Pernahkah Anda mendengar kisah keluhan dari penderita penyakit yang tidak terdeteksi penyakitnya, sekalipun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran? Jika ya, maka tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit tersebut merupakan “paket kiriman” dari tukang-tukang sihir durjana.
Lebih lanjut, setelah putus asa berobat di rumah sakit atau dokter, datanglah sang penderita penyakit aneh tersebut kepada sang pemilik “ilmu putih”, dengan harapan ia akan mendapatkan kesembuhan darinya. Sehingga terjadilah “pertarungan” antara ilmu hitam dan ilmu putih.
Itulah gambaran dari fenomena ilmu hitam dan pengobatan ilmu putih yang sering kita jumpai di negeri ini. Padahal, ini semua tidak lain merupakan fenomena ilmu hitam dalam agama yang sayangnya sudah tidak dianggap lagi “hitam” oleh kaum Muslimin. Lebih banyak lagi di antara kita yang tidak sadar bahwa semua fenomena ilmu hitam dan putih ini tidak lepas dari permainan ilmu sihir. Tidak sampai di situ, fenomena ini diperparah lagi dengan dangkalnya pemahaman kaum Muslimin tentang hukum sihir yang nyata-nyata telah dilarang dalam Islam.
Lalu, apa itu ilmu hitam dan apa itu ilmu putih?
Dalam kamus bahasa Indonesia, ilmu hitam diartikan sebagai sebuah pengetahuan tentang kebatinan yang berhubungan dengan pekerjaan setan atau pekerjaan mencelakakan orang, seperti membuat orang gila, mencuri dengan bantuan makhluk halus dan yang sebagainya.
Ilmu hitam juga diartikan sebagai ilmu untuk mengendalikan alam yang meliputi kejadian, obyek, orang, dan fenomena fisik melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Ilmu hitam identik dengan segala macam praktik sihir yang bertujuan ke arah negatif, karena ilmu ini bersifat mencelakakan.
Persyaratan ilmu hitam sangat akrab dengan dunia kematian. Untuk mendapatkan kesaktian, seorang pelaku ilmu hitam akan bersekutu dengan makhluk gaib dengan berbagai macam cara yang telah disyaratkan oleh sang pemberi kekuatan.
Upacara ritual ilmu hitam biasanya juga diselubungi kengerian sebagaimana persyaratannya. Tidak hanya sekedar doa dan mantra, namun juga harus dilengkapi dengan candu, opium, atau minuman berakhohol tinggi. Tak jarang pula diperlukan kucuran darah manusia. Bisa darahnya sendiri, bisa pula darah orang lain yang jadi korban.
Sedangkan pengertian ilmu putih menurut pandangan yang umum di masyarakat adalah ilmu batin yang digunakan untuk melawan ilmu hitam. Seperti untuk mengobati orang sakit, orang yang terkena guna-guna, santet, pelet, mengusir setan dan yang sebagainya. Intinya ilmu putih ini digunakan untuk tujuan yang “baik”.
Ritual untuk memperoleh ilmu putih sangat berbeda dengan ilmu hitam. Ritual ilmu ini dapat dilakukan dimana saja asalkan suci. Persyaratannya pun tidak harus bermain-main dengan darah atau tumbal. Bahkan lebih mirip dengan bentuk-bentuk peribadatan seperti wirid, dzikir asmaul husna, puasa, menyepi dan yang semisalnya dengan tujuan menghadirkan jin sang pemberi ilmu putih.
Realita Ilmu Hitam Nusantara
Jika kita menelisik lebih jauh tentang kiprah ilmu hitam di negeri yang mayoritas Muslim ini, tentu kita akan menemukan realita yang amat menyedihkan. Hampir bisa dikatakan tidak ada suatu daerah kecuali tenar satu macam jenis ilmu hitam di sana. Jikalaupun ada daerah yang tidak terkena wabah ilmu hitam, maka bendera ilmu putihlah yang akan berkibar.Padahal keduanya sama-sama menjermuskan ke dalam kekafiran.
Tidak usah terlalu jauh menyebutkan semua jenis ilmu hitam yang ada di negeri ini. Sebutkan satu saja jenis ilmu hitam, maka tidak akan kita dapati suatu daerah kecuali memilikinya meskipun dengan beragam nama yang berbeda.
Satu contoh ilmu hitam seperti santet, ternyata tidak hanya dikenal di Jawa Timur saja dengan daerahnya yang paling terkenal Lamongan atau Banyuwangi, melainkan hadir juga di berbagai daerah lain dengan beragam nama. Misalnya saja, di Jawa Barat ilmu santet terkenal dengan istilah teluh ganggaong atau sogra, di Bali terkenal dengan desti, leak, atau teluh terangjana, di Maluku dan Papua terkenal dengan suangi, di Sumatra Utara terkenal dengan begu ganjang, di Sumatra Barat disebut puntianak dan gasiang tangkurak. Di Kalimantan, terkenal pula beberapa jenis ilmu santet seperti, ajian berat bumi, panah terong, panah lombok dan balsem jahat.
Jika satu jenis ilmu hitam saja sudah sebanyak ini, bagaimana dengan ilmu hitam jenis lainnya?
Inilah fenomena yang terjadi di negeri kita. Sebuah fenomena yang semakin lama semakin menyeruak, melebarkan sayap-sayapnya ke seantero negeri. Memangsa korban-korban yang tidak sedikit, mulai dari orang awam sampai para pejabat, rakyat jelata sampai orang berpangkat. Bahkan kalangan terpelajar yang mengaku intelektual pun menggandrungi ilmu hitam ini. Wallohul musta’an.
Di Balik Ilmu Hitam.
Setelah kita mengetahui hakikat ilmu hitam dari pengertian hingga syarat-syarat dan ritual untuk memperolehnya, jelaslah bagi kita tanpa ada keraguan sedikitpun bahwa itu semua merupakan perbuatan sihir. Sedangkan perbuatan sihir menjadikan pelakunya kafir. Hal ini sebagaimana firman Alloh ,
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS. al-Baqoroh [2]: 102)
Sihir apapun namanya baik ilmu hitam maupun ilmu putih merupakan satu amal perbuatan yang pada intinya adalah mendekatkan diri kepada setan jin agar keinginan tukang sihir terpenuhi. Sedangkan pengaruh sihir tidak akan terjadi kecuali tukang sihir melakukan amalan-amalan dan ritual yang mengeluarkan seseorang dari Islam, seperti mempersembahkan tumbal baik hewan maupun manusia kepada setan, menyembah bintang, menulis sebagian ayat-ayat al-Qur’an secara terbalik atau ditulis dengan menggunakan darah haidh, menjadikan al-Qur’an sebagai alas kaki untuk masuk ke dalam WC, shalat tanpa wudhu.
Jika para pelaku ilmu putih berdalih bahwa mereka tidak melakukan syarat-syarat batil tersebut, namun bukankah mereka harus berdzikir dan membaca wirid-wirid tertentu yang tidak diajarkan oleh Nabi , berpuasa dengan syarat-syarat yang aneh, dan beberapa amalan ritual lainnya yang bertujuan untuk menghadirkan jin. Maka cukuplah hal tersebut termasuk kesyirikan, karena peribadatannya hanya ditujukan kepada jin yang diundangnya dan mengharapkan balasan dari sang jin, bukan ditujukan kepada Alloh dan mengharap balasan dari-Nya.
Jangan tertipu!
Saat ini banyak para pemilik ilmu hitam yang melariskan dagangannya dengan menggunakan kedok Islami. Sebagaimana para pemilik ilmu putih telah melakukannya semenjak dahulu.
Oleh karena itu, meskipun mereka mengaku bahwa ilmunya diambil dari al-Qur’an atau diwarisi dari para wali atau istilah lainnya yang Islami, hakikatnya tetaplah sama, yaitu sihir! Ilmu hitam atau ilmu putih, sama saja. Keduanya sama-sama mengantarkan manusia kepada penyembahan terhadap setan, meninggalkan peribadatan kepada Alloh, yang akhirnya menggiring manusia ke pintu-pintu jahannam.
Maka jangan sekali-kali seorang muslim tertipu oleh dajjal pemilik ilmu tersebutdengan beragam kedok yang mereka gunakan. Jauhi ilmu-ilmu itu dan pemiliknya seperti kita menjauhi dan memusuhi setan. Karena pada hakikatnya mereka memiliki hubungan gelap dengan setan. Inilah yang sejak jauh-jauh hari telah diperintahkan oleh Rosululloh kepada kita. Rosululloh bersabda,
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.” Para Sahabat berkata: “Apakah itu wahai Rosululloh?” Beliau bersabda: “Syirik kepada Alloh dan sihir…” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Wallohu a’lam.
Dari berbagai sumber.
(Red-HASMI)