Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki, (QS. Asy-Syuro [42]: 49
Pernahkah kita membayangkan, satu keluarga, ayah, ibu dan anak-anak kita bermain bersama di Telaga Kautsar, telaga Rasululloh di surga? Ataukah kita pernah memimpikan satu hari nanti bersama anak-anak kita dapat merasakan keindahan surga dengan kenikmatan yang luar biasa? Sungguh itu semua bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Saudaraku…
Anak merupakan buah hati orang tua yang sangat disayangi dan dicintai. Ketika bahtera rumah tangga pertama kali diarungi, maka pikiran pertama yang terlintas dalam benak suami istri adalah berupa jumlah anak mereka kelak dan akan dibawa kemana masa depan anak-anak mereka.
Memiliki anak merupakan cita-cita besar setiap pasangan suami istri. Rasanya ‘belum sempurna’ jika pasangan suami istri yang telah resmi menikah belum juga dikaruniai seorang anak. Berbagai cara dilakukan, mulai dari program terapi kehamilan, konsultasi kandungan sampai mengkonsumsi obat-obatan herbal maupun kimia. Semuanya dilakukan dengan satu tujuan, yaitu demi memuluskan langkah dalam berketurunan.
Saudaraku…
Anak-anak adalah anugerah dari Alloh yang tentunya sangat berharga bagi orangtuanya. Anak-anak juga merupakan amanah yang dipercayakan Alloh kepada orang tua, yang harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Rosululloh bersabda;
“Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa betapa besar pengaruh sang anak kepada keselamatan kedua orang tuanya di akhirat kelak. Ketika sang ayah dan ibu mampu mendidik dan mengajarkan sang anak kepada nilai-nilai akidah yang benar, maka bukan tidak mungkin anak tersebut menjadi sebab terselamatkannya kedua orang tua mereka dari siksa api neraka. Karena dalam hadits di atas dijelaskan bahwa doa anak yang sholeh akan sampai kepada kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
Orangtua mana yang tidak bahagia melihat anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah. Anak-anak yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya, membantu mereka dan juga menyayangi mereka. Betapa indah, jika karunia yang Alloh berikan kepada hamba-Nya itu semuanya dapat menjadi penyejuk dan penenang jiwa. Anak-anak yang tumbuh dengan nilai ruhani yang kuat dan sehat, serta anak-anak yang kelak menjadi kebanggan Rosululloh karena menjadi bagian dari sabdanya yang menyatakan bahwa ummat Rosululloh adalah yang terbanyak masuk surga.
Akan tetapi, harapan itu sedikit demi sedikit mulai dikaburkan oleh para musuh-musuh Islam. Mereka menyebarkan virus menular kepada setiap orang tua agar berpikir dua kali jika ingin mempunyai anak. Usaha itu bukan hanya gertakan biasa, akan tetapi aksipun sudah mereka lakukan. Dan salah satu bukti nyata dari rencana mereka adalah dengan membuat program Keluarga Berencana (KB).
Dengan slogan yang mereka ungkapkan yaitu ‘dua anak lebih baik’, menjadikan sebuah kesimpulan akhir bahwa mempunyai anak lebih dari dua adalah sebuah ketidak baikan. Bahkan merebak dalam kajian-kajian mereka bahwa banyak anak akan semakin banyak pula masalahnya. Hmmm… benarkah demikian??
Saudaraku…
Hidup memang tidak akan lepas dari masalah. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, bermacam-macam masalah datang silih berganti. Lantas apakah dengan alasan ini menjadikan dalil bahwa banyak anak merupakan sumber masalah? Sungguh tidak logis dan masuk akal.
Alloh telah menjelaskan bahwa jika ingin keluar dari masalah hidup, maka merapatlah kepada Alloh . Jalani apa yang diperintahkan dan jauhi apa yang dilarang-Nya. Jika pola kita begitu, Alloh pasti menolong kita.
Jadi intinya adalah bukan permasalahan banyak atau sedikitnya anak yang menjadi ukuran, tetapi bagaimana pola hidup kita dalam menjalankan aktifitas kehidupan. Bukankah setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini semuanya sudah atas izin Alloh ? Mereka yang lahir sudah Alloh atur tentang kehidupannya, rezekinya, nasibnya dan juga matinya. Itu artinya adalah bahwa Alloh sudah menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan manusia itu sendiri. Jadi, tidak ada alasan untuk bersu’udzhon kepada Alloh .
Sebagai hamba yang beriman, menghiasi diri kita dengan tawakkal kepada Alloh adalah sebuah keniscayaan. karena itulah identitas yang membedakan antara kita orang beriman dengan mereka orang-orang kafir.
Semoga Alloh memberikan kita keisitqomahan di dalam meniti jalan yang lurus, jalannya para nabi dan rosul, itulah jalan shirotulmustaqim. Amiin.