إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
Alloh [swt] Berfirman:
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
“Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Alloh…” (QS. az-Zumar[39]: 23)
Jama’ah jum’at Rohimakumulloh
Alloh [swt] menerangkan bahwa Dia telah menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu al-Qur’an yang mulia, sebahagian ayat-ayatnya menyerupai ayat-ayat yang lain baik dalam menjelaskan hukum-hukum, kebenaran, pelajaran, mengemukakan hujah, hikmah-hikmah, dan sebagainya, sebagaimana beberapa bahagian air menyerupai beberapa bagian udara, beberapa bagian suatu negeri menyerupai beberapa bahagian negeri yang lain. Karena ada suatu kisah diulang-ulang penyebutannya di beberapa tempat demikian pula perintah-perintah, larangan-larangan dan sebagainya. Maka, orang-orang yang beriman biIa mereka mendengar bacaan al-Qur’an yang sedemikian menyentuh tersebut bergetar bulu romanya, dan bergetar hatinya karenatakut kepada Alloh . Hal itu mendorong hati mereka mengikuti semua perintah Alloh [swt] dan menghentikan larangan-Nya. Jiwa mereka menjadi hidup, semangat mereka bertambah untuk melaksanakanamal-amal yang sholeh dan berjihad di jalan-Nya.
Dengan al-Qur’an Alloh [swt] memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, membimbing orang-orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus serta mempertebal iman di dalam hati mereka.Itulah kedudukan agung yang dianugerahkan Alloh [swt] kepada orang-orang beriman, kedudukan yang akan meninggikan dan melambungkan jiwa, hingga mereka mampu meninggalkan nafsu (syahwat) kemanusiaan (yang melalaikannya).Yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena menghadap langsung menemui Robbnya dengan mentadabburi ayat- ayat-Nya, mereka yang mentadaburi ayat Alloh [swt] dengan penuh ketentraman dan pengagungan, sehingga ayat-ayat tersebut memenuhi relung-relung hati dan rongga-rongga persendiannya. Mereka menundukkan kepala dan menyungkurkan wajahnya ke permukaan tanah untuk tafakur dalam ibadah dan sujud, seraya bermunajat kepada- Nya. Mereka memohon pertolongan-Nya dengan meneteskan air mata sebagai bentuk taubat dan penyesalan.
Tatkala dia membaca salah satu ayat al-Qur’an, maka ayat tersebut sanggup menggetarkan hatinya, menyucikan jiwanya, merubah tabiat dan perangainya, serta mendorongnya untuk berkesinambungan dalam taat serta siap menyongsong perintah-Nya.
Alloh [swt] berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Robbnyalah mereka bertawakkal.” (QS. al-Anfal[8]: 2)
Maka, meskipun syahwat dan fitnah dunia dengan beragam jerat dan tipudaya menyerangnya, semuanya tidak akan sanggup melumpuhkannya. Bahkan satu persatu akan bertekuk lutut di bawah telapak kakinya. Bahkan dia akan memalingkan mukanya tanpa pernah menengok sedikitpun seraya terus membasahi lisannya dengan puja puji kepada Alloh [swt]. Ini adalah munajat kepada Robb-nya, yang sanggup menumbuhkan kekuatan dan tekad membara. Hatinya adalah hati yang bersinar laksana kilauan intan, tiada satu fitnahpun yang sanggup mengeruhkannya dalam menjalani roda kehidupan.
Rosululloh [saw] bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُهُ، ذَكَرَ مِنْهُمْ وَرَجَلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنَ الدَّمْعِ
“Ada tujuh orang atau golongan yang akan memperoleh naungan Alloh pada saat dimana tidak ada naungan yang dapat dijadikan tempat berteduh kecuali naungan-Nya, di antaranya disebutkan: seseorang yang berdzikir kepada Alloh di kala sendiri lalu berurai air mata.” (HR. al-Bukhori)
عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِيْ سَبِيْلِ اللَهِ
“Ada dua mata (manusia) yang tidak akan pernah terjilat oleh api neraka, yaitu mata seseorang yang berurai air mata karena takut kepada Alloh, dan mata seseorang yang dipergunakan utnuk berjaga malam saat berjuang di jalan Alloh.” (HR. at-Tirmidzi)
SubhanAlloh ! Alangkah agung kedudukannya! Alangkah mulia sifatnya! Dan hal ini tiada lain merupakan wujud kedalaman iman dan kesucian hatinya.”
Sesungguhnya kesensitifan dan ketentraman hati, ketundukan dan pengagungan hanya kepada Robbnya merupakan kedudukan tertinggi yang dianugerahkan kepada orang-orang yang beriman.
Dengan kondisi hati yang jujur, membara serta senantiasa disinari cahaya ilmu dan iman sebagaimana gambaran di atas, para sahabatpun sanggup memporak-porandakan benteng yang kokoh. Mereka maju bertempur dengan gagah berani, menaklukkan penjuru dunia, meninggikan panji tauhid, hingga singgasana Kisra dan Kaisar bertekuk lutut dalam genggaman tangan mereka.
Alangkah berharapnya umat ini akan datang sebuah ‘generasi Robbani. Sebuah generasi yang ketika mendengar satu ayat al-Qur’an, maka hatinya tergetar, kedua matanya berurai air mata, merenungi kandungannya dan konsekuen dengan segala tuntutannya. Sebaliknya, generasi yang tidak Robbani akan membiarkan ayat tersebut berlalu begitu saja karena ingin mendengar ayat yang lainnya, baik karena hawa nafsu pribadinya atau karena ketidakteguhannya.
KHUTBAH Ke-2
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْأَرْبَابِ، وَمُسَبِّبِ الْأَسْبَابِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ الْعَزِيْزُ الْوَهَّابُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَفْضَلُ مَنْ قَامَ بِالدَّعْوَةِ وَالْاِحْتِسَابِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أُوْلِي الْبَصَائِرِ وَالْأَلْبَابِ، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الْمَآبِ.
Ikhwan fiddin..
Saat ini umat sangat berharap akan datangnya seorang da’i yang mau bekerja keras dalam mendidik, menyampaikan da’wah dan mentarbiyah. Seorang da’i, meskipun keheningan malam mulai merayap dan kelopak mata mulai meredup, namun dia tetap seorang da’i yang bersemangat dalam bermunajat kepada-Nya, tafakkur menghadap-Nya. Ia selalu menengadahkan tangan kepada Alloh [swt], memohon datangnya pertolongan dan kemenangan, diiringi derai air mata dan rintihan permohonan.
Kita semua berharap dapat menitikkan air mata kejujuran yang dilandasi keteguhan iman, serta dilandasi keagungan jiwa untuk mengalahkan hawa nafsu. Hanya kepada Alloh saja kita mengadukan segala kelemahan, kekerdilan jiwa dan kekotoran hati, karena sesungguhnya:
إِذَا قَسَا القَلْبُ قَحَطَتِ العَيْنُ
“Apabila hati telah keras dan keruh (karena dosa), maka air matapun menjadi kering (tidak bisa menangis / susah menangis ketika mendengar ayat-ayat Alloh [swt]).”
Rosululloh [saw] bersabda:
“Seandainya kalian mengetahui apa yang telah kuketahui (dengan pasti), niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit untuk tertawa.” (HR. al-Bukhari)
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً”.
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة
(Red-HASMI)