita tidak ingin mayoritas Umat Islam Indonesia yang berakidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah terlambat menyadari akan bahaya konspirasi Syi’ah, bahkan masih berprasangka baik terhadap mereka dengan merajut hubungan membentuk Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia yang baru saja dideklarasikan 20 mei 2011, padahal itu adalah semu dan hanya ilusi belaka. (Admin-HASMI).
.:: Wallahu Ta’ala ‘Alam ::.