Nestapa Di Negeri Singa

Nestapa Di Negeri Singa Singapura sudah terkenal sebagai negara yang menjembatani kepentingan Yahudi di Asia Tenggara. Tidak heran jika kemudian negeri ini menjadi “basis” Yahudi di kawasan ini. Lantas, bagaimana dengan Islam di sana?

 Ada 15 persen penduduk Singapura yang Muslim. Sebagian besar mereka adalah Melayu. Pengikut lain termasuk dari komunitas India dan Pakistan serta sejumlah kecil dari Cina, Arab dan Eurasia. 17 persen dari Muslim di Singapura berasal dari India. Sementara mayoritas Muslim di Singapura secara tradisional adalah Muslim Sunni yang mengikuti mazhab Syafi’i, ada juga Muslim yang mengikuti mazhab Hanafi serta sedikit Muslim Syiah.

Islam di Singapura tidak bisa dipisahkan dari sejarah kolonial. Pada tahun 1915, penguasa kolonial Inggris mendirikan Dewan Penasihat Islam. Dewan ini bertugas untuk memberikan nasihat kepada penguasa kolonial mengenai hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam dan adat-istiadatnya.

 

Adzan Tak Boleh Dikumandangkan

Seperti di negara-negara sekuler lainnya, Islam di Singapura tidak mendapatkan tempat yang cukup. Misalnya saja, tidak boleh ada kumandang adzan. Seseorang boleh melakukan adzan di masjid, namun suaranya tak boleh keluar dari masjid. Ini yang diberlakukan oleh MUIS (Majelis Ugama Islam Singapura) sebuah lembaga semacam MUI di Indonesia yang memegang penuh otoritas beragama Islam di sini.

Apa alasannya? Ini supaya orang non-Muslim yang mayoritas tidak terganggu. Tak ada usaha dari MUIS untuk melakukan protes dan aksi untuk memperbaiki keadaan ini.

Tapi, hal ini tidak berlaku di wilayah Masjid Sultan—salah satu masjid tertua di Singapura. Di sekitar Arab Street ini, adzan boleh dikumandangkan lewat speaker, dan menjalankan fungsinya sebagai pengingat dan pemanggil.

Saat ini di Singapura terdapat 69 masjid. Semua masjid ini di bawah administrasi MUIS sepenuhnya.

 

Makanan Halal Lebih Terjaga

Namun berbeda dengan negara-negara minoritas Muslim lainnya, soal makanan, di Singapura lebih terjaga kehalalannya.

Di Singapura, setiap makanan dan restoran akan disertifikasi halal. Tak ada seorang Muslim pun yang makan di restoran tanpa label halal. Harga mungkin tetap sama, tapi proses penyajian dan isinya harus halal (misal: tanpa babi dan minyak babi). Bahkan di Indonesia sendiri pun tak begini.

 

Prospek Islam di masa depan

Singapura termasuk ketat dan cukup keras kepada para aktivis Islam. Mereka tak segan-segan mendeportasi mahasiswa Islam yang dinilai mempunyai komitmen terhadap perkembangan dakwah.

Aktivitas keislaman di Singapura pun otomatis tidak banyak. Dengan perkembangan seperti ini, sepertinya Islam di negeri Singa ini tak bisa berkembang terlalu banyak. Namun bukan berarti orang-orang Islam di sana pun berdiam diri. Hingga adzan bisa berkumandang di Singapura.

 

Hubungan Israel dan Singapura

Singapura telah bekerjasama dengan Israel dalam keamanan. Meski kecil, dengan bantuan Israel, Singapura berambisi menjadi salah satu negara tentara yang terkuat di Asia. Pada 15 Juli 2004, penulis Israel, Amnon Barzilai, menulis sebuah berita pendek di Haaretzdaily.com yang berjudul “Israel set up Singapore’s army, former officers reveal”. Isinya menjelaskan, bahwa sejak awal berdirinya, negara Singapura telah meminta bantuan Israel untuk merancang tentaranya, sehingga sekarang menjadi salah satu tentara terkuat di Asia Tenggara.

Pendiri Singapura dan sekaligus perdana menteri pertama, Lee Kuan Yew, ketika itu, meminta Israel untuk membantu mendirikan ketentaraan negaranya, tidak lama setelah Singapura dipisahkan dari Malaysia tahun 1965.

Sejak itu, hubungan keamanan antara kedua negara mulai diperkuat, dan sekarang, Singapura merupakan salah satu konsumen terbesar terhadap senjata dan sistem persenjataan Israel.

Sudah lama kedua negara kecil itu memiliki hubungan yang erat. Singapura telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Negara yang berpenduduk hanya sekitar 3 juta jiwa ini telah lama diperhitungkan sebagai kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang penting di Asia Tenggara. Bahkan, setelah pembelian Indosat oleh Singapura, muncul guyonan getir di kalangan elite Indonesia, bahwa Indonesia telah menjadi satu propinsi atau negara bagian dari Singapura. Terbukti, negara besar bernama Indonesia dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa, dalam banyak hal tidak berdaya menghadapi tekanan Singapura.

(Sumber:eramuslim.com, Hidayatullah.com dan sumber lainnya)

Check Also

Ketika Galau Melanda, Kemanakah Diri Menambal Luka

Ketika Galau Melanda Kemanakah Diri Menambal Luka Tanpa perlu banyak penelitian, sungguh pasti bahwa di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *