Fenomena kesyirikan "Sesaji Maleman" untuk Sambut Lailatul Qadar

Cirebon – Memasuki sepuluh hari terakhir bulan puasa, fenomena kesyirikan makin marak terjadi di Indonesia, Kali ini kesyirikan terjadi di Keraton Kasepuhan Cirebon yaitu biasa dikenal oleh tradisi Sesaji Maleman. Ritual tahunan ini bertujuan menyambut malam Lailatul Qadar yang jatuh di sepuluh malam terakhir Ramadan. "Ini mengingatkan kita ini harus siap, jangan menyia-nyiakan sepuluh malam terakhir ini," ucap Pra Arif Natadiningrat, Sultan Kasepuhan Cirebon.

Rangkaian ritual dimulai dengan membuat minyak beraroma khas. Minyak tersebut akan dibawa ke makam Sunan Gunung Jati sebagai bahan bakar lilin. "Lilin menggambarkan diri kita itu bersih dan terang-benderang," kata Pra. 

Lima orang turunan ke-15 Adipati Keling ditugaskan mengawal ritual ini. Mereka dan semua yang mengikuti ritual ini harus menggunakan wewangian khas dari dupa.

Fenomena kesyirikan ini sudah menjadi tradisi yang mendarah daging bagi para masyarakat di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon, namun sangat menyedihkan karena fenomena keterpurukan umat ini terjadi di sepuluh hari terakhir Ramadan  yang penuh kemuliaan. Apakah bulan Ramadhan yang mulia ini harus dikotori oleh ritual-ritual kesyirikan yang dapat menyebabkan keterpurukan bagi umat. (Redaksi HASMI)

Check Also

Hadirilah..!! TABLIGH AKBAR & LIQO SYAWAL Ahad, 14 Mei 2023

Hadirilah..!! TABLIGH AKBAR & LIQO SYAWAL Dengan Tema : 🌷 “Tarbiyah Romadhon Melahirkan Mujahid Dakwah” …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *