Paham Bid’ah Ingkarus Sunnah

Paham Bid'ah Ingkarus SunnahAgama Islam merupakan agama yang paling sempurna ditinjau dari sudut pandang manapun, kerena memang Islam datang dari Dzat yang Maha Sempurna, yaitu Alloh . Islam mengajarkan kepada manusia untuk me-ngetahui asal muasalnya, mengajarkan untuk senantiasa mengenal Rabb-nya dan mengajarkan pula bagaimana cara beribadah kepada-Nya. Di sisi lain Islam juga telah menjelaskan  perkara-perkara yang kecil sampai pada perkara yang besar, masalah aqidah teologis hingga masalah ibadah praktis, semuanya telah dijelaskan dengan sangat gamblang dan jelas dalam kedua sumber utama-nya yaitu al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun sungguh aneh bin ajaib ada segelintir orang yang punya pemahaman sesat dan menyimpang dari ajaran Islam yang sempurna, yaitu paham Inkar Sunnah.

Ingkar Sunnah terdiri dari dua kata yaitu Ingkar dan Sunnah. Inkar menurut bahasa artinya “menolak atau mengingkari”, seperti dalam firman-Nya:

“Lalu mereka (saudara-saudara Yusuf) masuk ke (tempat)nya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya.” (QS.Yusuf: 58).

Sedangkan Sunnah menurut bahasa, mempu-nyai beberapa arti di antaranya adalah, “jalan yang dijalani, terpuji atau tidak”.

Secara definitif, Ingkar Sunnah dapat diarti-kan sebagai suatu nama atau aliran atau suatu paham keagamaan dalam masyarakat Islam yang menolak atau mengingkari Sunnah untuk dijadi-kan sebagai sumber dan dasar syariat Islam setelah al-Qur’anul Karim.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa Ingkar sunah adalah paham atau pendapat per-orangan atau paham kelompok, bukan gerakan atau aliran. Ada kemungkinan paham ini dapat menerima sunnah selain sebagai sumber hukum Islam, misalnya sebagai fakta sejarah, budaya, tra-disi dan lain-lain. Sunnah yang diingkari adalah sunnah yang shahih baik secara substansial yakni sunnah praktis pengamalan al-Qur’an (Sunnah ‘amaliyah) maupun Sunnah formal yaitu Sunnah yang dikodifikasikan oleh para ulama meliputi perbuatan, perkataan, dan persetujuan Nabi .

Keganjilan-Keganjilan Paham Sesat Ingkar Sunnah, di antaranya:

  1. 1.       Tidak Mau Percaya Kepada Siapa pun Kecuali Al-Qur`an

Orang-orang inkar Sunnah sering mengatakan demikian. Akan tetapi, mereka juga sering menga-takan bahwa hadits-hadits baru dibukukan 200-an tahun setelah Roslulloh  wafat. Mereka pun sering menjadikan (masa) Imam al-Bukhori se-bagai referensi utama dalam masalah tahun atau waktu pembukuan hadits. Bahkan, setiap kali mereka melontarkan pendapat sesatnya, mereka enggan mengatakan dari mana sumbernya.

Mereka tidak mau dikatakan mengutip atau mengambil pendapat seseorang. Mereka selalu keukeuh mengatakan bahwa mereka hanya mau percaya dan mengikuti al-Qur`an saja. Mereka hanya mengakui bahwa pendapatnya itu hanya berdasarkan al-Qur`an. Pemikiran mereka ini jelas bertentangan dengan firman Alloh  :

“Maka bertanyalah kalian kepada ahlu dzikir (orang yang mengetahui) jika kalian tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl: 43)

Ayat ini dengan tegas menyuruh orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada orang lain yang lebih tahu; orang yang lebih tahu tentang al-Qur`an ataupun dalam suatu permasalahan tertentu.

  1. 2.       Mengaku Ahlul Qur`an Tapi Tidak Paham Al-Qur`an

Ini juga tidak kalah aneh. Mereka mengklaim sebagai ahlul Qur`an atau Qur`aniyyun namun tidak paham dan tidak menguasai ilmu-ilmu al-Qur`an. Bagaimana mungkin seorang yang meng-aku mencintai al-Qur`an tetapi tidak mau tahu tentang al-Qur`an? Lihatlah, betapa mereka tidak mau tahu sebab-sebab turunnya ayat-ayat al-Qur`an, kepada siapa suatu ayat diturunkan, da-lam masalah apa suatu ayat turun, apakah ayat tersebut Makkiyah atau Madaniyah, tatacara tu-runnya wahyu, dan sebagainya. Bahkan, sangat bisa jadi mereka juga tidak bisa membaca al-Qur`an dengan baik sesuai ilmu tajwid yang benar.

Ketidakpahaman mereka terhadap al-Qur’an ini bisa dilihat dari penafsiran mereka terhadap ayat-ayat al-Qur`an, yang tidak lain merupakan penafsiran yang memperturutkan hawa nafsu setan semata. Tidak ada yang mereka jadikan rujukan dalam menafsirkan al-Qur`an selain hanya per-mainan bahasa dan bersilat lidah belaka. Alloh  berfirman tentang orang-orang semacam inkar Sunnah ini,

 Atau apakah kamu mengira bahwa keba-nyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari-pada binatang ternak.” (QS. al-Furqan: 44)

  1. 3.       Mengaku Mencintai Nabi Tapi Tidak (Mau) tahu Siapa Saja Para Sahabat Beliau

Bahkan, mereka pun tidak (mau) tahu siapa yang dimaksud dengan as-sabiqun al-awwalun dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam surat at-Tau-bah ayat 100! Bagaimana mungkin seorang yang mengaku cinta kepada al-Qur`an tetapi tidak me-ngenal orang-orang yang dicintai oleh Alloh  dan Rosulnya ? Ya, orang-orang inkar Sunnah hanya mencintai al-Qur`an di mulutnya saja, te-tapi Alloh Mahatahu bahwa yang tersimpan dalam hati mereka adalah permusuhan yang sangat sengit kepada Islam. Maha Benar Alloh dengan firman-Nya:

“Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Dan Alloh Maha Tahu apa yang mereka sembunyikan.” (QS. ali Imran: 167)

 

  1. 4.       Mengaku Mengamalkan al-Qur’an Namun Caranya Kacau Sekali

Al-Qur`an diturunkan adalah untuk dibaca, dipahami, direnungkan, dan diamalkan. Akan tetapi, jika tidak ada petunjuk pelaksanaannya (baca; Sunnah), tentu akan sulit mengamalkannya, terutama untuk hal-hal yang memang membutuh-kan penjelasan lebih lanjut dan rinci.

Lihatlah bagaimana cara mereka memprak-tikkan shalat; tanpa ada aturan bacaan, gerakan, dan jumlah rakaat tertentu. Jika demikian halnya, apa yang terjadi kalau mereka shalat jama’ah? Masing-masing shalat menurut seleranya sendiri; Bacaannya berbeda, gerakannya berbeda, dan jumlah rakaatnya juga berbeda. Lagi pula mereka juga akan kesulitan mencari dalil tentang aturan shalat berjama’ah dalam al-Qur`an; Siapa yang paling berhak menjadi imam, imam berdiri di mana dan makmum berdiri di mana, apa yang harus dilakukan imam dan apa yang mesti dila-kukan makmum? Ini baru soal shalat. Soal yang lain pun kurang lebih sama saja.

Tetapi ini aneh dan terjadi. Mereka shalat maghrib 3 rakaat. Ya shalat maghrib adalah wajib, itu disebutkan dalam al-Qur’an, tetapi 3 rakaat? Darimana mereka mendapat petunjuk itu? Dari sunnah Rosululloh ? Bukankah mereka meng-ingkari sunnah. Ah… sungguh aneh. Belum lagi kalau di antara mereka ada yang meninggal dunia. Nah… apa mereka akan langsung menguburkan-nya begitu saja, seperti anjing peliharaan, karena syari’at pengkafanan dan lainnya adanya diajar-kan dalam sunnah.

Maka, di tangan inkar Sunnah, agama ini menjadi semacam permainan dan kacau balau. Itu pun masih ditambah lagi, bahwa banyak di antara praktik ritual mereka yang mencontek Sunnah Nabi, baik secara langsung maupun tidak, diakui ataupun tidak. Hal ini tak lain dikarenakan mereka mengambil referensi tatacara beribadah-nya hanya berdasarkan pemahaman manusia semata tanpa mau merujuk kepada sumber yang lebih bisa diterima oleh akal sehat.

Check Also

Ketika Galau Melanda, Kemanakah Diri Menambal Luka

Ketika Galau Melanda Kemanakah Diri Menambal Luka Tanpa perlu banyak penelitian, sungguh pasti bahwa di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *