”Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.”
(QS. al-Hasyr [59]: 9)
Uwais Sahabat Terbaik dari Kalangan Tabi’in
Rosululloh [saw] menyebut Uwais al-Qorni [ranhu] sebaik-baik sahabat dari kalangan tabi’in. Kisah menarik dalam hadits riwayat Muslim, bahwa Rosululloh [saw] mengatakan,
“Sesungguhnya Alloh mencintai dari hamba-Nya yaitu orang yang terpilih, yang tersembunyi, yang merdeka. Jika mereka datang ke penguasa tidak akan diterima, jika mereka me-lamar wanita cantik dan kaya maka lamarannya ditolak, jika mereka tidak ada di tempat maka tidak akan dicari. Jika mereka ada di tempat maka keberadaannya tidak akan dianggap, jika mereka sakit tidak ada yang menjenguk, jika mereka mati tidak ada yang datang, tapi jika ia bersumpah pasti Alloh akan kabulkan doanya.” (HR. Muslim)
Pesan Rosul Tentang Uwais
Ciri yang telah digambarkan Rosululloh [saw] menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang fakir tapi dicintai Alloh [swt]. Para sahabat yang mendengar bertanya, “Siapakah di antara kami yang seperti itu?”
Rosululloh [saw] menjawab,“Uwais al-Qorni”. Kemudian Rosululloh berkata kepada Umar bin al-Khoththob dan Ali bin Abi Tholib, “Wahai Umar dan Ali, jika kalian berjumpa dengannya mintalah di doakan!”
Uwais al-Qorni [ranhu] adalah seorang yang memiliki ciri sederhana, tidak pernah berjumpa Rosululloh [saw] karena baktinya kepada sang ibu, padahal orang yang bertemu dengan Rosululloh [saw] akan mendapat fadhilah (keutamaan) sahabat.
Setelah Rosululloh [saw] wafat, para sahabat mencari Uwais al-Qorni [ranhu], di mana rombongan haji dari kampung Qorni? Para manusia itu mencari-cari orang yang terbaik di zaman itu, padahal ia termasuk kelas bawah karena hidupnya yang sangat miskin. Ia bekerja sebagai penggembala dengan gaji 4 dirham, tapi ia dicintai Alloh [swt].
Akhirnya, 10 tahun kemudian Umar dan Ali [ranhu] dapat menjumpai Uwais al-Qorni [ranhu], ketika itu Uwais [ranhu] sedang melakukan sholat dengan mengenakan pakaian yang penuh dengan jahitan (tambalan). Melihat keadaan seperti itu, Umar [ranhu] berkata, “Silahkan tunggu di sini! Aku akan mengambil jatahku (gaji) sebagai bekal untukmu.”
Uwais al-Qorni berkata, “Aku ini adalah penggembala yang digaji empat dirham dan semuanya tidak masuk ke perutku. Untuk apa Anda repot-repot memberi hadiah? Jadikanlah pertemuan kita yang pertama dan yang terakhir. Silahkan Anda melewati jalan ini dan aku akan melewati jalan yang satunya!.”
Subhanalloh..! Begitulah kehidupan Uwais al-Qorni , ia miskin tapi dermawan. Ia biasa makan dibelah menjadi dua. Yang separuh dimakan, sisanya diinfaqkan. Setelah itu ia berdoa, “Ya Alloh aku berlindung kepada-Mu jika masih ada hamba-Mu yang kelaparan.”
Maka waspadalah dengan harta dan dunia..! Kejarlah janji Alloh [swt] dan Rosul-Nya [saw]. Teruslah berjuang disaat orang lain bekerja memenuhi kebutuhan dirinya, meskipun Anda berpeluh keringat memenuhi kebutuhan umat. Teruslah beramal.. berinfaq untuk tidur di alam kuburmu, disaat orang lain beristirahat. Teruslah mengumpulkan amal untuk kebahagiaan akhiratmu, di saat orang lain menumpuk harta untuk kesenangan dunia. Rosululloh [saw] bersabda tentang sifat kikir dan iman, bahwa keduanya tidak akan bersatu dalam hati seseorang, “Kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
(Red-HASMI)