PATUNG, MEDIA PENGHORMATAN ALA SETAN (Oleh : Alimudin Nur, S.Sos.)

PATUNG, MEDIA PENGHORMATAN ALA SETAN 

Oleh : Alimudin Nur, S.Sos.

Setelah Gus Dur wafat, banyak orang membicarakan media penghormatan terhadap sang tokoh. Tak terkecuali ide paling klasik pun muncul. Apalagi kalau bukan patung. Ya, pembuatan patung adalah ide paling klasik sepanjang sejarah manusia. Betapa tidak, Alloh Subhanahuwata’ala telah berfirman dalam surat Nuh ayat 23 – 24, ” Mereka berkata: “Jangan sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia) ; …”.

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Wadd, Suwaa’, Yaghuts,Ya’uq, dan Nasr adalah nama-nama orang shalih yang pernah hidup dari kaum Nabi Nuh ’Alaihissalam, atau di antara Nabi Adam ’Alaihissalam dan Nuh ’Alaihissalam. Setelah mereka meninggal dunia, para pengikutnya membuat patung-patung mereka. Memang tidak seketika itu juga patung tersebut disembah, bahkan awalnya patung tersebut dibuat untuk mengenang kebaikan orang-orang shalih tersebut. Namun setelah para pembuatnya meninggal dunia dan ilmu sudah dilupakan, generasi berikutnya dibisiki oleh setan yang mengklaim bahwa patung-patung tersebut pernah disembah oleh pendahulu mereka hingga akhirnya patung-patung tersebut betul-betul disembah. Inilah bukti bahwa patung sebagai media penghormatan telah menjerumuskan orang ke dalam perbuatan syirik.

Sebenarnya, ide semacam ini bukan hal baru. Sejarah yang sama pun telah sering terulang. Para tokoh yang dihormati dan diagungkan pun tidak semata orang-orang yang baru wafat. Seperti halnya MUI Tangerang Selatan, Banten mengkhawatirkan fenomena syirik terjadi di daerahnya. Saat itu (20 Desember 2009) MUI mengharamkan pembangunan patung Sultan Maulana Hasanudin Banten di bundaran Pamulang, karena khawatir dijadikan tempat pemujaan.

Sekarang, apakah ide pembuatan patung Gus Dur ataupun patung tokoh lainnya masih bergulir? Yang jelas, apapun alasannya, baik untuk membandingkan ketokohan patung (bukankah patung Gus Dur dianggap lebih layak ketimbang patung Obama karena alasan nasionalisme) maupun alasan lainnya, semua itu merupakan media penghormatan yang tidak Islami.

Banyak patung dijadikan media penghormatan, pengagungan bahkan pemujaan yang telah diamalkan oleh berbagai umat. Orang kristen mengagungkan patung Isa dan bunda Maria. Umat Konghucu memandikan patung-patung penghuni Vihara saat perayaan tahun baru Imlek dengan tujuan sebagai persiapan bagi para dewa untuk memulai tugas kepada umatnya. Ahli thariqat dan tasawwuf membuat pula gambar atau patung guru-guru mereka dengan maksud untuk mengkhusyu’kan shalat. Atau dengan mengatasnamakan budaya, di Indonesia banyak patung-patung dilestarikan.

Sebenarnya masalah ini bukan hanya sekedar dana pembuatan patung yang begitu mahal. Bukan pula alasan yang mengatakan, “Lebih baik jika dana proyek pembuatan patung itu dipergunakan untuk membangun masjid, sekolah, rumah sakit, santunan sosial, atau hal-hal lain yang lebih bermanfaat”, akan tetapi permasalahan ini sangat krusial mengancam akidah umat Islam karena adanya media kesyirikan yang terlestarikan serta, meruntuhkan syari’at Islam karena menciptakan norma baru dalam agama. Tak ada satu alasan pun yang Islami, tak terkecuali patung orang-orang shalih, atau yang dianggap shalih, semua terlarang. Tak cukupkah ayat Al-Qur’an dan Sabda Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam sebagai petunjuk? Bukankah Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam pernah memerintahkan Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu’anhu dengan sabdanya, “Jangan kau biarkan patung-patung itu sebelum kau hancurkan dan jangan pula kau tinggalkan kuburan yang menggunduk tinggi sebelum kau ratakan.” (HR. Muslim)

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0002 Rubrik Komentar Islami

 

Check Also

ABDULLAH BIN MAS’UD / Orang Pertama yang Mengumandangkan Al-Quran dengan Suara Merdu

ABDULLAH BIN MAS’UD Orang Pertama yang Mengumandangkan Al-Quran dengan Suara Merdu Sebelum Rasulullah masuk ke …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot