Suku dari Jamahiriya Arab Libya mengumumkan telah bergabung dengan pemberontak. Jatuhnya Benghazi dan Sirte ke tangan demonstran setelah desersi dari tentara, serta pengunduran diri para duta besar Libya di seluruh Inggris, Cina, India, Indonesia, Polandia dan Liga Arab, di samping itu juga Menteri Kehakiman Libya memprotes penggunaan kekerasan berlebihan terhadap para demonstran. Merupakan beberapa indikator yang menunjukkan pergeseran keseimbangan kekuasaan di Negara Minyak Afrika tersebut untuk revolusi.
Ini muncul sebagai berita yang dilaporkan pada proses penindasan dengan menggunakan peluru tajam terhadap demonstrasi di ibukota Tripoli Senin malam 2011/2/21, menurut siaran televisi "Al Jazeera", yang mengindikasikan bahwa adanya laporan serupa yang menginstruksikan pesawat tempur membombardir para demonstran di Tripoli, bahkan saat penulisan laporan inipun pihak -Islam Online- memverifikasi keakuratan berita yang didapat disebabkan terputusnya komunikasi dari negara tersebut.
Benghazi dan Sirte
Federasi Internasional Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pada hari Senin kota-kota di Libya antara lain Benghazi (wilayah timur Libya) dan Sirte (wilayah tengah Libya) jatuh ke tangan demonstran setelah desersi dari tentara.
Presiden Federasi tersebut Belhassen menyatakan: "Kota-kota banyak yang telah jatuh, terutama di pantai timur militer. Banyak diantara para qobilah yang bergabung untuk pemberontakan terhadap Pemimpin Libya Muammar Gaddafi, salah satunya yang disebutkan secara khusus adalah Sirte yang merupakan daerah kampung halaman Presiden Gaddafi sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa tindak kekerasan selama berlangsungnya demonstrasi telah memakan korban yang berkisar antara 300 sampai 400 orang tewas, kemungkinan besar sekitar 400.
Menurut kabar yang tersiar bahwa kamp pintu Aziziyah, dimana pemimpin Libya, di pinggiran Tripoli, juga diserang pada malam hari pada hari Minggu.
Dan Benghazi adalah kota terbesar kedua Libya, dan kota ini seribu mil sebelah timur ibukota Tripoli merupakan kubu dari gerakan protes terhadap sistem telah mencatat jatuhnya jumlah korban terbesar.
Awal demonstrasi memprotes pemerintahan di Libya demi meminta reformasi politik dan ekonomi pada hari Selasa 14/2/2011 di kota Benghazi ini dipengaruhi oleh revolusi di Tunisia dan revolusi 25 Januari di Mesir, kemudian menyebar protes ke kota-kota Libya beberapa hari. Pada 17 Februari yang disebut demonstrasi massal untuk menandai ulang tahun keenam dari demonstrasi Benghazi pada tahun 2005 bergemalah slogan untuk pertama kalinya menyerukan keberangkatan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, yang telah memerintah selama 42 tahun Libya. (Redaksi Hasmi/Islamonline).