Amalan yang Disyariatkan di Bulan Romadhon

7 Jul 2014Redaksi Teras Ramadhan

Saudaraku..!! Berikut ini beberapa amalan yang ditegaskan pelaksanaannya pada bulan Romadhon untuk selalu diperhatikan dan dioptimalkan :

  1. Puasa

Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda:

“Setiap amal anak Adam adalah miliknya, setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipatnya. Alloh  berfirman, “Kecuali puasa, sebab puasa adalah milik-Ku dan Aku memberi balasan atas puasa tersebut. Ia meninggalkan syahwat, makanan, dan minumannya demi Aku. ‘Orang yang puasa mendapatkan dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi bagi Alloh dari aroma misik.”(HR.  al-Bukhori dan Muslim)

Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda:

“Barangsiapa yang berpuasa  pada bulan Romadhon karena iman dan mengaharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR.  al-Bukhori dan Muslim)

Puasa berarti menahan diri dari makanan dan minuman serta hal-hal yang membatalkan puasa serta tindakan haram, seperti berkata dusta, keji, menggunjing, atau mengadu domba. Saudaraku, jangan anda menyamakan hari berpuasa dengan hari anda tidak berpuasa. Jangan sampai dari puasa Romadhon ini, anda hanya mendapatkan lapar dan dahaga belaka.

  1. Qiyamul Lail (sholat malam)

Rosululloh  bersabda:

“Barangsiapa mendirikan (sholat) malam pada bulan Romadhon karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR.  al-Bukhori dan Muslim)

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He)  berfirman,

“Adapun hamba-hamba Robb yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang yang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam” dan orang-orang yang mengha-biskan waktu malam untuk beribadah kepada Robb mereka dengan bersujud dan berdiri.”(QS. al-Furqon [25]: 63-64)

Diriwayatkan dari Sa’i bin Yazid, ia berkata, “Dulunya ada seorang imam membaca ratusan ayat al-Qur’an, sampai kami harus bersandar dengan tongkat karena lamanya berdiri. Selain itu, orang-orang tidak keluar dari masjid, kecuali ketika fajar menyingsing.”

  1. Bersedekah

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas , ia berkata:

Nabi  adalah manusia paling dermawan terhadap kebaikan. Dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Romadhon, ketika berjumpa dengan Jibril… Jika Jibril menemuinya, maka beliau lebih dermawan terhadap kebaikan daripada hembusan angin.” (HR.  al-Bukhori)

Sedekah pada bulan Romadhon memiliki keistimewaan sendiri, kerenanya bersegeralah melakukannya. Ada beberapa bentuk sedekah pada bulan Romadhon:

  1. Memberi makan

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman:

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan, (sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makan kepada kalian hanya karena mengharapkan keridhoan Alloh, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kalian. Sungguh, kami takut akan (azab) Robb pada hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan. “Maka Alloh melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera.” (QS. al-Insan [76]: 8-12)

Karenanya, para Salafush Sholih gemar memberi makan, baik dengan memberi makan kepada orang yang kelaparan maupun memberi makan kepada saudara Muslim yang sholih. Tidak ada syarat fakir miskin bagi orang yang diberi, makan. Di dalam hadits ‘Abdulloh bin Umar  disebutkan, “Seseorang bertanya kepada Rosululloh , ‘Bagaimanakah (menjalankan) Islam yang baik? ‘Beliau menjawab, ‘Kalian memberi makan, dan mengucapkan salam kepada orang yang kalian kenal dan yang tidak kalian kenal.” (HR.  al-Bukhori dan Muslim)

Imam asy-Syafi’i  menuturkan, “Amalan yang lebih disukai bagi seseorang adalah bertambah dermawan di bulan Romadhon karena meneladani Rosululloh [sasw], membantu orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya, dan karena kesibukan sebagian mereka dalam beribadah yang mengakibatkan mereka tidak bisa bekerja dengan maksimal.”

  • Memberi hidangan berbuka untuk orang yang berpuasa

Terdapat banyak riwayat yang menjelaskan keutamaan tindakan ini. Di antaranya adalah sabda Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him), “Barangsiapa yang memberi hidangan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Ahmad)

  1. Bersungguh-sungguh dalam membaca al-Qur’an

Romadhon adalah bulan al-Qur’an, maka seorang hamba Muslim memperbanyak membaca al-Qur’an di bulan ini. Disebutkan bahwa karakter generasi salaf adalah sangat perhatian kepada al-Qur’an. Jibril  menyimak bacaan al-Qur’an Rosululloh  pada bulan Romadhon. ‘Utsman bin Affan raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him) mengkhatamkan bacaan al-Qur’an satu kali dalam sehari. Ada juga beberapa generasi salafus Sholih yang mengkhatamkan al-Qur’an dalam Qiyamul lail (sholat malam) mereka dalam satu malam, ada juga yang menghatamkannya dalam tiga malam, sebagian yang lain dalam tujuh malam, sebagian yang lain dalam sepuluh malam.

Ibnu Rojab  mengatakan, “Adapun larangan untuk menghatamkan bacaan al-Qur’an dalam tiga hari adalah apabila dilakukan secara berkelanjutan. Namun, apabila dilakukan dalan waktu-waktu utama, seperti bulan Romadhon khususnya malam-malam yang diharapkan turunnya Lailatul Qodar, atau di tempat-tempat utama, seperti halnya Mekkah, bagi selain penduduknya, maka dianjurkan untuk memperbanyak membaca al-Qur’an, untuk memanfaatkan keutamaan yang dimiliki waktu dan tempat tersebut. Ini adalah pendapat Ahmad, Ishaq, dan imam-imam yang lain. Apa yang dilakukan ulama lain juga menunjukkan pendapat ini.”

  1. Berdiam di dalam masjid hingga matahari terbit

Diriwayatkan dari Jabir bin Samuroh , ia berkata, “Bahwasanya setiap kali Nabi Muhammad  selesai sholat fajar, beliau duduk di tempat sholatnya hingga matahari terbit dengan terang.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Anas  bahwa Nabi Muhammad ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda, “Barangsiapa yang mendirikan sholat shubuh dengan berjamaah, kemudian tetap duduk di tempat sholatnya hingga matahari terbit, lalu mendirikan sholat dua rokaat, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umroh.” Anas  berkata, “Rosululloh  melanjutkan, ‘(Pahala) yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidzi)

  1. I’tikaf

Diriwayatkan dari Abu Huroiroh , ia berkata: “Adalah Nabi ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) beri’tikaf di setiap bulan Romadhon selama sepuluh hari. Dan pada tahun beliau wafat beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.”(HR.  al-Bukhori)

I’tikaf adalah ibadah yang menghimpun berbagai jenis ketaatan, yaitu mulai dari membaca al-Qur’an, sholat, dzikir, doa, dan lain sebagainya. I’tikaf yang paling ditekankan adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhon, sebagai upaya menjumpai Lailatul Qodar. I’tikaf merupakan bentuk kholwat (menyepi) yang disyariatkan. Seorang yang beri’tikaf telah ‘memasung’ dirinya untuk taat dan dzikir kepada Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He). Ia telah memutus hubungan dari segala kesibukan duniawi, doa mengarahkan hati dan badannya kepada Robbnya. Tiada lagi tujuannya, kecuali Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) dan ridho-Nya.

Ada banyak keutamaan dan pahala besar di dalam ibadah ini, Ya Alloh, ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan segenap kaum Muslimin. Amiin

Allohu’alam

(Red-HASMI)