ISLAM DI PATANI (Oleh : Usamah Harun, S.Pd.I., M.Pd.I.)

ISLAM DI PATANI

Oleh : Usamah Harun, S.Pd.I., M.Pd.I.

Sejarah Islam di Patani adalah sejarah yang panjang, bahkan telah melampaui beratus-ratus tahun. Sebelumnya, tanah ini juga di kenal sebagai Langkasuka. Sejak dahulu negara Patani tidak berhenti berperang dengan Siam.

Dahulunya, Patani bukanlah bagian dari Thailand (Siam), melainkan adalah sebuah kerajaan Islam. Pada tahun 1457, daerah Patani berpenduduk mayoritas Melayu Muslim. Kondisi Patani saat itu persis dengan beberapa wilayah sekitarnya seperti Perlis, Kelantan, dan lainnya yang terletak di Malaysia.

Tahun 1875, Thailand pertama kali datang ke Patani dan langsung menduduki daerah itu. Kedatangan Inggris ke Semenanjung Malaka menghasilkan perjanjian dengan Thailand, yaitu Patani dikuasai oleh Thailand dan Perlis dan wilayah lainnya dimiliki oleh Inggris. Kemudian hari, Inggris menyebut daerah jajahannya dengan sebutan Malaysia.

Muslim Patani saat itu dipaksa untuk menjadi bagian dari Thailand atau ketika itu masih bernama kerajaan Siam. Namun, karena paksaan tersebut, tak pelak terjadi pergolakan di daerah Patani sampai sekarang. Sebuah reaksi yang wajar karena Muslim Patani terus melawan para penjajah itu.

Jatuhnya Patani ke tangan Siam (Thailand) pada tahun 1785 diikuti dengan perjanjian Inggris-Siam pada tahun 1909, menjadi awal bagi kesengsaraan orang Melayu Islam Patani, yang membawa kepada berakhirnya pemerintahan raja-raja Melayu Patani.

Walau sistem pemerintahan Thailand telah diganti, Patani tidak pernah mendapat pembelaan dan layanan yang baik dan adil, mereka senantiasa menjadi mangsa kekejaman dan keganasan pemerintah Thailand.

Di zaman modern Sultan Abdul Kadir menjadi raja terakhir bagi negara Patani. Beliau berjuang untuk mempertahankan dan mencoba mengembalikan kedaulatan Patani tetapi gagal dan akhirnya beliau meninggal di Kelantan. Selepas itu Patani bangkit dengan cara pergerakan yang berlainan. Pada awal tahun 40-an kebangkitan di pimpin oleh Haji Sulong dan Tengku Mahmood Muhyidin.

Kedua pemimpin ini telah dibunuh. Haji Sulong dibunuh dengan kejam oleh Siam. Mayatnya dibuang ke laut tanpa diketahui dimana kuburnya. Sedang Tengku Mahmud meninggal dengan cara diracun oleh Inggris dan dikubur di Kelantan. Pembunuhan mereka berdua adalah konspirasi antara Siam dan Inggris.

Selepas itu Gerakan kemerdekaan digerakan oleh anak-anak muda yang dipimpin oleh Pak Bung. Pemuda-pemuda seperti Haji Amin, Ustadz Karim, Haji Yusuf,HajiHarun,TengkuJala telah bersama-sama membangun partai Barisan Revolusi Nasional pada tahun 1960. Kemudian Tengku Jala membangun Partai Barisan Nasional Pembebasan Patani 1972 (sekarang berubah menjadi Barisan Islam Pembebasan Patani). Tengku Biro atau Kabir Abdul Rahman pula telah membangun partai Patani United Liberation Organisation 1968 (Persatuan Pembebasan Patani Bersatu).

Pada akhir 2004, Mujahidin Patani Darussalam mengeluarkan deklarasi perang bersejarah setelah terjadinya tragedi pembantaian di Masjid Kerisik dan Pekan Tabal (Takbai).

Mereka menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak sama dengan perjuangan yang berlaku sebelum tahun 2004. Sebelum tahun 2004, ada di kalangan kumpulan pejuang disana yang masih terkena racun-racun nasionalisme. Namun, dalam perjuangan kini, mereka berjuang sepenuhnya untuk Alloh semata- mata, bukan untuk bangsa.

Mereka juga menegaskan bahwa kebangkitan kali ini dipeloporiolehgolongan-golongan pelajar agama, ustadz-ustadz serta ulama’ dan ini menjadikan kebangkitan kali ini benar-benar memperjuangkan akidah.

Penderitaan yang dialami oleh warga Muslim di Thailand Selatan sebenarnya telah telah bersama-sama membangun berlangsung selama bertahun- partai. Warga minoritas Muslim pada tidak bisa hidup tenang karena berada di bawah bayang-bayang kecemasan dan drama kehidupan yang mencekam.

Selama ini sudah terjadi banyak pertumpahan darah di bumi Patani. Pembantaian Muslim Patani hampir sama persis sepertiyangterjadidinegara- negara Muslim terjajah lainnya. Misalnya saja, para Muslim Patani dibunuh ketika sedang sholat di masjid. Selama ini tragedi berdarah di Patani hampir jarang terdengar, ini karena pemerintah Thailand memang membatasi dan menguasai semua arus informasi tentang Patani. Misalnya saja, orang banyak yang menganggap bahwa konflik Patani hanya sebuah masalah internal Thailand. Perlakuan pemerintah Thailand terhadap Muslim Patani memang buruk. Mereka diharamkan untuk menyimpan buku-buku sejarah Patani. Kesadaran historis mereka dilenyapkan oleh tangan besi pemerintah dan militer Thailand yang sangat khawatir kalau warga Muslim ini sadar bahwa mereka adalah orang-orang Melayu, dan bukan orang Thailand. Mereka dilarang keras berbicara dalam bahasa Melayu. Semua hal harus di-Thailandkan: bahasa sehari- hari, bahasa pengantar di sekolah- sekolah, dan nama-nama mereka. Tidak boleh memakai bahasa Melayu. Semuanya harus meng- gunakan bahasa Siam (Buddha), bahasa Kerajaan Thailand. Selain masalah bahasa dan sejarah, mereka juga dikondisikan dalam keadaan selalu mencekam. Di setiap sudut jalan, selalu ada tentara berseragam militer lengkap dengan senjata otomatisnya.

Tapi gelora semangat perjuangan umat Islam Patani tak pernah surut, karena sebagaimana umat Islam yang lain, mereka meyakinibahwaAllohpastiakan menolong hamba-hamba-Nya yang terzolimi… bahkan mereka merasakan bahwa kemenangan itu semakin dekat.

Dengan segala keterbatasan- nya umat Islam Thailand saat ini patut untuk bersyukur dengan adanya kelonggaran dari pemerintah. Kerajaan thailand di bawah raja yang sekarang yaitu Raja Thailand Maha Vajiralongkorn yang berkuasa pada tahun 2016 hingga sekarang (2024) sudah jauh lebih baik dari pada yang sebelumnya, bahkan sebelum dia jadi raja sudah coba mendekati penduduk muslim di Thailand Selatan. Tapi aksi-aksi untuk menuntut kemerdekaan masih terjadi yang biasanya direspon keras oleh tentara gajah putih. Semoga kondisi ini tetap terjaga dan umat Islam mendapatkan kebebasannya. Aamiin.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0004 Rubrik Minoritas Muslimin

 

Check Also

ABDULLAH BIN MAS’UD / Orang Pertama yang Mengumandangkan Al-Quran dengan Suara Merdu

ABDULLAH BIN MAS’UD Orang Pertama yang Mengumandangkan Al-Quran dengan Suara Merdu Sebelum Rasulullah masuk ke …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot