SUMENEP – Ada yang janggal rasanya jika membajak tidak pada tempatnya, bercocok tanam pun dipastikan gagal. Namun warga Desa Ambunten, Kecamatan Ambunten, Sumenep, Madura, Jawa Timur, justru melakukan hal tersebut.
Yaitu menanam jagung di pantai, dengan membajak sekitar dua kilometer hamparan pantai. Tentu cara membajaknya tidak seperti pada lazimnya seorang petani menanam jagung di sawah atau di ladang. Di belakang sang pembajak, diringi musik tradisional khas madura, yaitu musik saronen.
Membajak di pantai ini merupakan rentetan acara petik laut, atau rokat tasek, yang rutin setiap tahun dilakukan oleh Warga Ambunten. Petik laut merupakan tradisi masyarakat nelayan, Sumenep, Madura, yang dilakukan setiap tahun dengan anggapan mengharap berkah sekaligus rasa syukur, atas melimpahnya ikan yang didapat sehari-hari dalam melaut. Padahal sebenarnya ritual tersebut dapat mendatangkan murka dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala karena hal tersebut adalah salah satu kesyirikan Akbar.
Haris Saidi, warga setempat mengatakan, membajak di pantai merupakan simbol dari kesuburan dan rejeki yang melimpah bagi nelayan. “Dengan acara ritual rokat tasek (petik laut) ini kami mengharap berkah sekaligus rasa syukur kami, atas limpahan rizki berupa tangkapan ikan yang melimpah,” ungkapnya di Madura.
“Membajak di pantai merupakan hal aneh, tetapi ini mesti kami lakukan sebagai simbol suburnya laut kita, dan tangkapan ikan yang banyak” tambahnya.
Setelah selesai membajak, sepasang sapi yang digunakan membajak tersebut di istirahatkan di dekat tenda yang telah disediakan. Sementara warga lainnya yang telah menunggu di bawah tenda menggelar ruwatan, lengkap dengan sesajen dan air bunga tujuh rupa.
Air bunga tujuh rupa tersebut kemudian dikelilingi warga yang khusus ditunjuk melakukan jalannya ritual. Di antara pemukul musik, digantung sesajen dari berbagai jenis makanan, berupa ketupat, pisang, dan semacamnya.
Mantra ritual dibaca dengan cara mengkidung khas Madura, yang dilantunkan beberapa sinden, dengan iringan musik gamelan khas Madura pula. Sementara beberapa orang laki-laki yang ditugaskan, berlenggak-lenggok, menari mengikuti ayunan musik mistik tersebut.
Acara rokat tesek ini dimulai sejak pagi tadi, dan berlangsung hingga tengah malam ini. Biasanya, sesajen dan kembang tujuh rupa tersebut dilarung dan dibuang ke tengah laut begitu acara selesai. (Redaksi HASMI/Okezone)