KEDERMAWANAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RODHIYALLOHU’ANHU
Oleh : Qomaruddien, S.Pd.I.
Berinfaq di jalan Alloh Subhanahuwata’ala adalah amal yang sangat luhur, mulia di sisi Alloh Subhanahuwata’ala. Dia melipatgandakan pahala-Nya hingga tujuh ratus kali, juga menjanjikan pahala yang banyak bagi orang yang mau menginfaqkan hartanya sebagaimana firman-Nya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Alloh Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah: 261),
Abu Bakar Rodhiyallohu’anhu adalah salah seorang shahabat dekat Nabi Shollallohu’alaihiwasallam. Ia selalu beramal dalam kebaikan, dan tidak pernah tanggung-tanggung dalam menginfaqkan hartanya di jalan Alloh. Ia memberikan semua hartanya di jalan Alloh Subhanahuwata’ala. Salah satu contoh kedermawanannya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Umar bin Khathab Rodhiyallohu’anhu. Ia berkata, “Rosululloh memerintahkan kami untuk bersedekah. Pada saat itu aku memiliki harta. Lalu aku berkata, ‘Hari ini aku akan dapat mendahului Abu Bakar. Lalu aku datang membawa separuh dari hartaku. Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam bertanya, ‘Tidakkah kau sisakan untuk keluargamu?‘ Aku menjawab,’Aku telah menyisakan sebanyak ini.’ Lalu Abu Bakar datang dan membawa harta kekayaannya. Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam bertanya, ‘Apakah kamu sudah menyisakan untuk keluargamu?‘ Abu Bakar menjawab, ‘Saya telah menyisakan Alloh dan Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam bagi mereka.’ Aku (Umar) berkata, “Demi Alloh, saya tidak bisa mengungguli Abu Bakar sedikitpun.“
Keridhoan pun tertanam pada jiwa putrinya yaitu Asma’ Rodhiyallohu’anha dalam riwayatnya, “Tatkala Rosululloh pergi bersama Abu Bakar, dan Abu Bakar membawa seluruh hartanya sebanyak lima atau enam ribu dirham.
Lalu kakekku, Abu Quhafah datang kepada kami. Saat itu beliau sudah buta. Kakek berkata: “Demi Alloh, sungguh saya berpendapat bahwa ia telah menyakiti kalian dengan menafkahkan seluruh hartanya untuk kepentingannya sendiri. Asma’ Rodhiyallohu’anha berkata, “Tidak begitu Kek, sesungguhnya ayah telah meninggalkan harta yang banyak untuk kami.” Asma’ Rodhiyallohu’anha melanjutkan ucapannya, “Lalu aku mengambil beberapa batu dan meletakkan pada lubang rumah yang menjadi tempat penyimpanan harta ayahku. Kemudian saya meletakkan pakaian di atas batu-batu tersebut. Lalu saya menarik kakek seraya berkata, “Wahai kakek, letakkan tanganmu di atas batu ini.” Asma berkata, “Lalu kakekku meletakkan tangannya di atasnya, lalu berkata, “Tidak mengapa kalau dia telah meninggalkan buat kalian barang ini. Sesungguhnya dia telah berbuat baik dan hal ini adalah kelanjutan hidup kalian.” Demi Alloh, ayahku tidaklah meninggalkan untuk kami, akan tetapi aku melakukan hal itu hanya agar kakekku tenang.” (HR. Ahmad).
Begitulah kedermawanan Abu Bakar Rodhiyallohu’anhu yang menyerahkan seluruh harta kekayaannya dengan penuh keikhlasan. Lalu berapa persenkah harta yang telah kita infaqkan di jalan Alloh Subhanahuwata’ala, untuk dakwah Kemurnian ini? Berapapun persen yang kita infaqkan dari harta kita dengan istiqomah dan kontinyu, maka sudah luar biasa meskipun itu masih jauh dari apa yang dilakukan oleh Abu Bakar Rodhiyallohu’anhu. Betapa banyak jalan menuju Jannah, namun masih banyak orang yang merasa berat menitinya. Semoga Alloh Subhanahuwata’ala menganugerahkan hidayah taufiq-Nya kepada kita semua, sehingga dengannya kita diberi kemauan dan kemampuan untuk berinfaq di jalan dakwah kemurnian, dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah“.
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0002 Rubrik Al Munfiqun