“Mintalah ampun kalian kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia maha pengampun, Dia-lah yang menurunkan hujan dari langit untuk kalian dengan begitu derasnya.” (QS. Nuh [71]:10-11)
Bogor terkenal sebagai kota hujan, namun akhir-akhir ini kota hujan ini sedang mengalami kekeringan, bahkan di daerah-daerah yang dulu terkenal dengan pasokan air yang melimpah sekarang debitnya pun mulai menipis. Sudah
saatnya bagi kita untuk bermunajat kepada Alloh [swt] dan melakukan perintah Sunnah yaitu sholat Istisqo agar diturunkanya hujan yang penuh berkah.
Hukum Sholat Istisqo adalah Sunnah muakkadah, dan mempunyai 3 macam :
1 Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
2 Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
3 Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.
Sholat Istisqo dapat dilakukan di masjid dan di luar Masjid (lapangan terbuka) tetapi lebih di anjurkan
untuk di lakukan di luar Masjid sesuai dengan sabda Beliau [saw]
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat” (HR. al-Bukhori no. 1024)
Istisqo tidak memiliki waktu-waktu khusus namun terlarang di lakukan di waktu-waktu terlarang untuk sholat, namun lebih utama di lakukan sebagaimana waktu pelaksaan sholat ‘Id yaitu ketika matahari mulai terlihat
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam berjalan menuju tempat shalat dengan penuh ketundukan, tawadhu’, dan kerendahan hati hingga tiba di tempat shalat. Lalu beliau berkhutbah tidak sebagaimana biasanya, melainkan beliau tidak henti-hentinya berdoa, merendah, bertakbir dan melaksanakan shalat dua raka’at sebagaimana beliau melakukan shalat ‘Id” (HR. Tirmidzi no.558, ia berkata: “Hadits hasan shahih”)
Doa-doa Istisqo yang dipraktekkan Rasululloh [saw] ketika istisqo :
اللهم اسقنا، اللهم اسقنا، اللهم اسقنا
“Ya Alloh turunkan hujan kepada kami. 3x” (HR. Bukhori, no. 1013, 1014, Muslim no.897)
اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا
“Ya Alloh turunkan hujan kepada kami. 3x”
اللهم اسقنا غيثًا مغيثًا، مريعًا، نافعًا غير ضار، عاجلاً غير آجل
“Ya Alloh, turunkanlah kepada kami hujan yang lebat, yang terus-menerus, yang bermanfaat serta tidak membahayakan, yang datang dengan segera dan tidak tertunda” (HR. Abu Daud no.1169, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Memakai rida’ (semacam selendang) dan membalik posisi rida’ disunnahkan dalam istisqa, yaitu dengan menaruh kain yang disebelah kiri ke sebelah kanan, dan kain yang ada di sebelah kanan ke sebelah kiri. Hadits-hadits yang menyatakan dianjurkannya hal ini sangatlah banyak, diantaranya hadits Abu Hurairah, hadits Abdullah bin Zaid, membalikan rida’ ini dapat dilakukan setelah berdoa, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah, atau ketika hendak berdoa, sebagaimana hadits Abdullah bin Zaid
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى المصلى فاستسقى . وحول ردائه حين استقبل القبلة
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju lapangan untuk istisqa’. Beliau membalik rida’-nya ketika mulai menghadap kiblat” (HR. Muslim, no.894)
Tata cara sholat Istisqo
Sholat Istisqo mempunyai jumlah rakaat yang sama dengan sholat ‘Id, jumlah takbir, Jahr dalam bacaan dan diperbolehkanya khutbah setelah sholat, hanya saja memiliki perbedaan dalam beberapa hal seperti dalam masalah hukum sholat istisqo adalah Sunnah sedangkan sholat ‘Id adalah fardhu kifayah, sebelum kita hendak melakukan sholat sunnah Istisqo dianjurkan agar kita melakukan pertaubatan yang sebenar-benarnya, perbanyak sedekah kepada fakir-miskin keluar dari kedzaliman, dan perbanyaklah puasa sunnah.
(Red-HASMI)