Menata Hati Dengan Menjaga Pandangan

Menata Hati Dengan Menjaga Pandangan – Sesungguhnya faktor utama yang menyebabkan terjatuhnya seseorang ke dalam perkara yang terlarang adalah membiarkan syetan menjajah hatinya untuk selalu memperturutkan syahwatnya agar tidak dapat menundukkan pandangannya. Dalam hal ini Islam sebagai sebuah agama yang sempurna telah memberikan sebuah strategi preventif untuk mencegah seseorang agar tidak melakukan perbuatan fahisyah (perbuatan keji).

Tidak bisa lagi dipungkiri bahwa kedua mata dapat menjadi panah syaiton untuk menanamkan benih-benih syahwat, sehingga mendorong jiwanya untuk melakukan perbuatan keji dan tercela tersebut. Karena betapa banyak kejahatan telah dikerjakan oleh manusia, dan musibah yang terjadi, dan perbuatan keji merajalela, dikarenakan kedua mata ini tidak dapat tunduk kepada perintah Alloh subhanahu wata’ala untuk ditundukkan. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya media informasi, yang menampilkan acara-acara pengumbar syahwat seperti sinetron, infotainment, film lepas dengan tema-tema kisah percintaan, menjadi pendukung sangat kuat untuk syetan menancapkan panah-panah beracunnya ke dalam dada manusia.

Menata Hati Dengan Menjaga Pandangan

Ada suatu kisah yang menarik dan menyedihkan, bahwa suatu ketika ada seorang pemuda  yang pernah datang ke-pada seorang Syaikh untuk mengadukan permasalahan yang ia hadapi. Ia menangis meraung-raung seperti orang yang meratapi kematian anaknya. Ia berkata, “Selamatkanlah diriku, aku hampir mati! Aku hampir gila! Sesungguhnya tak ada yang dapat menghapuskan dosaku, kecuali kematian!! Akan tetapi bagaimana aku mati sedangkan neraka akan menjadi tempat kembaliku dan Jahannam akan menjadi tempat tinggalku?!”, Syaikh berkata kepadanya dalam rangka menghiburnya, “Ampunan Alloh lebih luas daripada dosa kita. Karunia Alloh lebih besar dari pada kesalahan kita. Rahmat Alloh lebih kita harapkan daripada amalan kita.” Kemudian pemuda itu menjawab, “Aku tidak pantas mendapatkan apa pun kecuali neraka! Aku termasuk orang durhaka yang sangat jahat!” “Sesungguhnya aku telah melakukan perbuatan keji terhadap adik lelaki dan adik perempuanku. Aku tidak terdorong melakukan perbuatan itu kecuali sesudah aku melihat pemandangan dilayar TV yang menggelorakan hasrat seksualku dan menyalakan syahwatku. Lantas aku tidak mendapatkan jalan melampiaskannya kecuali terhadap adik-adikku sendiri.” Semoga Alloh menjauhkan kita dari amal buruk ini…

Sesungguhnya Alloh swt telah menetapkan bahwa menundukkan pandangan merupakan sebuah syariat yang harus dilaksanakan bagi hamba-hambanya, baik dia seorang mukmin maupun seorang mukminah. Alloh subhanahu wata’ala befirman:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluan-nya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur: 30)

Ibn Katsir rohimahulloh berkata: “Ayat ini merupakan perintah dari Alloh swt kepada hamba-hambanya yang beriman agara mereka menundukkan pandangan mereka dari sesuatu yang telah diharamkan atas mereka, dan janganlah mereka memandang kecuali kepada sesuatu yang diboleh bagi mereka untuk memandangnya. Dan hendaknya mereka menundukkan pandangan dari sesuatu yang diharamkan atas mereka. Maka jika kedapatan mereka melihat sesuatu yang diharamkan tanpa sengaja, maka palingkanlah pandangan mereka darinya dengan segera. Dari pamannya Jarir bin Abdulloh Al-Bajli rodhiyallohu’anhuma, ia berkata: Aku bertanya kepada Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam tentang penglihatan yang spontan, maka Ia sholallohu’alaihi wasallam memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi.)”.

Menundukkan pandangan adalah upaya agar zina tidak dibenarkan melalui kemaluannya. Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu’anh, Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

“Sesungguhnya Alloh telah menetapkan kepada Ibn Adam tentang bagian-bagian tubuhnya memiliki potensi untuk berzina, maka zina mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan merayu, dan jiwa adalah dengan berangan-angan, dan dibenarkan atau didustakan seluruhnya adalah dengan kemaluannya.” (HR. Al-Bukhori)

Abdulloh bin Jarulloh berkata: “Pandangan merupakan panah beracun dari anak panah iblis, dan semua peristiwa-peristiwa bermula dari pandangan, dan mata bisa berzina, berzinanya adalah dengan cara memandang”.

Baca juga artikel Keihklasan Di Bulan Romadhon

Faidah-faidah Menundukkan Pandangan.

  1. Menundukkan pandangan merupakan bentuk pelaksanaan terhadap perintah Alloh subhanahu wata’ala, yang memiliki tujuan untuk kebahagiaan hakiki dari seorang hamba di dunia dan di akhirat.
  2. Sebagai pencegah dari panah beracun iblis yang dapat memberikan pengaruh kuat yang dapat menghancurkan seorang hamba.
  3. Menjadikan hati bercahaya dan akan terlihat dari wajah dan anggota badan.
  4. Membersihkan hati penyakit-penyakit hati akibat pandangan yang tidak terjaga.
  5. Akan mewariskan firasat yang baik dan jujur yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
  6. Akan terbuka baginya pintu ilmu dan iman.
  7. Akan mewariskan hati yang kokoh dan
  8. Akan melahirkan hati yang senantiasa damai dan gembira.
  9. Membebaskan hati dari tawanan syahwat.
  10. Akan mengosongkan jiwa hanya untuk tafakkur terhadap kebaikan-kebaikan, dan menyibukkan hati dengannya.
  11. Menjaga pandangan akan menguatkan akal.
  12. Menjaga pandangan akan melepaskan hati dari mabuk syahwat, kelalaian. Dan mengarahkan pandangan secara pasti hanya untuk Alloh subhanahu wata’ala dan hari akhirat.

Saudaraku bertakwalah kepada Alloh subhanahu wata’ala dan jagalah amanah mata ini hanya untuk beribadah kepadanya.סּ Red. Sumber : Masuliyyah Al-Mar`ah Al-Muslimah.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

One comment

  1. Amin Kusuma Bangsa

    Izin share yaa
    Jazakallahu khairan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *