Harga Sebuah Loyalitas

Ummu Habibah [ranha] yang nama sebenarnya Romlah adalah putri Abu Sufyan. Ketika Abu Sufyan (yang saat itu adalah pembesar Quroisy yang masih kafir) datang ke Madinah untuk memperbarui perjanjian gencatan senjata dengan Rosululloh [saw]. Di sela-sela itu, dia menyempatkan diri untuk mengunjungi putrinya, yang telah masuk Islam dan menjadi istri Rosululloh [saw].

Saat ia datang dan hendak duduk di atas kasur Nabi [saw], Ummu Habibah dengan segera melipatnya, agar tidak diduduki Abu Sufyan. Melihat hal itu, Abu Sufyan berkomentar: “Aku tidak boleh duduk di kasur ini atau kasur ini tidak pantas untukku?” Ummu Habibah pun menjawab: “Itu adalah kasur Rosululloh [saw], sedangkan ayah adalah seorang yang najis lagi musyrik”. (Usudul Ghobah, Ibnul Atsir).

Kisah di atas adalah bagian dari banyaknya kisah loyalitas seorang muslim atau muslimah.

Loyalitas (wala’) adalah pengabdian dan peribadatan seorang hamba kepada Alloh [swt] dalam hal kedekatan, cinta dan pembelaan. Siapa dan apa saja yang harus didekati, dicintai dan dibela dalam aqidah seorang mukmin sangat berbeda dengan selain mereka. Kedekatan, kecintaan, dan pembelaan seorang yang beriman adalah hanya kepada Alloh [swt], Rosul-Nya [saw], agama-Nya dan orang-orang yang beriman sesamanya. Karena itu, salah memberikan loyalitas berarti kesyirikan.

Begitu juga disloyalitas (baro’) adalah pengabdian dan peribadatan hamba kepada Alloh [swt] dalam hal menjauhi, membenci dan memusuhi sesuatu, apa dan siapa pun yang dibenci dan dimurkai Alloh [swt]. Orang-orang yang beriman hanya membenci kesyirikan dan orang-orang musyrik, kekufuran dan kaum kafir dan kemaksiatan serta para pelakunya. Salah menerapkan disloyalitas, berarti kesyirikan.

“Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Alloh, Rosul-Nya, dan orang-orang yang beriman…” (QS. al-Maidah: 55-56)

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih-sayang de-ngan orang-orang yang menen-tang Alloh dan Rosul-Nya, sekali-pun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga me-reka…” (QS. Mujadilah: 22)

Prinsip ini adalah bagian dari kandungan makna syahadah “La Ilaha Illalloh”, yaitu disloyalitas kepada apa saja yang diabdi dan diibadahi selain Alloh [swt]. Prinsip ini merupakan salah satu sebab meraih manisnya iman, meraih kecintaan dan pertolongan dari Alloh [swt] serta pahala yang begitu melimpah.

Prinsip ini merupakan ikatan iman yang paling kokoh, dan di atas pondasi itulah masyarakat Islami dibangun dan diikat. Rosu-lulloh [saw] bersabda:

أَوْثَقُعُرَىاْلإِيْمَانِاَلْمُوَالاَةُفِىاللهِوَالْمُعَادَاةُفِىاللهِوَالْحُبُّفِىاللهِوَاْلبُغْضُفِىاللهِ

“Ikatan iman terkuat adalah loyal karena Alloh dan disloyalitas ka-rena Alloh, cinta karena Alloh dan benci karena Alloh”. (HR. Thob-roni: 11537 dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman: 9513)

Alloh [swt] berfirman:

“Orang-orang beriman itu sesung-guhnya bersaudara…” (QS. al-Hujurat: 10)

Akan tetapi Iblis dan bala ten-taranya tak mungkin tinggal diam membiarkan ikatan kokoh ini me-ngikat anak Adam dan keturunan-nya yang terhormat, sebab ikatan ini hanya akan membentuk ke-kuatan orang-orang bersih lagi mulia. Ikatan-ikatan loyalitas dan disloyalitas syirik dan kufur pun dipropagandakan, dipasarkan dan dibentuk di semua kehidupan umat manusia. Ada ikatan loyalitas yang diasaskan pada tanah dan air, ada yang diasaskan pada tempat ke-lahiran, ada yang diasaskan pada keuntungan ekonomi, ada yang diasaskan satu darah dan keturunan, ada yang diasaskan pada slogan-slogan kemanusiaan, ada yang diasaskan pada ide-ide kepatriotisan semu dan palsu, ada yang diasaskan pada pandangan politis kera dan babi, bahkan ada ikatan yang diasaskan pada syahwat porno dan angkara murka syaithoni.

Nasionalisme tanah dan air, cap jempol darah membela ben-dera dan symbol-simbol syirik dan kufur, paguyuban-paguyuban atas asas daerah dan seni paganisme, plagiat Ham dan gender, serta lain-lainnya.

Kembalilah kepada ikatan kokoh “al-`Urwatul Wutsqo” wahai kaum Muslimin, ikatan yang tak pernah mati dan tak pernah pu-dar sampai berjumpa di kebang-kitan sejati, di surga nanti.

 (Red-HASMI)

Check Also

Obat Mujarab Penyakit Galau

Zaman sekarang pemuda pemudi pasti tidak asing lagi dengan istilah “galau”, satu kata pendek yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *