Generasi Berencana (GENRE) versi Islam

 Seorang wanita muda sedang asyik bernyanyi bersama teman-temannya di suatu tempat hiburan. Ketika sedang asyik-asyiknya beryanyi, terdengar suara tangisan bayi yang mengganggu kesenangannya, ternyata itu hanya khayalan saja, karena pada usia mudanya dia sudah harus menjadi seorang ibu, dan mengasuh bayi…

B

egitulah sekelumit kampanye pemerintah kepada para generasi muda, kurang lebih esensinya mengajak kepada para pemuda tidak tergesa-gesa dalam menikah, karena menurutnya menikah muda akan menghancurkan kehidupan masa depannya.

Pada hari-hari ini pemerintah Indonesia memang sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan slogan GENRE (Generasi Berencana) kepada pasangan-pasangan muda.  Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memang tengah berupaya keras untuk membuat sejumlah terobosan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Diantara programnya adalah GENRE , program ini membekali kepada para remaja untuk merencanakan kehidupannya. Mereka mesti mengatur kapan akan menikah, kapan akan punya anak, dan mengatur jarak kelahirannya.

Nikah Muda Antara Idealita dan Keterpaksaan.

Menikah muda sepertinya saat ini sedang menjadi trend di kalangan generasi muda. Ada yang karena pemahaman agama, dengan pertimbangan untuk lebih mejaga hati dan menjauhi zina. Selain itu juga untuk merasakan nikmatnya keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Ada pula karena terlanjur “Kebablasan” dalam hubungan seks pra nikah atau yang sering diistilahkan dengan Married By Accident  (MBA).

Menikah muda seringkali diidentikkan dengan kegagalan, bahkan diperkuat dengan sinetron lawas yang dibintangi oleh Agnes Monica bersama Syahrul Gunawan dengan gambaran buruk dari sebuah proses pernikahan dini yang diawali dari hamil duluan, tapi walaupun begitu, ratting peminatnya terbilang cukup tinggi.

Namun bagi anak-anak muda yang selalu berusaha meniti jalan taqwa, married by accident tidak akan pernah menjadi solusi bagi mereka. Solusinya halal dan baik yang diridhoi dan dicintai oleh Alloh , dari pada syahwat sudah tidak bisa tertahankan akhirnya malah terjerumus, lebih baik menikah muda.

Menikah Muda Lebih Happy

Menurut penelitian yang dilakukan antara 1950 sampai dengan 1970 menemukan bahwa orang-orang yang menikah cenderung lebih bahagia dibandingkan yang tidak menikah, hidup sendiri atau bercerai. Penelitian ini juga menemukan bahwa disamping pernikahan cenderung menjadikan orang lebih bahagia, kebahagiaan itu lebih cenderung mendorong untuk lebih cepat menikah. Jika hidup seseorang kurang bahagia, maka akan cenderung takut untuk menikah. Ketakutan ini muncul dari anggapan adanya kungkungan rumah tangga dalam bentuk, tidak dapat berprestasi dan bayangan kesibukan dalam mengasuh anak.

Menikah Muda Berencana

Tentu saja menyegerakan menikah itu tidak sama dengan tergesa-gesa. Paling minim para calon mempelai harus mempersiapkan hal-hal untuk mengarungi bahtera rumah tangganya agar tidak karam sebelum pada waktunya :

  1. Memiliki ilmu sebelum menjalaninya. Tentu saja ilmu yang dibutuhkan disini seputar hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban seorang suami, hak istri atas suaminya, adab malam pertama, dll. Diantara sebab rusaknya rumah tangga seorang muslim, karena keduanya tidak memahami hak dan kewajiban sebagai suami dan istri, sehingga perkara kecil dapat mejadi penyebab perceraian antar keduanya.
  2. Memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah kepada istri. Bagi seorang muslim yang hendak menikah tidak cukup hanya bermodalkan niat dan keberanian, tapi perlu ada “hitung-hitungan”. Karena kalau mengabaikan hal ini, yang nantinya ingin berniat untuk menambah agama melalui pernikahan, menjadi turun iman, karena urusan rumah tangga menjadikan ia tidak lagi bisa datang menghadiri majelis ilmu.

Yang pasti setiap muslim memiliki kadar kemampuan untuk menahan gejolak syahwatnya, maka jika sudah tidak terhankan lagi maka menikah merupakan solusi. Dari pada malah menghamili anak orang, lebih baik menikah cepat tentu saja dengan perencanaan yang matang dan baik, namun jika kemampun financial (keuangan) belum memadai, maka bersabarlah sambil berpuasa dan menabung untuk perencanaan pernikahan anda.

Check Also

ADA SEBUAH KONSPIRASI

Saat kita menyaksikan sebuah kejadian besar perpolitikan atau sosial kemasyarakatan, sering kita dengar sebuah ungkapan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *