Artinya, kurang persiapan dalam menghadapi pernikahan. Kurang persiapan di sini dalam wujud persiapan fisik dan mental, atau yang lebih penting lagi, persiapan dalam ilmu tentang adab-adab pernikahan serta seluk-beluk hidup berumah tangga.
Banyak kaum Muslimin yang memasuki kehidupan berumah tangga tanpa merasa perlu melakukkan persiapan dengan ilmu pengetahuan yang memadai tentang kehidupan berumah tangga, baik itu melalui pengalaman yang ia bisa dengar dan serap dari mereka yang sudah mengenyam asam garam hidup berumah tangga, atau melalui buku-buku Islam yang mengajarkan adab dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga. Padahal, seperti yang diungkapkan oleh al-Imam al-Bukhori, “Bab: Ilmu itu harus dimiliki sebelum berkata-kata dan berbuat [Shahih Bukhori:37].” Artinya, sebelum menikah, orang harus sudah mengilmui dunia pernikahan.
Mungkin sebagian orang memandang hal-hal seputar persiapan menuju menikah itu sebagai hal yang remeh. Baru, saat sudah mulai menjalani kehidupan berumah tangga, mereka menyadari berbagai kekurangan yang terjadi di sana-sini karena memang mereka kurang melakukan persiapan, terutama sekali dibidang ilmu seputar adab-adab menikah dan berumah tangga.
Saat begitu banyak kewajiban terabaikan, ketika terlampau banyak hak-hak yang terlantarkan, barulah mereka yang cerdik menyadari dampak kekurangan tersebut. mungkin tidak terlambat bagi yang memang segera menyadarinya. Namun akan menjadi fatal bagi yang enggan sedikitpun merenungi, sehingga ketika sadar, sefalanya terlambat.
Alloh [swt] berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. al-Isro’ [17]: 36)
Memasuki kehidupan rumah tangga tanpa ilmu, tak ubahnya menumpuk sekian banyak pertanggungjawaban di hadapan Alloh kelak. Pendengaran, penglihatan bahkan hati seorang Muslim harus mempertanggungjawabkan berbagai kesalahan dan dosa yang dilakukannya, akibat pelanggaran terhadap banyak hukum dan aturan Alloh [swt] dalam kehidupan berumah tangga yang dia jalani. Akibat kealpaannya saat berhadapan dengan istri, saat mem-pergaulinya, saat ia mencoba membahagiakan istri tapi justru dengan cara-cara yang malah menyengsarakan istrinya tersebut.
Orang arab pernah berkata:
((قَبْلَ الرَّ مِيَّةِ تُعَدُّ الْكَنَا ئِنُ ))
“Sebelum memanah, segala anak panah harus dipersiapkan.”
Dalam bahasa kita, sedia paying sebelum hujan. Sebelum memasuki jenjang pernikahan, segala sesuatunya harus dipersiapkan. Bisakah kita bayangkan, orang yang sedang mengejar buruan dengan busur panahnya, saat sedang bersiap memanahnya, ia masih harus sibuk mencari anak panah ke sana ke mari? Atau mungkin masih harus membuatnya terlebih dahulu, atau harus membelinya di toko peralatan panah?
Bagaimana bila itu dikaitkan dengan pernikahan? Apakah seorang suami baru hendak belajar, ketika sudah berhadapan dengan benturan persoalan karena ia tidak mengenal hak dan kewajibannya sebagai suami? Tak masuk akal.
Kalau untuk bepergian ke luar kota, atau untuk mendaki gunung misalnya, seseorang begitu getol melakukan persiapan, berlatih, menyiapkan segala perbekalan, bahkan menyiapkan stamina tubuh dari jauh-jauh hari sebelum keberangkatan, bagaimana pula untuk sebuah lembaga hidup yang disebut rumah tangga, seseorang bisa begitu saja memasukinya nyaris tanpa persiapan sama sekali?
Mungkin, sebagian membayangkan bahwa persiapan menikah itu hanya soal uang dan materi. Hanya soal biaya hidup, sandang, pangan dan papan. Bila semua telah tersedia, berarti sudah saatnya menikah. Padahal. Semua ketersediaan materi justru hanya sisi kecil dari kesiapan sebuah pernikahan. Kekurangan dalam hal-hal tersebut masih sangat dapat ditoleransi, bila kesiapan dalam ilmu menikah itu sendiri sudah terpenuhi. Yang paling parah tentu orang yang tak punya kesiapan apa-apa, ilmu tak punya, pengalaman tak pernah ditimba, uang dan materi juga tak ada, lalu nekat dengan hanya bermodal semangat untuk menikahi wanita yang menarik hatinya. Ujungnya sudah dapat ditebak, prahara.
Dikutip dari berbagai sumber.
(Red-HASMI)