Pertanyaan: Assalamu’alaikum. Pak ustadz, pada masa kini harga-harga barang semakin meroket, terkadang problematika ini berdampak kepada kurangnya keharmonisan rumah tangga. Apa kiat-kiat hidup di masa sulit?
Jawaban:
Dunia adalah ladang ujian bagi kehidupan manusia. Dalam mengarungi kehidupan ini keadaan manusia beraneka ragam. Ada yang bahagia dan ada yang menderita. Ada yang senang dan ada yang susah. Ada yang kaya raya dan ada pula miskin papa. Ketahuilah, kelapang hidup yang ada pada diri seseorang merupakan bentuk ujian. Bisakah ia memanfaatkan nikmat untuk menopang ketaatan kepada Alloh [swt] sebagai wujud rasa syukur kepada-Nya. Begitupula dengan kesulitan, kesusahan, dan kemiskinan yang menimpa seseorang. Bisakah ia bersabar menghadapi kehidupan yang penuh derita ini.
Agar kita kuat menghadapi kesulitan hidup, maka terdapat beberapa kiat yang seyogyanya kita perhatikan;
- Tidak membebani nafkah diluar kemampuan.
Hendaknya seseorang itu tidak bermewah-mewah, berlebihan dan boros terhadap harta, bahkan hendaknya ia pertengahan dalam masalah nafkah.
Alloh [swt] berfirman:“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. al-Furqon []: 67)
Janganlah kita meniru perilaku Bani Israil. Dimana istri seorang yang fakir membebani suaminya dengan pakaian-pakaian atau perhiasan yang biasa dikenakan istri orang kaya. Keadaan ini menjadikan kehidupan mereka yang telah mengalami kesulitan bertambah sulit.
- Melihat orang lain di bawahnya.
Dalam pergaulan sehari-hari, terkadang seseorang melihat tetangganya atau teman-temannya memiliki kelapangan rezeki yang lebih berupa rumah yang megah, mobil yang mewah, perabot yang indah, perhiasan melimpah dan lain-lain yang terkadang hal itu membuatnya ingin memilikinya juga. Ketika hal itu terjadi, hendaknya ia melihat bahwa disana masih ada orang-orang yang tidak lebih beruntung daripadanya dalam urusan rezeki duaniawi.
Rosululloh [saw] bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian melihat orang lain diberi kelebihan dalam harta dan fisik, maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
3.Milikillah sifat sabar.
Teladanilah Nabi Muhammad [saw] dalam menghadapi masa sulit, niscaya kita akan menjumpai mutiara kesabaran yang sangat menakjubkan yang terpancar dari akhlak mulia beliau . “Dahulu Rosululloh [saw] melewati beberapa malam berturut-turut dengan keadaan perutnya kosong, demikian juga keluarganya, mereka tidak mendapati makan malam. Dan sesungguhnya kebanyakan rotinya mereka adalah roti gandum”. (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lain)
Renungilah ayat-ayat al-qur’an dan hadits-hadits yang mengkaji buah manis sifat sabar, niscaya kita akan bersabar dan tahan mengadu kesabaran dalam menghadapi realita kesulitan kehidupan yang menimpa kita.
4. Bersikap Qonaah.
Ketahuilah yang menentukan cukup atau tidaknya kebutuhan hidup bukanlah dari banyaknya jumlah harta yang ada, karena berapapun banyaknya harta, nafsu manusia tidak akan pernah puas dan selalu menuntut lebih. Oleh karena itu, yang menentukan dalam hal ini adalah justru sifat qanaah (merasa cukup dan puas dengan rezeki yang Alloh [swt] berikan) yang akan melahirkan rasa cukup dalam diri manusia, dan inilah kekayaan yang sebenarnya.
Rosululloh [saw] bersabda: “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)”. (HR. Muslim)
Lebih daripada itu, orang yang memiliki sifat qanaah dialah yang akan meraih kebaikan dan kemuliaan dalam hidupnya di dunia dan di akhirat nanti, meskipun harta yang dimilikinya tidak banyak. Rosululloh [saw] bersabda: “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Alloh menganugerahkan kepadanya sifat qanaah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Alloh Ta’ala berikan kepadanya”. (HR. Muslim)
5. Banyak berdoa.
Berdoa adalah amal ibadah yang agung lagi mulia. Berdoa merupakan senjata utama bagi orang yang beriman. Doa yang dipanjatkan seseorang mukmin kepada Alloh [swt] agar tetap berada dalam ketaatan meskipun dilanda masa kesulitan sangatlah penting. Diantara manusia ada yang enggan menunaikan shalat karena kemiskinan yang menimpa. Diantara manusia ada yang rela menjual aqidahnya demi meraih harta benda karena kesulitan ekonomi yang melanda. Oleh karena itu, kokohkan hati dan tegarkan jiwa kita agar tetap berada dalalam hidayah Islam hingga ajal menjemput kita.
6. Tingkatkan ketakwaan.
Melaksanakan perintah Alloh [swt] dan menjauhi larangan-Nya merupakan sarana efektif memecahkan seluruh problematika rumah tangga tak terkecuali dalam masalah kesulitan ekonomi. Banyak ruku’ dan sujud di keheningan malam, memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa, membasahi lisan dengan berdzikir dan berbagai amalam ketaatan lain yang disyariatkan serta meninggalkan perbuatan maksiat menjadi solusi jitu lagi menakjubkan.
Alloh [swt] berfirman: “Barangsiapa bertakwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. ath-Tholaq : 2)
“Danbarangsiapa yang bertakwa kepada Alloh, niscaya Alloh menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. ath-Tholaq : 4)
Marilah kita terus menerus memanjatkan doa dan meningkatkan ketakwaan kepada Alloh [swt] dengan berbagai ragam ketaatan yang diperintahkan agar segala masalah yang kita hadapi terselesaikan dan terciptalah pada diri keluarga kita sebuah keluarga yang dipenuhi dengan pesona kesabaran, ketegaran, dan keimanan. Wallohu a’lam.
(Red-HASMI)