SURABAYA – Surabaya punya banyak cerita sejarah perjuangan bangsa. Setidaknya itulah alasan puluhan mahasiswa mengadakan ‘nyekar’ ke beberapa makam pahlawan bangsa. Mereka ingin mengaiti generasi muda untuk tetap mengingat dan mau mempelajari sejarah bangsa.
Untuk sampai ke makam WR Soepratman di jalan Rangkah (salah satunya), puluhan mahasiswa tersebut ngonthel bareng menggunakan sepeda jadul. Mereka juga lengkap mengenakan baju batik dan baju adat daerah-daerah di Indonesia.
Yang jadi komandan, ada miniatur mobil thank yang membuka jalan bagi peserta karnaval (mahasiswa) yang berangkat dari kampus B Unair.
“WR Soepratman punya cara tersendiri berjuang melawan penjajah, membuat lagu kebangsaan.”tutur Fikri Dwi Ramdhan, salah satu peserta karnaval saat ditemui di kawasan Makam WR Soepratman, Kamis (11/8/2011).
Lihat saja pada zaman itu. Rakyat Indonesia kala itu tak ada yang berani menyanyikan lagu selain lagu-lagu Kebangsaan Belanda. Namun, WR Soepratman memecahkan ketakutan itu. Tentunya dengan gagah berani menciptakan lagu Kebangsaan ‘Indonesia Raya’.
Bersama salah seorang pemain biola Angela Nariswari, mereka pun terlihat khidmat mengenang jasa pahlawan. Angel yang masih terhitung sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unair memainkan gesekan senar biolanya mengikuti nada lagu ‘Gugur Bunga’.
“Lagu Karangan WR Soepratman ini sangat monumental saat sumpah pemuda 28 Oktober 1928,” terangnya.
Tak berhenti di situ. Rencananya, puluhan mahasiswa ini akan ngonthel hingga sampai di Blitar. Mereka akan berangkat pada tanggal 16 Agustus 2011 dan sampai di Blitar pada 17 Agustus 2011. Puluhan peserta karnaval ini akan langsung njujug Makam Bung Karno, Presiden pertama RI.
Namun, dibalik itu semua tidakkah kita berfikir, bagaimana nasib bangsa ini jika generasi muda Indonesia masih ada dalam keterpurukan…?
Sungguh memilukan sekali, jika di masa depan nanti anak dan cucu kita menjadi pewaris kebodohan, bahkan boleh jadi dapat mengundang adzab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. _Na’udzubillahi min dzalik_ (Redaksi- HASMI)