Rakyat Chenchen dikenal sebagai Nokhchi, yaitu orang yang berasal dari desa dimana terjadi peperangan dengan Rusia di abad ke-18. Mereka menghuni sebelah utara wilayah Kaukasus. Jumlahnya sangat kecil dan minoritas, namun mereka sangat vokal dalam melawan penjajahan Rusia waktu itu.
Pada abad ke-16, datanglah orang-orang Cossaks ke wilayah itu. Orang Cossaks adalah orang-orang Rusia yang meyebar ke seantero Rusia. Mereka adalah para penjahat dan bandit yang tinggal di perbatasan selatan kerajaan Rusia. Jumlah asal mereka sangat sedikit, namun karena dukungan dari kerajaan Rusia, maka mereka berani mengambil hak dari rakyat Kaukasus asli. Inilah yang melatarbelakangi perang Chechnya dan Rusia sampai saat ini.
Pada Februari 1943, rakyat Chenchen diangkut dengan kereta roda untuk ternak ke Sentral Asia oleh para tentara Rusia. Ini terjadi pada masa pemerintahan Stalin dan diikuti oleh para pemimpin Rusia lainnya.. Ini dikenal sebagai deportasi paksa rakyat Chenchen. Mereka dipaksa untuk membuat jalan dan jembatan. Namun yang didapat mereka kemudian adalah desa mereka dibakar. Banyak yang tewas saat itu, mungkin hampir sekitar 30% dari jumlah keseluruhan mereka, yaitu 4.000.000 orang di wilayah itu.
PERANG CHECHNYA I DAN II
Secara ringkas, sejarah perang Chechnya bisa dibagi kepada dua fase, yakni Perang Chechnya I dan Perang Chechnya II. Perang Chechnya I adalah perang antar Rusia dengan Chechnya yang terjadi antara tahun 1994-1996 dan berakhir dengan kemerdekaan Chechnya secara de facto dari Rusia. Setelah kampanye awal pada tahun 1994-1996, memuncak pada penghancuran kota Grozny. Pasukan federal Rusia berhasil menguasai wilayah-wilayah pegunungan Chechnya, tapi dengan cepat berhasil dipukul mundur oleh pasukan mujahidin yang bergerilya, dan mujahidin juga bergerilya di wilayah daratan. Mereka tidak gentar meskipun jumlah pasukan Rusia berlimpah dengan persenjataan dan pasukan udaranya. Hal itu berakibat pada merosotnya moral pasukan federal dan hampir seluruh wilayah Rusia jatuh ke dalam konflik brutal yang menuntut pemerintahan Boris Yeltsin mengumumkan gencatan senjata pada tahun 1996 dan menandatangani perjanjian damai setahun kemudian.
Dalam kesaksiannya, Komander Khattab–Legenda Jihad Chechnya–menceritakan bagaimana situasi arena jihad di Chechnya. Komander Khattab bahkan di awal jihadnya menyangka bahwa yang terjadi di Chechnya adalah pemberontakan, yang dipimpin jenderal komunis bernama Jauhar Dudayev.
Dalam perkembanganya, sejumlah konflik internal terjadi di Checnya. Konflik ini terjadi antara penduduk etnik Chechen dengan non-Chechen yang hampir semua berasal dari Rusia. Warga non-Chechen dan kaum oposisi ini kemudian mengadakan kudeta pada bulan Maret 1992, akan tetapi dapat digagalkan oleh pasukan Dudayev. Setelah kudeta berikutnya juga gagal, kaum oposisi ini membentuk pemerintahan alternatif dan meminta bantuan Moskow. Pada bulan Agustus 1994 kaum oposisi ini mengadakan kampanye militer untuk menggulingkan pemerintahan Dudayev. Moskow segera mengirimkan bantuan dana, perlengkapan militer, dan persenjataan. Rusia menunda seluruh penerbangan sipil ke Grozny ketika mereka melakukan blokade militer ke Chechnya. Mereka melakukan serangan dan membombardir ibu kota Grozny. Pasukan Jauhar Dudayev memukul mundur serangan tersebut.
Para mujahidin banyak yang membentuk unit-unit pasukan lokal untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan pasukan federal Rusia. Banyak remaja belasan tahun yang bergabung dengan pasukan mujahidin, dan sejak saat itu semangat jihad membara di dada kaum Muslimin Chechnya.
Demikianlah pemuda yang bergabung dengan mujahidin bertambah banyak dan terjadilah peristiwa di Daghestan. Sebenarnya pasukan Rusia sudah tidak memiliki kekuatan lagi dan semangat tempurnya pun sudah jatuh. Tapi mereka tetap berbahaya dan masih banyak di perbatasan-perbatasan. Mereka akhirnya melancarkan tekanan ekonomi, mengadu domba rakyat, mendukung oposisi, dan melakukan trik-trik kotor lainnya yang intinya menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan pemerintahan mujahidin dan menghilangkan kepercayaan rakyat kepada pemerintahan mujahidin agar masyarakat menilai bahwa pemerintahan mujahidin tidak mampu memerintah.
Pada tanggal 12 Mei 1997, Presiden Ashlan Maskhadov (Pengganti Presiden Jauhar Dudayev yang tertembak mati peluru kendali Rusia) pergi ke Moskow untuk menandatangani perjanjian damai bersama Yeltsin. Perjanjian damai ini didasarkan pada “Perdamaian dan prinsip-prinsip hubungan Rusia-Chechen”. Ashlan Maskhadov terbukti salah. Dua tahun setelah perjanjian tersebut, komandan Shamil Basayev melakukan penyerbuan ke Daghestan pada musim panas 1999 sebagai balasan tindakan brutal Rusia di sana.
Mengapa sampai terjadi pertempuran di Daghestan yang akhirnya memicu Perang Chechnya II? Komander Khattab menceritakan bagaimana kejam dan buasnya pasukan Rusia kepada kaum Muslimin di sana. Pasukan Rusia menghisap darah kaum Muslimin dan membumihanguskan wilayah-wilayah kaum Muslimin begitu dahsyat. Hanya Alloh yang tahu betapa kejamnya mereka. Mulai dari Afghanistan, Tajikistan, Bosnia, Chechnya. Selama lima tahun belakangan Rusia terus melakukan persiapan untuk menebus kekalahan mereka. Agen-agen intelejen Rusia pun mulai banyak yang disusupkan ke dalam aktivitas mujahidin untuk mengumpulkan informasi. Rusia juga mulai melakukan terror dan intimidasi di Chechnya sebagai langkah awal serangan mereka.
Di sisi lain, kaum Muslimin memproklamasikan penerapan syari’at Islam di Daghestan. Mereka mengusir polisi, karena di setiap tempat dimana ada polisi disitu juga terjadi pencurian, maksiat, mabuk-mabukan, dan suap-menyuap. Dan setelah masyarakat mengusir polisi, mereka mulai menata kehidupan mereka dengan syariat Islam. Para petani mulai ke ladang dan kehidupan mulai normal dan tenang. Saat itu jika pemerintah meminta bantuan kepada Rusia, maka masyarakat meminta bantuan kepada mujahidin. Akhirnya perang meletus dan mujahidin Daghestan meminta bantuan kepada pasukan Khattab. Mereka pun datang membantu dan berhasil memukul pasukan Rusia di daerah Botlov. Setelah pasukan Rusia menghentikan serangan, maka pasukan mujahidin pun kembali ke Chechnya.
Namun 3 hari setelahnya, pasukan Rusia mengepung tiga desa dan membumi hanguskan tiga desa tersebut dengan senjata berat dan pesawat tempur. Padahal penduduk desa tersebut kebanyakan anak-anak kecil dan orang tua serta wanita. Mereka tidak tahu apa-apa. Akhirnya setelah bermusyawarah dengan seluruh komponen masyarakat Chechnya dan Daghestan, para mujahidin memutuskan untuk masuk ke desa yang dikepung oleh Rusia, maka meletuslah perang.
Dengan demikian, Perang Chechnya II merupakan operasi militer yang dilakukan oleh Rusia. Perang ini dimulai pada bulan Agustus 1999 ketika pasukan Rusia melakukan penyergapan besar-besaran terhadap mujahidin Chechnya, hingga saat ini. Perang di Daghestan dan pengeboman apartemen di Rusia merupakan bagian awal dari Perang Chechnya II. Operasi besar-besaran membatalkan hasil yang telah di dapat pada Perang Chechen yang pertama dimana Chechnya telah memperoleh kemerdekaan secara de facto sebagai Chechen Republik of Ichkeria (CRI). Meskipun sebagian orang menganggap perang ini sebagai konflik internal Federasi Rusia, tetapi perang ini terus membakar semangat kaum Muslimin dari berbagai penjuru bumi untuk mengobarkan api jihad di bumi Checnya yang telah dipenuhi oleh darah-darah mewangi para syuhada yang mulia, hingga saat ini.