Ummu Salamah (Sambut Panggilan Iman dengan Segera)

Ummu Salamah [ranha] adalah salah seorang wanita yang memiliki akal yang cerdas, wanita mulia, beriman, jujur, sabar, dan dermawan. Ia senantiasa menginfaqkan harta yang dimiliki untuk membantu perjuangan suaminya, dalam pengembangan dakwah Tauhid.

Ketika peristiwa Hudaibiyah, tatkala Rosul [saw] memerintahkan kepada para Sahabatnya tiga kali agar melakukan tahallul setelah selesai menandatangani perjanjian perdamaian dengan utusan Quraisy. Akan tetapi para Sahabat tidak memenuhi perintahnya, karena jiwa kemanusiaan mereka mendapati banyak kejanggalan terhadap perdamaian tersebut, dan menganggapnya sebagai penganiayaan dan pelanggaran terhadap hak-hak kaum Muslimin.

Kemudian beliau menjumpai istrinya Ummu Salamah  dalam keadaan bersedih hati. Beliau menceritakan kepadanya tentang perkara kaum Muslimin yang tidak mengindahkan perintahnya. Ummu Salamah [ranha] kemudian berkata kepada beliau, ”Wahai Rosululloh [saw], apakah engkau menginginkan yang demikian itu. Keluarlah dan jangan berbicara sepatah kata pun kepada mereka hingga engkau menyembelih unta yang gemuk. Kemudian panggillah tukang cukur untuk mencukur rambutmu.”

Nabi [saw] membenarkan pendapat Ummu Salamah yang telah ia isyaratkan kepadanya. Beliau keluar dan tidak mengajak bicara kepada seorang pun sampai beliau menyembelih untanya yang gemuk dan memanggil tukang cukur untuk mencukur rambutnya.

Para Sahabat [ranhum] akhirnya ta’jub melihat Rosululloh [saw] dan istrinya Ummu Salamah [ranha] dengan pengorbanan yang mereka berdua lakukan. Ketika para Sahabat melihat perbuatan Rosululloh [saw] dan istrinya Ummu Salamah [ranha], mereka bangkit melakukan apa yang dilakukan oleh Rosululloh [saw]. Sebagian mereka mencukur sebagian yang lain.

Saudaraku..!! Sungguh…, itulah sosok Ummu Salamah , yang cerdas dan tidak pernah meminta dunia kecuali kepada Dzat yang menguasai, memiliki dan mengendalikannya. Ia tidak gunakan waktunya, kecuali hanya untuk berkorban dan berinfaq di jalan da’wah Rosululloh [saw]. Ia tidak pernah menyimpan sedikit pun dari hasil kerjanya, dan ibadahnya berkurang apabila di sakunya masih ada dirham yang belum diinfaqkan.

Sungguh.., alangkah ruginya kita yang lebih mementingkan dunia yang fana dibandingkan akhirat kekal selamanya. Sebenarnya kita hanya berpindah dari negeri amal, menuju negeri celaka atau bahagia. Ingatlah, bahwa selama kehidupan dunia masih dihinggapi berbagai kekalutan, maka obat mujarab bagi seseorang untuk meredamnya adalah dengan memfokuskan waktunya untuk menyibuk-kan diri dengan mengerjakan amal sholeh. Dan dapat dipastikan, bahwa amal sholeh tersebut akan dapat menentramkan dan menyejukkan jiwanya.

Saudaraku..!! Apakah Anda siap berinfaq di jalan da’wah mulia yang dianugerahkan Alloh [swt] kepada Anda? Agar Anda gapai kehidupan mulia, maka janganlah Anda bakhil terhadap harta.., jadikanlah ”infaq fisabilillah” sebagai jalan untuk meraih kebaha-giaan dunia dan akhirat, dan da’wah sebagai sarana menuju kehidupan yang mulia. Maka, jika Anda seorang Mu’min, Anda tak memiliki pilihan…mau berinfaq atau tidak berinfaq…? Pasti… seorang Mu’min adalah seorang yang menyambut panggilan iman dengan segera untuk berinfaq, berinfaq, dan berinfaq…!

Semoga Alloh [swt] merahmati Ummu Salamah [ranha], dan kita semua kaum Mu’minin. Amiin. 

(Red-HASMI)

Check Also

Bahaya Fitnah Kecantikan Wanita

Tampil cantik, itulah yang diinginkan oleh setiap wanita. Tidak jarang untuk bisa tampil cantik sebagian …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot