Al-Qur’an memiliki kedudukan yang tinggi. Al-Qur’an merupakan wahyu dari Robbul‘alamin, penguasa alam semesta, Dzat yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yaitu Alloh [swt]. Al-Qur’an diturunkan kepada manusia semenjak Alloh [swt] menciptakan manusia yang pertama hingga manusia yang terakhir. Beliau adalah Nabi Muhammad [saw]. Al-Qur’an diturunkan dengan perantara makhluk yang taat kepada Alloh [swt], Dialah Malaikat Jibril [alayhis]. Dan Al-Qur’an diturunkan pada waktu yang sangat mulia, yaitu bulan Romadhon. Bahkan malam diturunkan Al-Qur’an merupakan malam lailatul qodr, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Allah [swt] berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`ân) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kalian apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Robbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qodr [97]:01-05)
Al-Qur’an turun dari sisi Alloh [swt] kepada Nabi Muhammad [saw] dengan perantaraan Malaikat Jibril [alayhis]. Alloh [swt] mensifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya:
Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar firman (Alloh yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Alloh yang mempunyai Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi dipercaya.(QS. At-Takwir [81]:19-21)
Juga firman Alloh [swt] :
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS. An-Najm [53]:05-06)
Kemuliaan Al-Qur’an lainya, yaitu ia akan tetap terjaga kemurniaannya hingga hari Kiamat. Dan masih banyak lagi keistimewaan yang terdapat pada Al-Qur’an, maka sebagai seorang Muslim, kita wajib memuliakan Al-Qur’an. Kita lakukan amal-amal kebaikan berkaitan dengan kitabulloh yang mulia ini.
-
Membaca dan menghafalkan Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an merupakan langkah awal seseorang bermuamalah dengan Al-Qur’an. Nabi [saw] memerintahkan agar kita rajin membacanya, sebagaimana sabda beliau [saw] :
“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya …” (HR. Muslim)
Ketahuilah, Alloh [swt] menjadikan amalan membaca Al-Qur’an termasuk sebagai salah satu yang bernilai ibadah kepada-Nya. Alloh [swt] memberikan pahala bacaan Al-Qur’an bukan per surat atau per ayat, akan tetapi pahalanya per huruf dari Al-Qur’an yang kita baca. Nabi [saw] bersabda:
“Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)
-
Mentadabburi dan mempelajarinya Al-Qur’an
Alloh [swt] berfirman:
“Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci?
(QS. Muhammad [47]:24)
Alloh [swt] juga berfirman:
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepada kalian penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shod [38]:29)
-
Mengajarkan Al-Qur`an
Al-Qur’an merupakan sebaik-baik ilmu, Barangsiapa yang menyebarluaskan dan mengajarkannya kepada orang lain, maka ia akan mendapatkan balasan yang terus mengalir dari Alloh [swt]. Nabi [swt] bersabda:
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, (yaitu) shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Nabi [saw] juga bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR . Al-Bukhori)
-
Mengamalkannya
Kewajiban seseorang yang telah mengetahui sebuah ilmu, Hendaklah ia mengamalkannya. Suatu ilmu tidak akan berguna jika tidak pernah diamalkan, Karena buah dari ilmu ialah amal. Dan Alloh [swt] hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan.
Alloh [swt] berfirman:
“Sesungguhnya kalian diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan.” (QS. Ath-Thur [52]:16)
Di ayat lain:
“Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Waqi’ah [56]:24)
Sebagai wujud memuliakan Al-Qur`ân, hendaklah kita menjaga adab-adab saat membacanya.
- Membacanya dalam keadaan yang paling sempurna
Yaitu dengan bersuci, menghadap kiblat danduduk dengan sopan.
- Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa
Tidak layak seseorang membaca Al-Qur’an dengan terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga hari ia telah selesai mengkhatamkan bacaannya. Padahal terdapat sebuah riwayat bahwasanya Nabi [saw] bersabda:
“Barangsiapa yang (mengkhatamkan) membaca Al-Qur’an dalam waktu kurang dari tiga hari maka ia tidak dapat memahaminya.” (HR. At-Timidzi)
- Selalu khusyu ketika membacanya, menampakkan kesedihan, dan berusaha menangis
Nabi [saw] bersabda:
“Bacalah Al-Qur’an dan menangislah. Apabila kalian tidak bisa menangis, maka berpura-puralah menangis.”
(HR. Ibnu Majah)
- Hendaklah memperindah suaranya
Dari Abu Huroiroh, bahwasanya Nabi [saw] bersabda:
“Bukan golongan kami orang yang tidak membaca Al-Qur’an dengan irama.” (HR. Al-Bukhori)
- Seorang yang membaca Al-Qur’an hendaklah menyembunyikan suaranya
Khawatir akan menimbulkan riya, atau sum’ah pada dirinya, atau apabila dikhawatirkan akan mengganggu orang yang sedang sholat. Selanjutnya, hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan Al-Qur’an di dadanya, karena hal ini termasuk tanda keimanan seseorang, dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu. Alloh [swt] berfirman:
“Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zholim. (QS. Al-Ankabut [29]:49)
Al-Qur’an merupakan sumber dari segala hukum Islam. Dengan Al-Qur`an itulah Alloh [swt] mengutus Nabi Muhammad [saw] kepada seluruh manusia. Alloh [swt] berfirman:
“Maha Suci Alloh yang telah menurunkan al-furqon (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqon [25]:01)
Demikian pula dengan Sunnah Nabi, Hadits-hadits Nabi [saw] memiliki peran yang berdampingan dengan Al-Qur’an menjadi pedoman hukum dalam syariat Islam. Alloh [swt] berfirman:
“Apa yang diberikan Rosul kepada kalian, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh amat keras hukumannya.” (QS. al-Hasyr [59]:07)
Semoga Alloh [swt] menjadikan kita sebagai ahlul Qur’an. Yaitu orang-orang yang selalu menyibukkan diri dengan membaca, mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur’an. Sehingga pada hari Kiamat, Al-Qur’an mendatangi untuk memberi syafaat bagi kita di hadapan Alloh l.
Allohu ‘Alam Bishowab
(Red-HASMI)