Bogor-HASMI.org| Setelah insiden penyerangan massa LDII ke kampus UIKA Bogor pada Jum’at Kemarin (21/6/2013) lakukan ibadah sholat jum’at tanpa mimbar. Pasalnya, hari selasa (18/6), mimbar masjid Al-Hijri II telah diangkut ke Polresta Bogor. Rusaknya mimbar masjid, disebabkan ulah anarkis yang dilakukan oleh sejumlah gerombolan massa LDII di bagian dalam masjid.
“Hari ini agak berbeda, karena mimbar kebanggaan kita dijadikan barang bukti di Polresta.” Terang MC Shalat Jum’at, terkait tidaknya adanya mimbar di hadapan jamaah shalat jum’at yang hadir.
Akibatnya, mimbar untuk khutbah jum’at menggunakan podium sidang ujian tesis/disertasi, agar sang khotib merasa nyaman saat menyampaikan khutbah.
Direktur Program Pascasarjana UIKA, Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, hadir sebagai khotib jum’at untuk berbagi Ilmu kepada para Jamaah yang hadir.
Dalam khutbahnya, Kyai Didin menyindir orang-orang atau kelompok yang menjadikan toleransi sebagai siasat politik atau strategi untuk menipu lawan.
Melanjutkan penjelasan tentang aliran sesat, Prof Didin kemudian mengomentari kasus penodaan agama yang dilakukan oleh LDII.
“Mereka bahkan tidak bergaul dengan tetangga mereka,” papar Tokoh Nasional yang menjabat sebagai Ketua Umum Baznas ini.
Memang, berdasarkan pengakuan Pengurus Masjid dan Tokoh Islam di Perumahan Budi Agung, komunitas LDII terlihat begitu eksklusif dan tidak membaur dalam urusan keagamaan. Saat hari raya, melayat, dan mengaji, LDII tidak pernah berbaur dengan masyarakat di kawasan Budi Agung tersebut.
Memasuki akhir khutbahnya, Pakar Zakat ini menjelasakan, bahwa proses pelaporan dan tindakan hukum memang harus diambil, sebab tidak mungkin pelecehan dan penodaan terhadap agama dapat dimaafkan atau di balas kecuali melalui jalur hukum. Agar tidak adanya lagi kasus serupa mengenai pelecehan masjid dan penodaan terhadap agama. (Red-HASMI/IP)