ISRAEL – PM Israel, Bejamin Netanyahu menyatakan kejengkelannya atas pemberontakan warga Arab yang menggulingkan pemimpin otokrat. Ia mengatakan, revolusi itu akan menghasilkan “sebuah aliansi Islam terhadap Israel dan Barat”.
Bejamin telah memprediksi bahwa gejolak di dunia Arab yang di kenal dengan nama “Arab Spring” akan berubah menjadi “gelombang Islamis, anti-Barat, anti-Liberal, anti-Israel dan anti-Demokrasi”.
Netanyahu juga mengemukakan hal itu di depan anggota parlemen Israel, Knesset, hari Rabu (23/11/11), seperti dilaporkan suratkabar Israel Haaretz.
Gelombang protes pro-demokrasi melanda dunia Arab, mengusir para pemimpin Tunisia, Mesir, dan Libya. Pemberontakan serupa mengamuk di Suriah dan Yaman. Netanyahu mengecam negara-negara Barat yang mendukung revolusi populer di dunia Arab itu.
“Bulan Februari, ketika jutaan orang Mesir memadati ke jalan-jalan di Kairo, para komentator dan beberapa anggota oposisi Israel mengatakan bahwa kita menghadapi era baru liberalisme dan kemajuan,” kata Netanyahu.
Israel khawatir tentang kebangkitan Islam setelah penggulingan pemimpin otokrat di dunia Arab.
Partai Islam moderat, Ennahda, memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan bulan lalu di Tunisia. Partai Islam juga memenangkan pemilu di Maroko pekan lalu, “Gambarannya cukup jelas. Kami telah mengatakan hal itu selama berbulan-bulan”, kata menteri kabinet Israel, Matan Vilnai, kepada Stasiun Radio Angkatan Darat Israel.
Dia memperingatkan dampak yang serius pada perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir jika kelompok Islamis berkuasa. (Admin-HASMI/pus).