Thoifah Manshuroh (golongan yang mendapat pertolongan) adalah satu nama yang diberikan oleh Rosululloh [saw] untuk satu golongan dari umat beliau [saw], Ketika umat Islam terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, merekalah satu-satunya golongan yang senantiasa tetap istiqomah dalam meniti jalan petunjuk Alloh [swt] dan Rosululloh [swt].
Mereka tunduk dan patuh serta mengagungkan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits shohih, tanpa ada rasa berat sedikitpun dalam hati-hati mereka. Karena itu mereka dinamakan juga dengan sebutan Ashhaabul hadits (yang berpegang teguh kepada hadits Rosululloh [swt]) dan juga dengan sebutan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Dalam satu riwayat yang shohih yang diriwayatkan oleh seorang shahabat Muawiyah [ranhu] bahwa Rosululloh [saw] bersabda :
إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلاَ خَيْرَ فِيكُمْ ، لاَ تَزَالُ
طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ َخذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
“Apabilah penduduk negeri Syam (Syria) telah rusak, maka tidak akan ada kebaikan bagi kalian (untuk tinggal atau menuju kesana). Akan tetap ada satu golongan dari umat-ku yang akan mendapat pertolongan, tidak akan ada yang dapat mencelakai mereka dari orang-orang yang memusuhi mereka hingga hari kiamat.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Imam Ahmad [rahimahu] berkata : “Jika kelompok yang mendapat pertolongan bukan ashhabul hadits, aku tidak tahu siapa lagi sebenarnya mereka.”
Ibnu Mubarok [ranhu] berkata:” menurutku mereka adalah ashhabul hadits.
Betapa mulianya mereka di sisi Alloh [swt], Tentu setiap kita ingin menjadi bagian dari mereka, untuk itu kita perlu mengetahui apa sebenarnya ciri-ciri khas atau karakteristik dakwah Thoifah Manshuroh, agar kita bisa membedakan dengan kelompok dakwah yang lain. Terlebih di zaman sekarang maraknya klaim sebagian kelompok dakwah bahwasanya dakwah mereka adalah dakwah yang benar, padahal pada hakikatnya mereka sangat menyimpang dari dakwah Thoifah Manshuroh.
Di antara karakteristik dakwah Thoifah manshuroh adalah sebagai berikut:
Pertama, dakwah Thoifah Manshuroh bersumber dari al-Qur`an dan as-Sunnah yang shohih. Sebagaimana Rosululloh [saw] bersabda :
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا : كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِي ، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, dimana kalian tidak akan sesat sesudahnya, Kitabullah dan Sunnahku, dan keduanya tidak akan bercerai sampai keduanya menemuiku di telaga.” (HR. Hakim)
Kedua, Dakwa Thoifah Manshuroh tidak akan membeda-bedakan antara Al-Qur`an dan As-Sunnah. Menolak hadits shahih berarti menolak al-Qur’an, karena keduanya adalah wahyu yang berasal dari sisi Alloh [swt]. Rosululloh [saw] bersabda:
أَلا إِنِّي أُوتِيتُ القُرآنَ ومِثلَهُ مَعَهُ
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan al-Qur’an dan yang semisal dengannya (yaitu as-Sunnah)” (HR. Ahmad)
Ketiga , Dakwah Thoifah Manshuroh menjadikan hadits-hadits yang shohih sebagai hujah, baik yang mutawatir maupun ahad, baik dalam masalah akidah maupun hukum, dan tidak ada perbedaan antara keduanya, selama haditsnya shohih. Alloh [swt] berfirman:
“Apa yang diberikan Rosul untukmu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Amat keras hukumannya.” (QS. al-Hasyr [59]:7)
Keempat , Dakwah Thoifah Manshuroh memahami, mengambil dan mengamalkan al-Qur`an dan as-Sunnah yang shohih dengan mengikuti jalan As-Salaf Ash-Sholih. Hal ini sesuai dengan firman Alloh [swt] yang menerangkan kewajiban mengikuti jalan mereka dalam firman-Nya:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Alloh (QS. At-Taubah[10]: 100 ]
Dan dalam ayat yang lain Alloh [swt] mengancam orang yang menyelisihi jalan mereka dengan firman-Nya:
“Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin, maka Kami biarkan ia larut terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa [4]: 115 )
Thoifah Manshuroh meyakini bahwa jalan As-Salaf Ash-Sholih adalah lebih selamat, lebih berilmu, dan lebih bijak. Karena mereka mengambil ilmu langsung dari Rosululloh [saw].
Keenam , Thoifah manshuroh memulai dakwah mereka dengan hal terpenting kemudian hal yang penting setelah hal terpenting tersebut, karena mereka mendahulukan apa yang didahulukan oleh Alloh [swt] dan Rosul-Nya dan mengakhirkan apa yang diakhirkan oleh Alloh [swt] dan Rosul-Nya. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Menghalalkan apa yang dihalalkan Alloh [swt] dan Rosul-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan Alloh [swt] dan Rosul-Nya.
Ketujuh , prioritas utama dakwah Thoifah Manshuroh adalah dakwah kepada tauhid, karena tauhid merupakan misi dakwah para Nabi dan Rosul di muka bumi ini. Mereka memulai dakwahnya dengan tauhid dan mengakhiri dakwahnya dengan tauhid. Alloh [swt] berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rosul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘ bahwasanya tidak ada sesembahan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.’.” ( Al-Anbiya`[21]: 25 )
Kedelapan , Dakwah Thoifah Manshuroh adalah dakwah yang mencakup seluruh bagian agama tanpa terkecuali. Mereka mengagungkan dan memuliakan seluruh perkara agama karena sifat syariat itu cocok untuk segala zaman, setiap umat, dan seluruh keadaan. Tidak mengambil sebagian dan membuang sebagian. Alloh [swt] berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. al-Baqoroh[2]: 208 )
Kesembilan , Thoifah Manshuroh senantiasa membela kebenaran sampai hari kiamat dan tidak takut cercaan orang yang mencela. Sebagaimana Rosululloh [saw] bersabda:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Terus menerus ada sekelompok manusia dari umatku yang mereka tetap di atas kebenaran, tidak membahayakan orang-orang yang mencerca dan menyelisihi mereka sampai datang ketentuan Alloh (hari kiamat) dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu.” (HR.al-bukhari dan Muslim)
Kesepuluh , Thoifah Manshuroh tetap berada di atas al-haq dan tidak ragu, bimbang, goncang, atau mengalami kontradiksi sebagaimana kebiasaan pengekor hawa nafsu.
Kesebelas , Dakwah Thoifah Manshoroh sepakat pada pokok-pokok akidah. Tidak ada perbedaan dan perselisihan di antara mereka walaupun mereka berbeda masa dan tempat. Berbeda dengan ahlu bida’h, mereka bercerai-berai dan berselisih dalam masalah pokok-pokok akidah dan cabang dari agama.
Kedua belas, Thoifah manshuroh hanya fanatik kepada Rosululloh [saw], dan menjadikan beliau [saw] sebagai satu-satunya figur.
Demikianlah beberapa karakteristik dajwah thoifah manshuroh. Semoga kita bisa meneladaninya wallahu a’lam bishowab. (Red-HASMI)