Saudaraku..! sering kita temui disetiap masjid–masjid kaum muslimin, didirikan shalat berjama’ah namun bagaikan mendirikan shalat sendiri-sendiri. Antara makmum yang satu dan lainnya saling berjauhan dan enggan untuk berdekatan untuk meluruskan dan merapatkan shaf. Bahkan jika pun ada diantara mereka yang mencoba meluruskan dan merapatkannya, dengan segera orang yang berada disampingnya menjauhinya dengan bergeser menghindari kaki saudaranya yang mendekat. Jika dia mencoba untuk merapat sekali lagi maka dia akan menghindar dan begitu seterusnya.Ini sangat tidak sesuai dengan tujuan dan maksud dari shalat berjama’ah, dimana persatuan dan kebersamaan harus ditegakkan.
Ini suatu bukti dimana perkara sunnah di anggap hal baru (bid’ah) sedangkan perkara bid’ah di anggap sunnah. Mereka meng-anggap baru perkara sunnah dan menganggap biasa perkara bid’ah.Ini merupakan sebuah musibah bagi ummat hal ini karena kebanya-kan imam-imam shalat mereka membiarkan dan tidak mempe-ringatkannya.
Pentingnya Meluruskan Shaf & Ancaman Keras Bagi Yang Tidak Meluruskannya
Dan di antara hal yang berkaitan dengan shalat yang harus diperhatikan dengan serius dan tidak boleh diremehkan adalah permasalahan lurus dan rapatnya shaf. Mengapa demikian? Karena terdapat ancaman didalamnya, yakni bagi orang yang tidak meluruskan shaf shalatnya. Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai hamba Allah, luruskan barisan kalian atau Allah akan memalingkan di antara wajah-wajah kalian”. (HR. Bukhari & Muslim).
“Luruskan dan jangan kalian tidak beraturan yang mengakibatkanhati kalian bercerai berai.”(HR. Muslim).
Dalam kedua hadits diatas mengandung sebuah pengertian bahwaperselisihan secara fisik akan menimbulkan perselisihan secara batin sehingga dikatakan “mengakibatkan hati kalian bercerai berai” ini jelas menunjukkan bahwa susahnya seseorang ketika diatur dalam meluruskan shaf shalat, hal ini karena adanya hati yang tidak mau –
tunduk terhadap perintah syari’at Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) dalam shalat adalah wajib menu-rut pendapat yang kuat. Hal ini didasarkan pada hadits Nu’man bin Basyir Radhiallahu anhu, dia ber-kata: “Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam pernah meluruskan ba-risan kami sehingga seakan-akan beliau me-luruskan barisan itu dengan anak panah, se-hingga beliau melihat kami benar-benar telah memahaminya. Kemudian pada suatu hari, beliau keluar lalu berdiri sehingga ketika ham-pir bertakbir tiba-tiba beliau melihat sese-orang yang menonjolkan dadanya dari bari-san, maka beliau bersabda, “Wahai hamba Allah, luruskan barisan kalian atau Allah akan memalingkan di antara wajah-wajah kalian”. (HR. Bukhari & Muslim).
Dari Anas Radhiallahu an, Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam bersabda, “Rapakanlah shaf kalian, mendekatlah antara sesama dan sejajarkanlah bahu-bahu. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat setan masuk dari sela-sela shaf seperti kambing hitam kecil.” (HR. Abu Dawud).
Dari Ibnu Umar Radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam bersabda,”Rapikanlah shaf, sejajarkanlah antara bahu, penuhi yang masih kosong (long-gar), bersikap lunaklah terhadap saudara ka-lian, dan janganlah kalian biarkan kelonggaran untuk setan. Barang siapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya, dan barang siapa yang memutus shaf maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Abu Dawud).
Imam al-Bukhari Rahimahullah meriwayatkan dari Anas Radhiallahu anhu dari Nabi Shalalahu alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Te-gakkanlah shaf-shaf kalian, sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku.” Anas Radhiallahu anhu berkata, “Salah seorang dari kami merapatkan pundaknya dengan pundak ka–wannya dan kakinya dengan kaki kawannya.”
Dalam hadits diatas menjelaskan ten-tang bagaimana Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam memerintah-kan cara meluruskan dan merapatkan barisanyangbenar dan sesuai dengan yang di perintahnya. Dan bahwasanya setan berada di antaramereka tatkala mereka tidak meluruskan dan merapatkan barisan yang mengakibatkan berkurangnya keutamaan shalat berjama’ah.
Dari hadits-hadits di atas kita mengambilbeberapa faidah:
1- Beliau Nabi Shalalahu alaihi wa sallam begitu sangat perhatian-nya terhadap shaf dalam shalat. Tidak sebagaimana saat ini, kita lihat kaum mus-limin menyepelekannya bahkan sebagian imam shalatnya membiarkannya dan tidak menegurnya. Ini sangat bertentangan de-ngan apa yang beliau perintahkan.
2- Ketaatan para sahabat kepada perintah Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam dalam masalah ini. Para sa-habat adalah sosok manusia yang harus dijadikan contoh dalam ketaatannya ke-pada Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam dalam menjalankan perintah, mereka tidak sesekali berani mem-bantah atau menyelisihi perintahnya.
3- Imam harus meluruskan shaf makmum dan makmum juga harus meluruskan shaf. Jika kita lihat realita saat ini kaum musli-min sangat jauh panggang dari api, keba-nyakan imam mereka tidak memperingat-kannya, jika pun ada hanya sebatas uca-pan lisan saja tanpa memperhatikannya. Begitu pun para makmum jika ada imam yang memberikan peringatan kepadanya kebanyakan dari mereka tidak mau me-naati perintah imamnya dan mengang-gap aneh perintah ini.
4- Ukuran meluruskan dan merapatkan shaf sebagaimana yang dikatakan oleh Anas dan Nu’man Radhiallahu anhu dalam hadits diatas yaitu kaki dengan kaki dan bahu dengan bahu lainnya.
Kalimat yang di serukan Nabi Shalalahu alaihi wa sallam ketika hendak melaksanakan shalat berja-ma’ah dalam meluruskan shaf shalat:
1. أَقِيْمُوا صُفُو فَكُمْ وَتَرَاصُّوا
"Luruskan dan rapatkan barisan kalian.”(HR. Imam Bukhari).
2. إِسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ
"Luruskan dan jangan kalian tidak beraturan yang mengakibatkan hati kalian berecerai berai.”(HR. Imam Muslim).
3. سَوُّوا صُفًُوفَكُمْ فَإِنَ تَسْوِيَةَ الصَّفَ مِنْ تَمَا مِ الصَّلاَ ةِ
“Luruskan barisan kalian, karena lurusnya barisan merupakan bagian dari kesempu–rnaan shalat.”(HR. Imam Muslim).
4. سَوُّوا صُفًُوفَكُمْ فَإِنَ تَسْوِيَةَ الصُّفُ فِ مِنْإِقَامَةِ الصَّلاَ ةِ
"Luruskan barisan kalian, karena lurusnya barisan itu termasuk dari pelaksanaan shalat.”(HR. Imam Bukhari).
5. أَقِيمُوا صُفُوفَكُم
"Luruskan barisan kalian (sebanyak tiga kali).”(HR. Abu Daud).
6. إِسْتَوُوا إِسْتَوُوا إِسْتَوُوا
“Luruskan, luruskan, luruskan…”(HR. An Nasa’i).
Dan masih banyak lagi kalimat yang diperintahkan oleh Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam dalam meluruskan shaf shalat. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemudahan kepada kaum muslimin dalam melaksanakan sunnah-sunnah Nabi dan syariat-Nya. Amin