UMAR BIN ABDUL ‘AZIZ
Oleh: Budi Ja’far, M.Pd.I.
Umar bin Abdul’Aziz Rohimahulloh merupakan tokoh pembaharu pertama bagi generasi muslim pada periode seratus tahun pertama. Dia yang mengubah wajah dunia hanya dalam kurun waktu yang singkat. Biografinya perlu kita tela’ah lebih dalam agar kita bisa mempelajari keteladanannya sebagai seorang pemimpin.
Nama dan Kelahiran
Namanya yaitu Umar bin Abdul’Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abi Al-‘Ash bin Umayyah bin Abdisyams bin Abdimanaf bin Qushay bin Kilab. Umar bin Abdul’Aziz Rohimahulloh lahir di Hilwan, nama sebuah desa di Mesir. Ayahnya seorang pemimpin daerah di sana dan Ibunya bernama Ummu ‘Ashim binti ‘Ashim bin Umar bin Al- Khattab Rodhiyallohu’anhu.
Awal Mula keaktifannya Menuntut Ilmu
Orang tuanya ingin melihatnya keluar dari daerah itu guna menuntut ilmu, sehingga ia berkata, “Wahai ayah, mungkin lebih bermanfaat bagiku kalau ayah membawaku pergi ke kota Madinah. Karena aku di sana bisa belajar banyak dengan para ahli fiqhnya dan menyelami perilaku mereka.” Kemudian ayahnya membawanya ke Madinah hingga akhirnya Umar bin Abdul’Aziz Rohimahulloh terkenal di Madinah dengan kecerdasan dan kedalaman ilmunya walaupun dia masih sangat muda.
Rasa Takut dan Kezuhudannya
Dari Al Mughirah bin Hukaim Rohimahulloh, dia berkata, “Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan, dia berkata kepadaku, “Wahai Mughirah, mungkin saja ada orang yang lebih baik shalat dan puasanya daripada Umar bin Abdul ‘Aziz Rohimahulloh, akan tetapi aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih banyak takut dan lebih banyak menangis dihadapan Tuhannya daripada Umar bin Abdul ‘Aziz Rohimahulloh. Jika dia masuk ke rumahnya, dia langsung membungkukkan diri dalam persujudannya, dia terus saja menangis hingga kedua matanya tertidur, kemudian terbangun dan menangis lagi dan lagi. Dia menghabiskan sebagian besar malamnya seperti itu.”
Kata-Kata Mutiaranya
Dari Abdurrahman bin Maisarah Al-Hadrami, dia berkata, “Sesungguhnya Umar bin Abdu ‘Aziz pernah berkata, “Ketakwaan kepada Alloh Subhanahuwata’ala bukanlah sekedar melakukan puasa pada siang hari, bangun shalat malam dan melakukan semua rutinitas itu, akan tetapi ketakwaan kepada Alloh Subhanahuwata’ala adalah dengan meninggalkan apa yang telah diharamkan Alloh Subhanahuwata’ala dan mengerjakan apa yang telah diwajibkan-Nya. Barang siapa yang diberikan kebaikan karena telah melakukan perbuatan takwa itu, maka dia telah mendapat kebaikan di atas kebaikan.”
Wafatnya
Umar bin Abdul ‘Aziz Rohimahulloh meninggal dunia di Dir Sam’an, pada tanggal 10 atau 5 bulan Rajab tahun 101 Hijriyah. Saat itu dia genap berusia 39 tahun lebih enam bulan. Meninggalnya karena terkena racun yang telah direkayasa oleh bani Umayyah sendiri,karena Umar bin Abdul‘Aziz Rohimahulloh dikenal tegas terhadap kezholiman mereka, mencabut semua kekebalan hukum dan hak istimewa mereka serta memutus semua sumber dana kekayaan mereka. Dia memang mengabaikan kehati-hatian dan pengamanan pada dirinya.
Kita akan mengakhiri biografi Umar bin Abdul ‘Aziz Rohimahulloh dengan apa yang disebutkan Ibnu Al Jauzi Rohimahulloh dalam kitab sirahnya, dia berkata, “Ada yang memberitahukan kepadaku bahwa Al-Manshur berkata kepada Abdurrahman bin Al Qasim Rohimahulloh, “Berilah aku nasehat!” Dia berkata, “Dengan apa yang pernah aku lihat atau dengan apa yang pernah aku dengar?” Dia berkata, “Dengan apa yang pernah Anda lihat.” Dia berkata, “Umar bin Abdul ‘Aziz Rohimahulloh meninggal dunia, dengan meninggalkan 11 putra, harta warisannya 17 dinar. Harta itu lalu digunakan mereka untuk membeli kain kafan 5 dinar dan kuburannya 2 dinar. Dan yang tersisa dibagikan kepada semua anggota keluarga dan setiap mereka mendapat 19 dirham.
Allohu A’lam bi showab…
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0001 Rubrik Pahlawan-Pahlawan Islam Ilmiyyah