Kedermawanan Abu Bakar Ash-Siddiq

28 Feb 2014Redaksi Sejarah Islam

Kedermawanan Abu Bakar Ash-Siddiq

Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda: “Seseorang akan dibersamakan dengan orang yang dicintainya”. Mendengar hadits ini, Anas bin Malik   mengungkapkan kegembiraannya dengan berkata : “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar. Dan aku berharap bisa bersama mereka dengan modal kecintaanku atas mereka, meski belum mampu beramal seperti yang telah mereka amalkan.”

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman yang artinya:

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh)untuk membersihkannya.” (QS. al-Lail [92] : 17-18)

Abu Dawud dan at-Tirmizi meriwayatkan dari Umar bin Khoththob raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him), dia berkata : “Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu saya sedang memiliki harta”, lalu saya katakan; “Hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar ”, Saya datang kepada Rosululloh  untuk menginfakkan separuh dari harta milik saya. Rosululloh  bertanya kepada saya, “Lalu apa yang kamu sisakan untuk keluargamu ?.” Saya katakan kepada Rosululloh  bahwa saya meninggalkan seperti apa yang saya infakkan.

 Kemudian Abu Bakar datang kepada Rosululloh  dan menanyakan kepadanya, “Lalu apa yang kamu sisakan untuk keluargamu ?.” Saya menyisakan untuk mereka Alloh dan Rosululloh”. Saya berkata setelah itu bahwa saya tidak mungkin dapat mengalahkannya dalam segala hal, untuk selamanya. (Imam at-Tirmidzi berkata : “Hadits ini Hasan Shahih)

Abu Nu’aim meriwayatkan dalam Al-Hilyah dari Hassan Al-Bashri, bahwa Abu Bakar menemui Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) dengan menginfakkan hartanya secara sembunyi-sembunyi. Dia berkata: “Wahai Rosululloh, inilah infakku dan pahalanya tergantung pada Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He). Kemudian Umar datang kepada Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) dengan infaknya namun dia tidak menyembunyikannya. Dia berkata: “Wahai Rosululloh, inilah infakku, dan pahalanya untukku di sisi Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He).

Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda : “Jarak antara infak yang kalian berdua lakukan adalah laksana dua kalimat yang kalian ucapkan.”

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Huroiroh raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him), dia berkata, ‘Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda : “Tidak seorangpun yang memberi bantuan kepada kami kecuali telah kami beri balasan yang sesuai dengan apa yang mereka berikan, kecuali Abu Bakar. Karena dia memiliki bantuan yang hanya dibalas oleh Alloh  pada hari kiamat dan tidak ada yang memberikan hartanya melebihi apa yang di berikan oleh Abu Bakar .”

Sungguh begitu besar sifat kedermawanan Abu Bakar  yang mau menginfakkan hartanya untuk kejayaan Islam, hingga Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) pun memberikan jaminan yang besar di akhirat. Wahai kaum Muslimin, apakah kita tidak merasa cemburu terhadap apa yang telah Abu Bakar  kerjakan …?, Apakah kita tidak tergugah terhadap apa-apa yang Rosululloh  janjikan kepada Abu Bakar …?

Ibnu Mas’ud raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him) berkata, ‘bersabda Nabi Muhammad ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him): “Tidak boleh seseorang menginginkan hak orang lain, kecuali dua macam: Seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), lalu digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran, Seseorang yang diberi ilmu oleh Alloh , lalu di gunakan dan diajarkan kepada manusia”. (HR. al-Bukhori dan Muslim)

(Red-HASMI)