ABDULLAH BIN RAWAHAH RODHIYALLOHU’ANHU
Oleh : Ghofar Ismail
Abdullah bin Rawahah Rodhiyallohu’anhu berasal dari golongan Anshar, mengikuti Bai’at Aqobah al-Ula (sumpah setia angkatan pertama) bersama 11 orang lainnya, yang kesemua mereka adalah pembuka jalan dakwah Rosululloh ke kota Madinah. Dia juga mengikuti Bai’at Aqobah kedua bersama sekitar 70 orang lainnya. Mengikuti perang Badar dan perang Uhud.
Dialah orang yang memberikan perlindungan kepada Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam ketika beliau melebarkan sayap Islam di Madinah. Seorang yang banyak usahanya dalam membela agama dan mengukuhkan sendi-sendinya.
Dialah orang yang waspada hingga dapat mematahkan tipu muslihat musuh Islam bernama Abdullah bin Ubay (pemimpin golongan munafik) terhadap Islam.
Abdullah bin Rawahah Rodhiyallohu’anhu adalah seorang yang pandai bersyair. Di samping itu, dia juga adalah seorang panglima perang yang mampu membawa pasukannya maju tanpa gentar, menghadapi kekuatan musuh yang berlipat jumlahnya dari pada kekuatan kaum muslimin.
Suatu ketika pecahlah perang Mu’tah. Kaum muslimin menghadapi tentara Romawi yang jumlah pasukannya jauh lebih banyak dari kaum muslimin. Ketika tentara Islam melihat jumlah pasukan Romawi dan berniat untuk meminta tambahan pasukan kepada Rosululloh, maka Abdullah bin Rawahah berkata “Saudara-saudara sekalian! Demi Alloh Subhanahuwata’ala, sesungguhnya kita berperang melawan musuh-musuh kita bukan berdasar bilangan, kekuatan atau banyaknya jumlah.
Kita tidak memerangi mereka, melainkan karena mempertahankan Agama kita ini, yang dengan memeluknya kita telah dimuliakan Alloh Subhanahuwata’ala …! Ayolah kita maju…! Salah satu dari dua kebaikan pasti kita capai, kemenangan atau syahid di jalan Alloh Subhanahuwata’ala …!”
Pemimpin yang pertama adalah Zaid bin Haritsah Rodhiyallohu’anhu gugur sebagai syahid, disusul oleh pemimpin yang kedua Ja’far bin Abi Thalib Rodhiyallohu’anhu hingga ia pun syahid. Dengan cepat Abdullah bin Rawahah meraih panji Islam dari tangan kanan Ja’far, meneruskan perjuangan menjadi panglima ketiga dan memimpin pasukan maju ke medan laga.
Dengan kegigihannya ia terus melaju membawa pasukan menerjang musuh hingga ia pun menyusul kedua pendahulunya yang telah syahid. Ia gugur sebagai pahlawan syahid pada tahun 8 Hijriyah.
Alangkah mulianya perjuangan para pendahulu Islam, mereka berjuang dengan penuh keikhlasan dengan kesungguhan mendapatkan “Mati Syahid atau Hidup Mulia”. Demikianlah seharusnya seorang muslim meneladani perjuangan mereka. Semoga Alloh membalasnya dengan surga yang penuh kenikmatan tiara tara.
(Sumber : Rijal haular Rasul.)
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0002 Rubrik Pahlawan-Pahlawan Islam Jihadi