Satu-satunya aset penting rezim penguasa Basyar di Aleppo Suriah Utara kini direbut oleh para pejuang pembebasan Suriah. Satu komplek pangkalan militer yang sebelumnya dikuasai rezim Basyar dapat dikuasai oleh para pejuang.
Peralatan perang termasuk kendaraan militer dan tank disita oleh para pejuang dari pangkalan militer yang berbatasan langsung dengan Turki tersebut. Sambil membawa dan mengibarkan bendera khas mereka yang berwarna hitam, para pejuang yang sebagian berasal dari luar Suriah mengumpulkan senjata-senjata tersebut sebagai rampasan perang.
Pasukan rezim beberapa kali berusaha menghalau para pejuang dari kota Aleppo yang telah menguasai separuh dari kota ini. Namun usaha rezim untuk memukul mundur pasukan pejuang beberapa kali pula menemui kegagalan. Front Nusra dan kelompok pembebasan yang lainnya selalu mengadakan perlawanan sengit dalam menghadapi gempuran pasukan rezim.
Menurut wartawan BBC di Lebanon, Jim Muir, di Aleppo ini kelompok pemberontak yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah sebagian besar telah digantikan oleh para anggota Fron Nusra.
Situasi ini membuat negara-negara Barat menghadapi dilema.
“Sebelumnya Barat akan membantu persenjataan canggih ke oposisi Suriah. Namun sekarang mereka tidak yakin apakah persenjataan ini perlu dikirim ke pihak pemberontak,” kata Muir.