Dakwah Para Rasul

Sepanjang sejarah manusia, semenjak nabi  Adam Alaihi Salam hingga Nuh Alahi Salam semoga Alloh subhanahu wa ta’ala senantiasa mencurahkan kesejahteraan kepada mereka (yang diperkirakan berjarah 10 abad), masih tetap berada diatas dasar dan landasan tauhid.

IbnuAbbas berkata:

كان بين نوح وادم عشرة قرون كلّهم على شريعة من الحقّ فاختلفوا فبعث الله النبيين مبنشّرومنذرين

“Antara Nuh dan Adam terdapat 10 abad yang seluruhnya berada pada syariat yang haq lalu mereka berselisih, maka Alloh subhanahu wa ta’ala mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan ancaman.” [jami’ Al Bayan 2/194].

Read More

Penyimpangan terhadap ajaran tauhid, pertama kali terjadi dikalangan umat nabi Nuh Alaihi Salam, yang menyembah patung karena penghormatan yang berlebihan terhadap orang sholeh diantara mereka. Alloh subhanahu wa ta’ala mengisahkan kejadian ini dalam Firman Nya :

“ Nuh berkata : “ Ya Rabbku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu daya yang amat besar. Dan mereka berkata : “Jangan sekali-kali kalian meniggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr.”{Qs Nuh : 21-23}

Ibnu Abbas berkata :

صارت الأوثان التى كانت في قوم نوح في العرب بعد امّا ودّكانت لكلب بدومة الجندل وامّا سواع كانت لهذيل وامّا بغوث فكانت لمراد ثمّ لبنى غطيف باجرف عند سباء وامّايعوق فاكانت لهمدان وامّا نسر فكانت لحمير لال ذى الكلاع اسماء رجال صالحين من قوم نوج فلمّاهلكوا اوحى الشيطان الى قومهم ان انصبوا الى مجالسهمالّتى كانوا يجلسون انصابا وسمّوها باسماءهم ففعلوا فلم تعبد حتى اذا هلك اولئك وتنسّخ العلم عبدت

“Berhala-berhala yang ada pada zaman Nuh akan menjadi berhala bagi bangsa arab setelahnya. Wadd adalah berhala bani Kalb di Daumatil Jandal. Sawaa adalah berhala bani Hudzail. Yaghuts adalah berhala bani Murod, kemudian untuk bani Ghuthoif disebuah wadi bansa Saba. Ya’uq adalah berhala untuk Hamdan. Sedangkan Nashr berhala untuk Himyar. Semuanya nama-nama tokoh-tokoh orang-orang sholeh kaum nabi Nuh . ketika mereka mati syaithonpun mulai menghembuskan kepada kaum mereka bisiksn untuk membuat patung-patng mereka di dalam majelis-majelias tempat meeka duduk, lalu mereka namakan dengan nama-nama tersebut, lalu mereka melakukannya, namun belum disembah, sampai ketika mereka semuanya telah mati dan ilmu mulai redup, maka maka semua itu disembah .” [HR. Bukhori: 4920]

Dari ummat nabi Nuh inilah kemudian syirik itu menyebar ke tengah umat manusia sesudah mereka. Dalam konteks seperti itulah kafilah nabi-nabi dating silih berganti untuk mengenbalikan manusia kepada dasar fithroh mereka yaitu tauhid.

Alloh subhanahu wa ta’ala Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

“Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul yang sebelummu ( Muhammad) melainkan kami memberi wahyu kepadanya yaitu bahwa tidak ada Ilah kecuali Alloh subhanahu wa ta’ala. Maka beribadahlah kalian kepadaKu” {Qs Al Anbiyaa : 25}

“Seluruh Rasul yang sebelummu (Muhammad) beserta kitab-kitab mereka pokok dan dasar risalah mereka adalah perintah beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala semata, tidak ada sekutu bagi Nya, serta penjelasan bahwa Dialah Ilah yang haq yang berhak diibadati. Dan beribadah kepada selain Nya adalah bathil .” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 470]

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

“ Sungguh telah Kami bangkitkan seorang Rasul bagi tiap-tiap ummat dengan perintah :

“ Beribadahlah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan jauhilah Thaghut.” {Qs An Nahl : 36}

“ Bahwasanya tidak ada satu ummatpun, yang dahulu maupun yang kemudian, kecuali Alloh subhanahu wa ta’ala utus kepadanya seoarng Rasul yang semuanya membawa satu dakwah satu agama (syariat) yaitu beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala semata, yang tidak ada sekutu bagi Nya.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 393]

Dalam ayat lainpun Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

“ Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya,lalu ia berkata : “Wahai kaumku, beibadahlah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Sekali-kali tak ada Ilah bagi-mu selain Nya.” {Qs Al A’raaf : 59}

“ Alloh subhanahu wa ta’ala bw\erfirman tentang Nuh atau rasul-rasul yang lain : “ Sesungguhnya Kami telah mengutusnya kepada kaumnya untuk mengajak mereka beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala semata. Ketika mereka menyembah berhala.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 255]

Dan dalam ayat yang senada dengan ayat diatas Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

“ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum A’ad saudara mereka Hud. Ia berkata : “ Hai kaumku, beribadahlah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala sekali-kali tidak ada Ilah bagi kalian selain Nya.” {Qs Al A’raaf 65}

“ Dia menyeru mereka kepada tauhid, melarang mereka berbuat syirik dan kedzoliman di muka bumi.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 265]

“ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Sholeh ia berkata : “ Hai kaumku. Beribadahlah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, sekali-kali tidak ada Ilah bagi kalian.” {Qs Al A’raaf : 73}

“ Alloh subhanahu wa ta’ala mengutus seorang nabi kepada mereka untuk mengajak kepada iman dan tauhid serta melarang mereka berbuat syirik dan mencari tandingan-tandingan. Dakwahnya Sholeh termasuk jenis dakwahnya rasul-rasul yang lain yaitu perintah beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan menjelaskan bahwa hamba tidak memiliki Ilah selain Dia.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 257]

Semua itu terus berjalan, hingga tiba saatnya Alloh subhanahu wa ta’ala mengankat nabi Isa kelangit lalu manusia mulai menyimpangkan dan mengganti syariat Alloh subhanahu wa ta’ala, sehingga syirik merata di muka bumi dan kaum Yahudi dan Nashranipun mulai mempersekutukan Alloh subhanahu wa ta’ala. Kaum Yahudi menyembah Uzair, sedangkan kaum Nashrani menyembah Isa dan ibunya.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

“ Orang-orang Yahudi berkata : “ Uzair itu putra Alloh subhanahu wa ta’ala “ Dan orang Nashrani berkata : “ Al Masih itu putra Alloh subhanahu wa ta’ala “ Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru orang-orang kafir yang terdahulu…” {Qs At Taubah : 30}

“ Pengikut Isa Al Masih berbeda pendapat setelah beliau diangkat ke langit,sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas dan para ulama salaf lainnya. Sebagaimana mereka berkata : “ Pada kami ada seorang hamba dan rasul Alloh subhanahu wa ta’ala yang diangkat ke langit “ yang lain berkata “ Dia adalah Alloh subhanahu wa ta’ala “. Sedangkan yang lainnya lagi berkata : “ Dia anak Alloh subhanahu wa ta’ala “ [Al Qoshosh al Anbiya : 627]

Dan nun jauh disana, tepatnya dijazirah Arab, mayoritas bangsa Arab sudah semenjak lama mengikuti dakwah Ismail, yaitu tatkala beliau menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim, yang intinya menyembah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, mengesakan Nya dan memeluk agama Nya.

Dan waktupun bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran tauhid yang pernah disampaikan kepada mereka.sekalipun begitu, masih ada sisa ajaran tauhid dan beberapa Syiar dari agama Ibrohim, hingga muncul Amr bin Luhay, peminpin bani Khuza’ah. Dia tumbuh sebagai orng yang suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.

Kemudian dia mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyemah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat lahirnya para rasul dan turunnya kitab. Maka dia pulang sambil membawa berhala Hubal dan meletakannya di dalam Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Alloh subhanahu wa ta’ala dengan menyembah Hubal tersebut. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk tanah suci.

Berhala mereka yang terdahulu adalah Manat, yang ditempatkan di Musyallal di tepi laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yang paling besar. Setelah itu kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat di Hijaz. Dikisahkan bahwa Amr bin Luhay mempunyai pembantu dari jenis jin.

Jin ini memberitahukan kepadanya bahwa berhala-berhala kaum Nuh (Wadd, Suwaa, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) terpendam di Jiddah. Maka dia datang kesana dan mengangkatnya,lalu membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji, dia menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah akhirnya berhala-berhala itu kembali ke tempat asalnya masing-masing, sehingga di setiap kabilah dan di setiap rumah hampir pasti ada berhalanya. Mereka juga memenuhi Al Masjidil Haram dengan berbagai macam berhala dan patung.

Tatkala Rasulullah menaklukan Mekkah, disekitar Ka’bah ada tiga ratus enam puluh berhala. Beliau menghancurkan berhala-berhala itu hingga runtuh semua, lalu memerintahkan agar berhala-berhala tersebut dikeluarkan dari masjid dan dibakar.

Begitulah kisah kemusyrikan dan penyembahan terhadap berhala,yang menjadi Fenomena terbesar dari agama orang-orang jahiliyah yang (masih) menganggap dirinya berada dalam agama nabi Ibrohim yang hanif.

Untuk itu pulalah, Rasulullah diutus yaitu untuk mengembalikan fithroh manusia pada tauhid yang didakwahkan rasul-rasul sebelumnya.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *