WASHINGTON – Anggota parlemen AS, Kay Granger, telah mengancam Mesir, jika negara yang dahulu dipimpin oleh Hosni Mubarak itu mengkhianati perjanjiannya dengan Israel, maka Washington akan memotong bantuan tahunan senilai $ 2 miliar untuk Kairo.
“Bantuan Amerika Serikat untuk Mesir didasarkan pada perjanjian yang ditandatangani oleh Mesir dan Israel, sehingga hubungan kedua negara itu sangat penting,” kata Granger dalam wawancara dengan Jerusalem Post pada hari Senin (22/8/2011).
Ungkapan ini datang di saat meningkatnya ketegangan antara Kairo dengan Tel Aviv setelah pasukan Israel membunuh lima penjaga perbatasan Mesir pada hari Kamis di perbatasan antara Mesir dengan Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menyatakan Sabtu pekan lalu bahwa Israel sangat menyesal atas kematian petugas keamanan Mesir beberapa saat setelah Mesir mengumumkan penarikan duta besarnya di Tel Aviv.
Mesir merupakan negeri Arab pertama yang menandatangani kesepakatan dengan negara Zionis Israel tahun 1979, namun situasi Mesir berubah drastis sejak disingkirkannya diktator Hosni Mubarak pada bulan Februari. Selain itu, banyak partai politik Mesir yang meminta perubahan atas perjanjian tersebut.
Bayaran yang berkedok ‘bantuan tahunan’ Amerika Serikat telah disediakan untuk Mesir sejak Kairo dan Tel Aviv menandatangani kesepakatan itu. Dana itu dibayarkan untuk membuat Mesir tunduk pada kepentingan AS dan Israel.
Sementara itu, Granger juga memperingatkan bahwa AS akan memotong dana bantuan sebesar $ 500 juta yang disediakannya bagi Otoritas Palestina jika negara terjajah itu mencari pembelaan PBB terhadap negaranya.
Granger merupakan anggota parlemen perempuan di komite urusan luar negeri yang khusus menangani pengucuran dana bantuan. (Redaksi – HASMI//Arr).