Tiada Yang Sanggup Menandingi Ilmu Alloh

5 Apr 2018Redaksi Aqidah

Tiada Yang Sanggup Menandingi Ilmu Alloh

Segala puji Bagi Alloh subhanahu wata’ala memuji memohon pertolongan dan ampunan kepadanya saja Kami berlindung kepadanya dari kejahatan dan keburukan diri kami. Beruntnglah barang siapa yang memperoleh petunjuk Alloh subhanahu wata’ala karena tidak seorangpun dapat menyesatkannya dan merugilah barang siapa yang disesatkan Alloh subhanahu wata’ala karena tidak seorangpun dapat menunjukinya.

Ketika manusia semakin banyak belajar, semakin tahulah manusia akan kebodohan dirinya. Karena ilmu itu sebenarnya amatlah luas dan tak terjangkau kedalamannya. Kita sungguh takjub ketika mendapati manusia dapat mengorbitkan satelitenya ke luar angkasa, sesama manusia bisa saling berkomunikasi antar benua hanya bermodalkan HP ataupun komputer melalui jaringan internetnya.

Subhanalloh, kalau saja kita mau merenungkannya bahwa itu semua pada hakikatnya adalah pengetahuan yang Alloh subhanahu wata’ala berikan kepada manusia untuk kemaslahatan hidup mereka. Tidak ada hasil murni dari pengetahuan manusia semuanya berasal dari pengetahuan-Nya Yang Maha Luas. Dan itu pun sebenarnya apa yang diberikan Alloh subhanahu wata’ala barulah secuil dari apa yang ada dalam pengetahuan diri-Nya.

Ketika kita beranggapan seorang profesor memiliki ilmu yang luas namun luasnya ilmu profesor tersebut pasti berbatas dan hanya pada satu segi. Luasnya ilmu dalam pandangan Alloh subhanahu wata’ala tidak dibatasi ukuran atau dimensi waktu. Sejenius apa pun orang itu tidak akan bisa menguasai seluruh materi pelajaran yang terhampar di alam ini secara keseluruhan pasti ada saja yang ia lewati dan itu jauh lebih banyak. Di sinilah sejatinya letak keagungan Al-‘Alim (Yang Maha Mengetahui) bahwa laitsa kamitslihi syai`un; tidak ada satu makhluk pun yang setara dengan-Nya.

Dalam kesempatan kali ini kita mencoba menyelami lebih dalam lagi tentang keagungan salah satu dari nama dan sifat Allloh subhanahu wata’ala itu.

Dialah Al’-Alim yang mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi yang dahulu sekarang ataupun besok baik yang ghaib maupun yang nyata. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al Hajj ayat ke 70

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lohmahfuz) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”
(QS. Al Hajj: 70)

Kemudian Alloh berfirman dalam surat Al Hasyr ayat ke 22

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
(QS. Al Hasyr: 22)

Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Alloh subhanahu wata’ala. Walaupun sebutir biji di dalam gelap gulita bumi yang berlapis tetap diketahui Alloh subhanahu wata’ala. Alloh subhanahu wata’ala berfirman,

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri Dia mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan Tiada gugur sehelai daun kayu pun melainkan Dia mengetahuinya dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering melainkan semuanya dalam Kitab yang nyata”
(QS. Al An’am: 59)

Ilmu Alloh subhanahu wata’ala Maha Luas tak terjangkau dan tak terbayangkan oleh akal pikiran tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta dia yang mengaturnya. Manusia malaikat dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Alloh subhanahu wata’ala. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Alloh subhanahu wata’ala saja manusia tidak akan mampu. Dalam tubuh manusia tak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau semakin banyak misteri yang harus dipecahkan seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji. Belum lagi tentang astronomi Jika kita menatap ke luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih kecil dari itu. Berapa banyak bintang galaksi di langit berapa jauhnya bagaimana cara mencapainya proses terjadinya apakah ada penghuninya dan sebagainya. Semua itu adalah milik-Nya ciptaan-Nya yang berasal dari pengetahuan-Nya

Alloh subhanahu wata’ala menggambarkan betapa kecil dan tak berdayanya manusia bila dibandingkan dengan ilmu Alloh subhanahu wata’ala dengan perumpamaan air laut bahkan tujuh lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat Alloh subhanahu wata’ala niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Alloh subhanahu wata’ala tersebut dituliskan. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al Kahfi ayat ke 109

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

“Katakanlah kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula”
(QS. Al Kahfi: 109)

Kemudian Firman-Nya  yang lain,

وَلَوْ أَنَّمَا فِي الأرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(QS. Luqman: 27)

Alloh subhanahu wata’ala telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang terkandung di dalamnya hal itu merupakan fenomena yang sangat mengesankan dan menakjubkan akal serta hati sanubari manusia Itulah alam semesta atau al kaun (universum) Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al Hasyr ayat ke 24,

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Dia lah Allah Yang menciptakan Yang mengadakan Yang Membentuk Rupa Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

Hendaknya kita sebagai makhluk yang dibekali akal senantiasa men-tadabburi ayat-ayat-Nya baik yang qouliyah maupun kauniyah Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya serta motivasi untuk mengkaji maupun mengimplementasikannya .

Butuh waktu lama bagi para geologi untuk menyimpulkan bahwa gunung memiliki akar yang memanjang di bawah permukaan bumi sebanding dengan 4,5 kali lipat ketinggiannya di atas permukaan bumi. Fungsinya adalah untuk mengukuhkan dan menjaga kesetabilan bumi. Pada kenyataannya pengetahuan itu telah disebutkan oleh Alloh subhanahu wata’ala dalam Al-Qur`an Al-Karim jauh sebelum 1400 tahun yang lalu. Dia Yang Maha Mengetahui berfirman dalam surat An Naba ayat ke 7

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا

“Dan (bukankah Kami telah menjadikan) gunung-gunung sebagai pasak?”

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya Alloh subhanahu wata’ala telah menciptakan alam beserta isi dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan mencermati Al-Qur’an akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.

Timbulnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkemauan hidup bahagia Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit memandang alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Hal itu memang telah menjadi qudrat dan iradat-Nya bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan hidupnya. Hal itu telah tercantum dalam Al Qur’an surat Yunus ayat ke 101

قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لا يُؤْمِنُونَ

“Katakanlah perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Alloh dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”

Para ahli fisika sudah cukup lama mengenal gaya gravitasi antara benda-benda bermassa yang bekerja secara luas dalam alam ini. Setelah Issac Newton pada tahun 1686 merumuskan hukum gravitasi maka orang dapat dengan mudah memahami dan menerangkan berbagai peristiwa dalam jagat raya ini. Hukum-hukum Kepler yang sudah ada sebelum Newton ternyata dapat dipahamkan sebagai akibat saja dari hukum gravitasi Newton tersebut.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kehidupan alam itu berjalan dengan eksak kokoh teratur rapi dan harmonis yang tidak akan ada habis-habisnya menjadi tantangan yang menakjubkan bagi manusia. Setelah beriman kepada Alloh subhanahu wata’ala maka menjadi mudah bagi kita untuk menerima bahwa hukum-hukum itu adalah sunatullah atau aturan-aturan yang telah ditetapkan Alloh bagi makhluk-Nya yang tidak berubah-ubah. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Faathir ayat ke 43

فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا

“Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui perubahan bagi sunnah Alloh dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Alloh itu.”

Demikianlah Alloh subhanahu wata’ala telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna seimbang beraturan dan sistemik. Maka Dia jualah yang paling tahu hakikat dan tujuan penciptaa-Nya dan telah dikabarkannya ciptaan Alloh subhanahu wata’ala itu kepada manusia. Manusia telah diperintahkan untuk bertafakur atas ciptaan-Nya sehingga mampu memanfaatkannya. Dan agar manusia mampu mengenal pencipta-Nya serta mengagungkan-Nya.

Dia lah Alloh subhanahu wata’ala tiada Tuhan selain-Nya. Dengan ilmu-Nya Alloh mengajarkan kepada hamba-Nya apa-apa yang telah diciptakan dengan proses terjadinya sehingga manusia akan menjadi tahu dan berilmu. Setelah itu akan lahir cabang-cabang ilmu pengetahuan yang menyebar ke setiap penjuru ufuk kehidupan manusia. Dengan ilmunya manusia diharapkan menemukan kebenaran dan menjadikannya sebagai landasan kehidupan. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Fushshilat ayat ke 53

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”

Demikianlah jamaah yang dirahmati Alloh pembahasan kita kali ini yang bisa kami sampaikan Semoga Alloh subhanahu wata’ala senantiasa memberikan pada kita ilmu yang bermanfaat rizki yang thoyib dan amalan yang diterima dan kita berlindung kepada Alloh subhanahu wata’ala dari segala bentuk kesalahan-kesalahan peribadahan kita

Semoga bermanfaat waallahu a’lam bis showab.