Setiap tahun, setiap februari, dan setiap hari ke 14 dari bulan itu, segenap anak cucu manusia dari berbagai kalangan di hampir setiap negara memperingati dan merayakan satu hari yang dunia kenal dengan hari berbagi kasih sayang. Bahkan mereka mempersiapkan dan mengorbankan segala sesuatunya demi menyambut hari tersebut. Hari yang bagi mereka adalah hari yang spesial, ajang hari untuk menyatakan cinta, hari mencurahkan kasih sayang dengan orang-orang yang dicintai. Sampai seolah-olah tidak ada hari lain selain hari itu untuk berkasih sayang.
“Valentine Day”, dengan istilah tersebut mereka juluki hari itu. Namun tidak ada tradisi pasti tentang hari itu, boleh jadi setiap negara berbeda cara dalam memperingatinya. Tapi maksud dari cara yang mereka lakukan adalah sama. Seperti di jepang misalnya, Biasanya dimulai dari wanita Jepang yang memberikan cokelat pada orang yang disayangi. Bisa orang tua, kakak pria, adik, pacar, teman atau sahabat prianya. Namun cokelat yang diberikan tidak boleh sama, harus berbeda. Sebab, setiap cokelat mereka anggap memiliki arti tersendiri. Entah arti apa yang dimaksud.
Namun itu “bukan konsep imanku”. Semestinya kata inilah yang keluar bagi mereka yang mengaku dirinya Muslim. Sebab seorang muslim pasti lebih mencintai Nabinya dibanding manusia lainnya. Sebab berkenaan tentang perayaan-perayaan atau budaya yang berasal dari luar Islam hukumnya sebagaimana yang disabdakan Nabi [saw]:
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud).
Tasyabbuh berarti meniru atau mencontoh, menjalin, mengaitkan diri, dan mengikuti. Yakni perihal menyerupai orang-orang kafir atau orang-orang yang menyelisihi Rasulullah [saw], baik dalam hal akidah, ibadah, perayaan/seremonial, hari-hari besar, kebiasaan, ciri khas, bahkan akhlak yang merupakan ciri khas bagi mereka. Sehingga dalam hal ini, tasyabbuh ialah ikut-ikutan dalam merayakan hari raya atau perayaan yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Terlebih hari Valentine, ini telah jelas sejarahnya mengatakan diadakan untuk memperingati matinya pendeta Valentine. Maka, sudah sepatutnya tidak ada alasan apa pun bagi kita untuk mencari celah atau pembelaan supaya bisa ikut-ikutan dalam Valentine’s day.
Telah jelas pula bagi kita, sudah banyak artikel yang mengupas ulas sejarah valentine day ini. Hukumnya pun sudah sedemikian jelasnya. Jika kita masih mencoba-coba untuk terjerumus ke dalam hal itu, berarti kita benar-benar sudah siap menyelam di lautan siksa api neraka bersama mereka yang durhaka.
“Turuti Imanmu, jangan turuti nafsumu.”
Memang seolah sepele, karena syubhat setan mengatakan, mengapa hari valentine dilarang? padahal kita hanya saling berkasih sayang? Lagi-lagi jelas sudah, bahwa segala macam bentuk maksiat terkandung di dalam valentine day. Serta seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa tasyabbuh dilarang.
Jika kita jujur ingin berkasih sayang. Islam sudah dengan sangat jelas menjelaskan dan mencontohkan. Sehingga tidak perlu kita memperingatinya hanya dengan satu hari. Islam itu mudah tidak sulit. Tinggal bagaimana kita merealisasikan iman ini. Jika kita cinta Allah dan Rosul-Nya maka ta’ati-lah. Namun bila justru mereka para pendurhaka pemuja valentine day yang lebih dicintai? Berarti hina-lah kita. Na’izhubilllahi min dzalik.
Wallohu a’lam… (Red-HASMI/Husin)