TOPENG MUNAFIQ BIN SALUL TERBUKA LAGI
Oleh : Muhammad Mahfudz
Dalam sejarah, kita teringat pada kisah Abdullah bin Ubay yang mem-belot pada saat Perang Uhud. Peperangan tersebut telah berhasil membuka kedok siapa sosok munafik tersebut sebenarnya.
Dia adalah salah satu orang terkenal dari suku Khazraj dan nama lengkapnya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Dia adalah pemimpin Khazraj dan akan dino-batkan sebagai raja Madinah sebelum kedatangan kaum muslimin. Namun, banyak orang dari sukunya memeluk Islam ketika Rosul Shollallohu’alaihiwasallam Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Ketika Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam dan kaum muslimin tiba di Madinah, ia merasa posisi, atau tahta dan mahkotanya teran-cam hilang, sehingga dia mengobarkan permusuhan besar terhadap Rosul Shollallohu’alaihiwasallam. Tetapi karena banyak dari sukunya telah memeluk Islam, ia merasa bahwa pilihan terbaik adalah berpura-pura memeluk Islam sehingga yang tampak jelas di luar adalah keislaman, padahal hatinya tetap kufur dan membenci kaum muslimin. Atas dasar ini, Abdulloh bin Ubay dan para pengikutnya terus berupaya untuk menyakiti Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam dan para sahabat-nya, baik dengan ucapan maupun per-buatan.
Ketika dikatakan kepada mereka “Berimanlah sebagaimana para sahabat beriman”, maka mereka mengatakan “Apakah kamu akan beriman sebagai-mana orang-orang bodoh itu beriman”?. Padahal pada hakikatnya merekalah orang yang bodoh itu, ketika ada seorang muslim yang berhadapan dengannya ia berkata “saya muslim” jika mereka bersama dengan setan-setan mereka dari kalangan yahudi, mereka mengatakan “Kami bersama kalian” kami hanya memperolok mereka. Orang-orang munafik adalah kelompok yang sangat berbahaya sehingga harus lebih di waspadai. Kita dapat memahami hal ini dengan melihat pada awal Surah Al-Baqarah misalnya dimana Alloh memuji orang-orang mu’-min pada lima ayat pertama, kemudian menyebutkan orang-orang kafir dalam dua ayat berikutnya kemudian tiga belas ayat berikutnya secara lebar Alloh Subhanahuwata’ala menceritakan kebusukan-kebusukan kaum munafiq.
Alasan sederhana untuk ini adalah karena orang beriman itu jelas dalam keyakinan mereka dan jelas pula orang-orang kafir dalam kekafiran mereka.
Sebaliknya, orang-orang munafik sangat berbahaya dan memiliki banyak kesa-maran dan kedustaan di balik kenifaqkan mereka sehingga penjelasan tentang mereka lebih diperinci. Alloh Subhanahuwata’ala berfirman bahwa mereka berusaha untuk menipu Alloh dan orang-orang mu’min, tetapi pada hakikatnya mereka tidak menipu siapapun kecuali diri mereka sendiri. Dalam khayalan mereka, mereka pikir mereka akan lolos dari segala sesuatu dengan mengelabui orang-orang dan bahkan berpikir bahwa mereka telah menipu Alloh.
Banyak sekali penipuan dan peng-khianatan yang dilakukan oleh orang-orang munafiq. Sebagai contoh, dalam pertempuran Uhud, Rosul Shollallohu’alaihiwasallam telah menginstruksikan semua orang untuk berbaris menuju pinggiran kota Madinah.
Kemudian Abdullah bin Ubay bin Salul yang bertanggung jawab atas kontingen besar, pada menit terakhir dia berbalik dan kembali ke Madinah dengan 300 laki-laki. Jadi, umat Islam yang pada mulanya berangkat dengan 1000 laki-laki untuk melawan 3000 musuh, sekarang tersisa hanya 700 laki-laki. Hal ini disebabkan pengkhianatan Abdullah bin Ubay yang meyakinkan 300 dari tentara untuk kembali ke Madinah. Dan pada akhirnya sebanyak 70 umat muslim gugur.
Ini merupakan bukti sejarah tentang pengkhianatan Abdulllah bin Ubay bin Salul dan orang-orang munafiq yang mendukungnya, yang mengakibatkan kerugian bagi kaum muslimin.
Adapun faidah bahasan diatas adalah ;
- Kesombongan seseorang adalah penghalang masuknya hidayah pada dirinya, sebagaimana kesombongan bin Salul telah menjadikan dirinya raja munafiq walaupun sumber hidayah tidak jauh darinya.
- Pengkhianatan bin Salul pada perang Uhud, adalah pembongkar kedok kemunafikan dirinya, sehingga kaum muslimin mengenal lebih jelas siapa dia sebenarnya. Wallohu a’lam.
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0003 Rubrik Munafiqun Sepanjang Zaman