Khodijah binti Khuwailid [ranha], kebanyakan umat Islam telah mendengar nama itu. Ya.., dia adalah isteri pertama Rosululloh [saw] yang kaya raya. Dia mendapatkan kekayaannya dari Alloh [swt] melalui perdagangan. Kekayaannya yang melimpah tidak membuat Khodijah [ranha] lengah dan terpedaya. Harta yang dimilikinya digunakan untuk mendukung suaminya dalam berdakwah, menegakkan dan meninggikan nama Alloh [swt], dan agama Islam.
Khodijah [ranha] telah berjasa besar dalam Islam. Kita dapat renungkan jasa Khodijah dalam kehidupannya bersama Rosululloh [saw].
-
Meneguhkan Hati Nabi [saw].
Saat wahyu pertama turun kepada Rosululloh [saw] di Gua Hira. Nabi [saw] pulang dengan membawa ayat-ayat Alloh [swt]
(QS.Suratal-‘Alaq[96]: 1-5) yang berbunyi:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Nabi [saw] pulang dalam keadaan menggigil ketakutan dan penuh kebimbangan. Tetapi Khodijah [ranha]menyambut baik kedatangannya dan menenangkan hatinya dengan berkata: “Jangan takut, bergembiralah. Demi Alloh [swt], Alloh [swt] tidak akan menyusahkan engkau selamanya. Sesungguhnya engkau suka menyambung persaudaraan, berkata benar, menanggung beban dan berusaha membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan menolong penegak kebenaran.”
-
Wanita Pertama masuk Islam.
Islam telah mengangkat derajat perempuan ini jauh lebih tinggi dari apa yang diharapkan dan dicita-citakan. Islam menghaturkan beberapa ayat yang mulia kepada Khodijah [ranha], sehingga ayat itu menerangkan penglihatannya, menguasai jiwanya dengan hujjahnya, menundukkan hatinya dengan keindahan susunannya. Maka pantaslah hati Khodijah dipenuhi dengan rasa cinta kepada Alloh [swt], yang mengalir dalam aliran darahnya dan meresap ke dalam sel-sel tulangnya.
Khodijah pun tunduk patuh kepada Islam yang dibawa oleh suaminya. Imam Izzuddin bin al-Athir [rohimahu] berkata: Khodijah binti Khuwailid [ranha] adalah makhluk yang paling pertama masuk Islam berdasarkan ijma’ kaum Muslimin.
Khodijah tidak masuk Islam karena hanya ikut-ikutan atau sekedar basa-basi, tapi dia memeluknya karena sangat terpengaruh oleh kemuliaan Islam dan kecondongan hatinya kepada Islam.
-
Rumah yang Penuh Keberkahan.
Dalam berumah tangga bersama Nabi Muhammad [saw], Khodijah [ranha]selalu menghormati suaminya dan menjaga ketentraman dan kebahagiaan dalam rumah tangganya.
Khodijah [ranha]berusaha menenangkan Nabi Muhammad [swt] ketika pulang dari berdakwah dengan keadaan yang letih dan kesal dari ringtangan orang-orang Musyrikin. Sehingga Khodijah [ranha]menjadi pelabuhan untuk meredakan keletihan dan kegundahan Rosululloh [saw]. Sehingga dalam hadits yang shohih disebutkan:
« يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ، فَإِذَا هِىَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّى، وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِى الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ، لاَ صَخَبَ فِيهِ وَلاَ نَصَبَ »
“Pada suatu ketika malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad sambil mengatakan pada Beliau [saw]: “Wahai Rosululloh, Ini Khadijah telah datang. Bersamanya sebuah bejana yang berisi lauk, makanan dan minuman. Jika dirinya sampai katakan padanya bahwa Rabbnya dan diriku mengucapkan salam untuknya. Dan kabarkan pula bahwa untuknya rumah disurga dari emas yang nyaman tidak bising dan merasa capai”. (HR. al-Bukhori dan Muslim)
-
Sabar dan Tabah.
Khodijah binti Khuwailid menyaksikan sendiri apa yang dialami oleh Rosululloh [saw] berupa gangguan dan ejekan. Khodijah [ranha]berusaha menguatkan Rosululloh [saw] dan mendukungnya agar tetap tegar. Dia juga berusaha meringankan beban yang dialami Rosululloh [saw]akibat perbuatan kaum musyrikin kepada beliau [saw].
Di sini, peran Khodijah sangat bermanfaat bagi Rosululloh [saw] dan Islam. Dia rela mengorbankan waktu dan kesempatannya bercengkrama dalam keluarga untuk mendukung dan menguatkan dakwah Rosululloh [saw].
Tatkala kaum Musyrikin memboikot Nabi Muhammad [saw] dan umat Islam, Khodijah [ranha] senantiasa memberikan dukungan kepada Rosululloh [saw] dan ikut menanggung beban atas perilaku kaumnya dengan hati yang sabar.
-
Kedermawan Khodijah [ranha].
Sebagai orang kaya raya, Khodijah [ranha] tidak seperti wanita lainnya, yang hidup dalam kemewahan dan menggunakan hartanya dalam hal duniawi. khodijah menggunakan hartanya untuk mendukung dakwah Islam yang diserukan oleh Rosululloh [saw], bahkan saat nabi Muhammad [saw] menyukai Zaid bin Haritsah [ranhu], Khodijah pun memberikan budaknya itu kepada suaminya.
-
Wanita Terbaik Umat ini.
Khodijah [ranha] adalah seorang wanita terbaik di umat ini, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang shohih. Rosululloh [saw] bersabda:
« خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ »
“Wanita terbaik yang pernah ada ialah Maryam putri Imran dan Khadijah“.(HR. al-Bukhori dan Muslim)
-
Alloh [swt] Menyampaikan Salam kepada Khodijah [ranha].
Keistimewaan yang dimiliki oleh Khodijah [ranha] adalah mendapatkan salam dari Alloh [swt], tuhan yang memiliki alam semesta, yang Maha Agung. Ini menunjukkan bahwa Alloh [swt] ridho dan cinta kepada khodijah [ranha].
Dari Anas bin Malik [ranhu] berkata: “Malaikat Jibril [alaiyhis] datang menemui Rosululloh [saw] yang waktu itu sedang bersama Khodijah [ranha]. Jibril [alayhis]lalu berkata: “Sesungguhnya Alloh [saw] menyampaikan salam kepada Khodijah. Khodijah menjawab: Sesungguhnya, Alllohlah sumber salam (keselamatan). Salam untuk jibril dan salam untuk engkau (Rosululloh [saw]) dan rahmat serta berkah Alloh semoga dilimpahkan kepadamu.” (HR. an-Nasa’i, sanadnya hasan)
-
Khodijah Isteri Ideal.
Salah satu teladan bagi kaum Muslimah agar menjadi isteri yang baik dan mendapatkan ridho Alloh [swt] adalah Khodijah binti Khuwailid [ranha]. Khodijah merupakan isteri yang melayani dengan baik suaminya dan mendukung suaminya, seakan-akan dirinya menjadi tempat curahan hati suaminya. Oleh karena itu Rosululloh [saw] selalu teringat akan kebaikan Khodijah [ranha] dan menyatakan: “Alloh belum pernah menggantikan yang lebih baik darinya. Dirinya telah beriman padaku tatkala manusia mengingkariku, dia mempercayaiku ketika orang lain mendustakanku, dirinya telah mengorbankan seluruh hartanya manakala orang lain mencegahnya dariku, dan dengannya Alloh memberiku rizki anak tatkala hal itu tidak diberikan pada istri-istriku yang lainnya“.(HR Ahmad)
Sahabat Gerimis yang dirahmati Alloh [swt], inilah ibu kita Khodijah [ranha], teladan yang terbaik sepanjang zaman. Sejarah hidupnya dapat menjadi bekal untuk menuju jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allloh [swt].
Akhirnya, tidak ada kata yang lebih pantas untuk diucapkan dalam rangka mengucapkan selamat jalan kepada ibunda kita tercinta ini selain membacakan Firman Alloh [swt]:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa.” (QS. al-Qomar [54]: 54-55) Wallohu a’lam…
(Red-HASMI)