Pertanyaan:
Tahun 2011 saya pernah membeli buku hasmi disitu dikatakan bahwa tauhid itu terdiri dari tiga yaitu uluhiyah, rububiyah dan asma wa sifat. Pertanyaannya, jika salah satu dari tauhid tersebut ada yang tidak terpenuhi dari seseorang, apakah dia masih dikatakn bertauhid??
Misalkan orang kafir yang meyakini bahwa pencipta itu adalah Alloh apakah dia bisa disebut ahli tauhid?
Atau orang muslim yang kurang benar memahami asma wa sifat bisa disebut bukan ahli tauhid (kafir) mohon penjlasannya. Trims.
Aris (AI-016)
Jawaban:
Alhamdulillah wassolatu wassalamu ala rosulillah amma ba’du.
Pembagian tauhid yang masyhur dijelaskan oleh para ulama ada tiga, pertama tauhid Rububiyah, yaitu meyakini bahwa Alloh subhanahu wata’ala adalah satu-satunya Robb yang menciptakan, menguasai, menentukan, mengatur dan memberi rezeki alam ini. Kedua tauhid uluhiyah, yaitu keyakinan bahwa Alloh subhanahu wata’ala adalah satu-satunya yang berhak disembah, dan tauhid asma wa sifat artinya meyakini bahwa hanya Alloh saja yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat sempurna.
Jika ada seseorang yang kehilangan salah satunya maka ia menjadi kafir. Seperti orang yang meyakini bahwa ada makhluk lain yang mampu menciptakan sesuatu, atau ada makhluk yang mampu menghidupkan dan mematikan dll, maka ia kafir karena tidak menauhidkan Alloh subhanahu wata’ala dari sisi Rububiyah. Ia pun telah menyalahi firman Alloh subhanahu wata’ala:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya..” (Qs. al-Hajj [22]: 73)
Atau orang yang tidak mau patuh terhadap Alloh subhanahu wata’ala atau meyakini bolehnya menyembah selain Alloh subhanahu wata’ala, seperti sujud pada kuburan, batu, berhala dll. Maka ia telah kafir. Karena Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan Dia dengan sesuatu apapun.” (Qs. an-Nisa [4]: 36)
Atau meyakini bahwa ada selain Alloh yang memiliki nama dan sifat seperti-Nya. Inipun kufur, karena menyalahi firman Alloh subhanahu wata’ala:
(لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (11) لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (12
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (Qs. as-Syuro [42]: 11-12)
Adapun orang muslim yang belum memahami asma wa sifat dengan benar, atau belum mengetahui seluruh nama-nama dan sifat-sifat Alloh subhanahu wata’ala maka tidak dikatakan sebagai seorang kafir selama ia meyakininya minimal dengan keimanan global.
Ia meyakini bahwa Alloh subhanahu wata’ala ada dan Alloh memiliki sifat-sifat yang sempurna. Tapi dia tidak mengetahui dan tidak bisa menyebutkan ke 99 nama Alloh, mungkin dia hanya bisa menyebutkan tiga atau lima nama Alloh. Maka ia masih dikatakan sebagai seorang beriman. Semakin banyak nama dan sifat Alloh yang dia kenal dan fahami maka semakin rinci keimanannya dan semakin baik.
Wallahu’alam…