The Loss Generation (Generasi Pecundang)

Sekarang kita bukan akan membahas Dinosaurus yang sudah punah dalam film jurasic parknya. Namun akan membahas bangsa manusia dan generasinya.

Siapa bilang setiap generasi tidak mempunyai identitas? Semua generasi memiliki identitas. Seperti misalnya kita mendapati sebutan generasi Nabi dan sahabat-sahabatnya adalah generasi Mufadhalah (generasi utama/unggulan).

Masalahnya adalah, identitas apa yang tersematkan pada sebuah generasi?

Bukan punya atau tidaknya, akan tetapi lebih ke kontennya, nilai apakah yang menghiasinya.

Begitupun di zaman sekarang ini, generasi yang hadir ditengah-tengah kita, adalah generasi yang memiliki identitas. Yuk kita telaah identitas apakah yang di bawanya?

Wajah pertama yang bisa kita jumpai adalah gambaran generasi INSTAN, doh. Segalanya ingin serba instan dan cepat. Tidak mau berusaha, bermalas-malasan dan mengandalkan orang lain. Orang lain yang dimaksud bisa orang tuanya atau yang lainnya. Bekerja keras adalah sesuatu yang hilang dari ciri kepribadiannya. Hidup tidak punya arah dan pengarah yang jelas. Tidak tahu mau jadi apa.

Generasi Unggulan

Sementara itu, 15 abad yang silam, generasi unggulan mereka adalah generasi terbaik yang dilahirkan kedunia ini. (Baca, zaman Nabi  sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in). Generasi yang tidak terlahir kembali setelahnya.

Mereka adalah generasi yang penuh semangat, gigih, bekerja keras dengan idealisme yang cetar membahana. Menjadi penegak dan penyelenggara ketauhidan di muka bumi. Tegak kokoh memberantas kesyirikan dan ajaran-ajaran yang menyimpang dari al-Qur’an dan sunnah. Sikapnya jelas dan tegas. Tegas menegakkan kebenaran, lemah lembut kepada sesama. Keren kan?

Mereka tidak leyeh-leyeh, lebay dan lelet. Justru sebaliknya, mereka seakan singa disiang hari, dan seakan rahib-rahib ketika di malam hari.

Generasi Huru-Hara

Wajah yang kedua, bisa kita jumpai adalah generasi HURA-HURA dan HURU-HARA. Hedonis. Menghabiskan waktu mudanya untuk berfoya-foya, happy-happy dan menghamburkan waktu dan fulushanya mengejar kesenangan semata. Coba sana dan coba sini. Narkoba pun dilabraknya untuk dicicipi.  Yang kepikiran adalah sesuatu yang Fun terus. Seakan hidup akan selamanya, lupa kepada untuk apa dirinya hadir kemuka bumi ini. Terbius sudah, lupa sholat, lupa berdoa, lupa belajar dan lupa segala-galanya. Inget Allohnya ketika sakit, putus cinta dan ketika tidak punya uang. Preet.

Masa-masanya pemupukan ego dan label diri. Keakuannya sangat tinggi. Tawuranpun terjadi. Huru-hara pun terjadi dikalangan remaja yang kebanyakan mengaku Islam. Tidak rela label dirinya dihina dan dicemooh, prinsipnya adalah, ‘lo macem-macem, gua jotos’. Seakan Robin Hood, merasa menjadi polisi dunia, merasa gagah dan pentarang pentereng. Semua lawan dilibas dan harus tunduk dan mengakui kelompoknya.

Bebek Generation

Wajah yang ketiga, bisa kita dapati adalah generasi BEBEK alias korban MODE dan IDOLA. Kemana angin bertiup, maka kesitulah dia ikut. Latah dan ikut-ikutan. Masa-masanya modelling. Mencari figur yang cocok untuk dirinya. Apapun yang dilakukan dan dipakai sang idola, maka diapun sekuat tenaga untuk mencopastenya. Dimirip-miripkan, walau tidak mirip. Mulai dari gaya rambut, gaya berpakaian, gaya bicara dan gaya hidupnya. Ketika mode in sedang demam artis-artis korea, maka generasi bebek berbondong-bondonglah menyerbu dan segera menyerupakan diri dengan idolanya.

Virus generasi bebek ini bukan hanya menjangkiti kaum muda saja, akan tetapi banyak pula kaum dewasa dan tua yang terkena virusnya. Membebek kepada Barat, orang kafir, menjadi pengasong pemikiran liberal, sekuler, pluralisme, komunis, kapitalisme dan lain-lain. Ketika Orang kafir merayakan hari rayanya, maka generasi bebek pun ikut-ikutan merayakannya dengan suka cita. Pun dengan simbol-simbol kekafiran, generasi bebek dengan bangganya untuk membeli dan memakainya.

Lantas pada kemanakah generasi-generasi unggulan zaman dan ummat sekarang? Yaitu generasi yang memiliki ciri kebaikan dan memiliki tujuan yang jelas. Jelas agamanya, yaitu beragama Islam yang murni dengan dasar al-Qur’an dan sunnah. Generasi yang buka setengah-setengah, namun generasi yang jelas, siapa panutan hidupnya. Generasi yang memiliki mimpi jelas untuk meraih kemuliaan hidupnya, buka generasi pecundang mudah menyerah dengan keadaan. Hanya generasi pecundang yang merayakan Valentine Day. Saya berharap Andalah sebagai generasinya unggulan tersebut. Aamiin.

Wallohu A’lam

(Red-HASMI)

Check Also

Obat Mujarab Penyakit Galau

Zaman sekarang pemuda pemudi pasti tidak asing lagi dengan istilah “galau”, satu kata pendek yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot