Apakah boleh mempelajari Injil ?
Syaikh Al-Utsaimin
Pertanyaan:
Apakah boleh bagi seorang muslim mempelajari Injil untuk mengetahui firman Allah kepada hamba dan utusan-Nya Isa عليه السلام ?
Jawaban:
Tidak boleh mempelajari sesuatupun dari kitab-kitab sebelum Al-Qur’an baik Injil, Taurat ataupun selain keduanya, karena dua sebab berikut :
Yang pertama, bahwa semua yang bermanfaat di dalamnya maka sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى telah menjelaskannya di dalam Al-Qur’an.
Yang kedua, bahwa Al-Qur’an telah mencukupi atas kitab-kitab tersebut, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“Dia telah menurunkan kepadamu (Muhammad) Al-Kitaab (Al-Qur’an) dengan sebenarnya dan membenarkan kitab yang (diturunkan) sebelumnya.” [Ali Imraan 3]
dan firman-Nya :
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan…” [Al-Ma’idah 48]
Maka kebaikan yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu terdapat di dalam Al-Qur’an.
Perkataan penanya bahwa dia ingin mengetahui firman Allah kepada hamba dan utusan-Nya, Isa عليه السلام, sesungguhnya sesuatu yang bermanfaat darinya bagi kita Allah telah menceritakan kisahnya di dalam Al-Qur’an dan tidak perlu mencari pada selainnya. Demikian juga Injil yang ada sekarang ini telah dirubah, dan dalil (bukti) atas hal ini bahwa empat buat injil yang ada saling menyelisihi satu dengan lainnya, dan bukanlah lagi satu Injil, kalau demikian tidak bisa dijadikan pegangan.
Adapun penuntut ilmu yang memiliki ilmu yang mutamakkin dari pengetahuannya tentang al-haq dan al-bathil maka tidak mengapa mempelajarinya untuk membantah kebathilan di dalamnya dan menegakkan hujjah bagi pemeluknya.
Rujukan:
Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin Jilid 1, Fatwa No. 5