Istri Boros, Petaka Rumah Tangga

7 Mar 2014Redaksi Pernik Muslimah

Istri Boros, Petaka Rumah Tangga

Seorang wanita yang suka hidup boros, ia tak akan kenyang selamanya. Bahkan meskipun ia memiliki dunia dan seisinya. Ia akan selalu resah dan khawatir. Ia tidak akan merasa aman dan tentram meskipun ia telah menguasai berbagai bukit emas dan perak.

Islam mencela sikap kikir dan orang-orang yang kikir. Demikian pula Islam mem-berikan peringatan keras terhadap orang-orang yang melebihi batas, yaitu boros. Islam mengkritik habis perilaku mereka. Karena Alloh  tidaklah menciptakan manusia untuk sekedar makan, minum dan menikah. Namun Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) menciptakan manusia untuk menjalani tugas penting yang lebih besar, yang akan membedakannya dari seluruh makhluk lainnya. Tugas ini adalah untuk beribadah kepada Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) dan menjadi khalifah di muka bumi ini.

Dalam berbagai tempat, Islam menandaskan keutamaan bersikap sederhana, baik kala dalam keadaan fakir maupun kaya. Islam mencela orang-orang yang boros dan suka menghambur-hamburkan harta. Islam juga mencela sikap suka memberi yang melampoui batas. Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman, “Dan janganlah kamu jadikan tangan-tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulur-kannya, karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isro’[17]: 29) dan dalam firman-Nya yang lain, “Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yag berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’rof [7]: 31)

Di dalam ayat yang lain, “… Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’: 26-27)

Nabi ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda dalam konteks memuji sikap mau menerima apa adanya (Qona’ah) dan juga bagi pelakunya:

“Sungguh beruntung orang yang menyerahkan diri pada-Nya (Islam), diberi rezeki yang cukup, dan Alloh menganugerahinya sikap qona’ah; menerima apa yang telah Alloh berikan. (HR. Muslim)

Ali bin Abi Tholib raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him) berkata, “Istri kalian yang terbaik adalah yang aromanya harum, yang pandai membuat makanan, yang bila membelanjakan harta ia membelanjakannya sewajarnya, bila ia menahan harta ia menahannya dengan proporsional. Itulah di antara para pekerja Alloh. Dan pekerja Alloh tidak akan merugi.”

Semua nash di atas sangat berguna bagi istri untuk kembali ke dasar-dasar ajaran agama yang mana merupakan sumber segala keberkahan. Karena bisa saja ia tidak tahu tentang berbagai ayat dan atsar ini, dan tidak mengetahui letak bahaya yang ia lakukan terhadap kehidupannya dan kehidupan suaminya.

Sesungguhnya kekayaan itu tidak akan langgeng. Kehidupan manusia itu berselang-seling antara rezeki yang lapang dan juga sempit. Dan tak akan pernah miskin orang yang berlaku sederhana. Karena berlaku sederhana baik dalam keadaan kaya ataupun miskin – di samping menjadi pahala bagi pelakunya – akan mence-gahnya tertimpa berbagai macam krisis, dan menjadikan pikiran dan hatinya selalu tenang setiap waktu. Adapun orang yang menghabiskan hidupnya untuk memenuhi segala bentuk kesenangan sesaat, maka mereka ini akan menjadi bahan hinaan orang kala musibah menimpanya. Dan hal itu bukanlah hal yang mustahil untuk terjadi…

(Red-HASMI)